11

5.7K 1K 39
                                    

"Kalian nggak tau kalau itu bisa bahayain diri kalian?" Tanya seorang pria yang duduk di kusir kemudi. "Coba kalau saya nggak ada disitu, kalian pasti sudah habis gara-gara fans kalian." Manajer mereka terus menceramahi Haechan yang memasang wajah kesal sedangkan Renjun hanyan diam.

Bagaimana Haechan tidak kesal, tiba-tiba saja manajernya berada di café itu. Tentu Haechan terkejut bukan main, bisa-bisanya di waktu yang tidak tepat bertemu dengan manajernya yang terkenal gemar berceramah itu. Haechan masih ingat wajah manajernya yang awalnya senang bisa menyantap kopinya menjadi panik melihat keberadaanya.

Saat itu juga manajernya langsung menarik Haechan serta Renjun keluar dari café. Padahal Haechan belum sempat menyapa Haera saat itu. Keinginannya untuk bertemu Haera pun kandas begitu saja.

"Kenapa kalian diam terus? Kalian belum jelasin kenapa kalian ada di café itu."

Haechan berdecak saking kesalnya akan manajernya. "Mau ketemu teman." Jawabnya dengan nada tidak bersahabat.

"Kenapa harus ketemuan disana? Memangnya tidak ada café yang lain?"

"Terus kenapa hyung beli kopinya harus di café itu? Emangnya nggak ada café lain?" Haechan malah membalas dengan sarkas membuat manajernya menghela napas. Mendengar jawaban Haechan, Renjun langsung menepuk pundak temannya dengan keras. Renjun seakan memberi pandangan, jangan kurang ajar!

Haechan hanya merotasikan bola matanya akibat tatapan Renjun. Dia kira Renjun akan ikut marah-marah pada manajernya, namun nyatanya tidak. Mood Haechan benar-benar kacau. Awalnya dia sangat senang, namun tiba-tiba dia jadi kesal.

Kini hanya suara musik dari radio yang mengisi keheningan. Manajer mereka lebih memilih untuk fokus mengemudi. Haechan memilih untuk melihat pemandangan kendaraan bermotor yang berlalu lalang melalui jendela mobil. Kalau Renjun, dia cuma diam.

Sebenarnya Renjun gemas dengan Haechan. Andai saja Haechan tidak melakukan pemanasan sebelum menemui mutualnya, pasti dia sudah bertemu dengan Haera. Sayang sekali saat Haechan mulai beranjak, manajernya memasuki café dan mereka tertangkap basah.

Kira-kira Haera masih menunggu Haechan tidak, ya?

renjun

renjun
haechan
gimana jadinya?

Haechan menengok ke arah Renjun. Haechan tidak mengerti, padahal mereka duduk bersebelahan, tapi kenapa Renjun memilih untuk mengirim pesan padanya.

haechan
kenapa lewat chat sih nanyanya?

renjun
mau diceramahin manajer hyung?

haechan
nggak sih...

renjun
kasih tau mutual lo
bilang kalau lo nggak bisa datang

haechan
nanti kalau dia benci sama gua gimana?
nanti gua di cap cowok nggak baik dong

renjun
emang lo nggak baik

Haechan automatis menepuk pundak Renjun dan tentu saja si korban langsung meringis.

"Renjun, saya antar Haechan ke hall dulu, ya." ujar sang manajer. "Nanti baru saya antar kamu ke dorm." lanjutnya.

Renjun cuma mengangguk, sedangkan Haechan tetap mengerucutkan bibirnya. Melihat muka masam temannya sedari tadi membuat Renjun memiliki ide. Ide yang mungkin akan membuat Haechan memujinya sebagai orang jenius.

Renjun pun kembali menulis pesan untuk Haechan. Setelah pesan itu terkirim, dia menyikut lengan Haechan untuk membaca pesannya.

renjun
gua punya ide
gua bakal ke café itu lagi dan ketemu sama mutual lo

haechan
lo pura-pura jadi donghyuck, gitu?

renjun
nggak
gua bakal ketemu dan bilang
"oh, lo mutualnya donghyuck, kan? maaf banget dia nggak bisa datang
dia habis kecelakaan"

***

moots | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang