24

2.4K 415 139
                                    

Setelah Haera turun dari kereta yang dia tumpangi, gadis itu segera mengirim pesan kepada Donghyuck. Dia mengirim, "gua udah sampai" kepada Donghyuck. Tak lupa Haera memberi tau warna dari pakaian yang sedang digunakannya agar Donghyuck dapat menemuinya. Untunglah tidak terlalu banyak orang memenuhi subway hari ini. Sepertinya pada waktu seperti ini orang-orang sedang disibukkan dengan pekerjaan mereka.

Tak lama atensi Haera beralih dari ponsel menjadi vending machine. Sepertinya Haera sedikit haus dan memutuskan untuk menghampiri benda itu. Sesampainya di depan vending machine, Haera berpikiran untuk membelikan Donghyuck sebotol minum. Yah, sebagai hadiah pertemuan, begitu pikirnya. Namun Haera tidak tau minuman apa yang disukai oleh Donghyuck, dan kini gadis itu sedikit gundah.

Ketika Haera masih berdebat dengan dirinya sendiri—berdebat mengenai haruskah Haera bertanya pada Donghyuck perihal minuman—ponsel miliknya mengeluarkan suara. Suara itu menandakan bahwa seseorang baru saja mengiriminya sebuah pesan. Benar saja, pesan itu dikirim oleh Donghyuck.

Lo lagi berdiri di depan vending machine, ya?

Begitu bunyi dari pesan yang dikirim oleh Donghyuck. Tanpa pikir panjang Haera langsung membalas ya, dan tak lama seseorang menghampiri dirinya. Tak lupa orang yang menghampirinya memanggil namanya.

"Haera, ya?"


***


Haera mengatakan bahwa dia menggunakan sweater biru. Haechan pun segera mendongak dari ponselnya untuk melihat figur gadis yang sedang mengenakan sweater biru. Kayaknya dia masih di dalam, deh, pikir Haechan. Haechan pun memutuskan untuk masuk agar dapat bertemu dengan mutualnya itu.

Sweater biru, sweater biru, sweater bi—  eh? Itu bukan, ya?

Seorang gadis yang mengenakan sweater biru sedang berdiri di depan vencing machine. Tampaknya gadis itu sedang ingin membeli minum. Untuk memastikan, Haechan pun bertanya pada Haera apakah mutual itu sedang berdiri di depan vending machine atau tidak. Tak lama, Haera memberikan jawaban ya dari pertanyaan yang sudah dilontarkan oleh Haechan. Tanpa berpikir panjang Haechan langsung menghampirinya.

Saat ini Haechan gugup entah karena apa. Mungkin karena dia sangat bersemangat karena akan bertemu dengan mutualnya. Sebelum Haechan memanggil nama mutualnya itu, dia sempat memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah Haera tau siapa dirinya. Di antaranya berteriak histeris, mematung untuk beberapa saat, dan mungkin yang paling parah pingsan. Namun Haechan berharap kemungkinan yang paling buruk tidak akan terjadi. Bisa repot kalau Haera pingsan, bisa saja orang-orang yang sedang berlalu lalang meng-cap Haechan sebagai pemuda yang berniat buruk pada gadis itu.

Ah, udahlah! Langsung panggil aja.

"Haera, ya?"

Gadis yang dipanggil Haechan itu seketika menoleh. Saat gadis itu menoleh, Haechan entah kenapa memberikan senyuman yang terlihat kikuk. Sepertinya Haechan gugup bukan main. Tak lama setelah Haechan memanggilnya, gadis itu menunjukkan wajah yang terkejut bukan main sedangkan Haechan masih saja menunjukkan senyuman kikuknya. Kini gadis itu menatap Haechan dari ujung kepala sampai ujung kaki sebanyak tiga kali—ya, Haechan menghitungnya. Wajar saja kalau dia menatap Haechan seperti itu. Gadis itu pasti terkejut bukan main karena

Dia pasti kaget kalau—

"Donghyuck?"

mutualnya itu—

"Astaga!"

biasnya—

"Lo mirip banget sama Haechan!"

sendiri—

Hah?

"Hah?" tanpa sadar kata itu keluar dari mulut Haechan. Di detik selanjutnya Haechan menyadari bahwa dia melakukan kesalahan sehingga kedua tangannya automatis menutup mulutnya.

Gila! Ini dia beneran nggak nyadar apa gimana?! jerit Haechan dalam hati.

***


a.n

next chapter semoga lebih panjang dari ini 😬👍 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

moots | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang