12

5.4K 977 49
                                    

"Kamu mau tunggu dimana, Renjun?"

"Saya nanti tunggu di sini aja, hyung." jawab Renjun. Sang manajer hanya mengangguk mengerti lalu dia meninggalkan Haechan serta Renjun di waiting room.

Karena Haechan menyetujui ide Renjun, Renjun pun tidak jadi kembali ke dorm dan ikut pergi bersama Haechan ke tempat dimana NCT 127 menggelar konser. Dengan begitu nanti Renjun akan kembali ke café itu untuk menemui Haera. Renjun akan meminta maaf ke Haera dan mengatakan bahwa Haechan tidak bisa datang karena mengalami kecelakaan,  nyatanya dia memang kecelakaan—tulang keringnya patah saat sedang berlatih.

"Kata Taeyong hyung, mereka baru mau berangkat." ujar Haechan setelah mengecek ponselnya.

"Kalau gitu, gua langsung ke café lagi, ya." pamit Renjun yang kini sudah berdiri dari duduknya.

Tiba-tiba Haechan memanggil Renjun. "Hati-hati ketauan." pesannya.

Renjun mendengus. "Gua kan pakai masker, nggak kayak lo yang nekat nggak pakai masker." setelah itu Renjun meninggalkan Haechan sendirian dia waiting room.

Kini Haechan sendirian dan tidak tau mau berbuat apa. Oh, iya. Mungkin dia harus berdoa agar identitas Renjun sebagai seorang idol tidak terbongkar. Semoga saja tidak ada yang sadar bahwa temannya itu adalah seorang Huang Renjun.

***

Seingat Haera, Minjee sudah memesan tiga cangkir cokelat panas. Baru saja pelayan kembali datang untuk mengantar secangkir cokelat panas lagi untuk Minjee. Haera yang melihat temannya itu cuma bisa mengerjapkan matanya berkali-kali saking tidak percaya dengan kelakuan Minjee.

Dan yah, Donghyuck masih belum datang. Setelah Haera mengirim pesan kepada Donghyuck tentang ciri-ciri dirinya, mutualnya itu tidak lagi mengirim pesan. Sebenarnya Haera ingin bertanya mengenai keberadaan Donghyuck, tapi dia selalu mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk menunggunya saja. Untungnya Minjee dengan senang hati ingin menemani Haera untuk menunggu Donghyuck, dengan begitu Haera tidak akan cepat jenuh.

"Dia masih lama, nggak?" tanya Minjee setelah menyesap cokelat panasnya. Haera cuma mengedikkan bahunya karena dia juga tidak tau apa Donghyuck akan datang atau tidak.

Saat Haera masih berpikir apa mutualnya akan datang atau tidak, datanglah pengunjung baru. Pengunjung itu menggunakan masker serta topi sehingga wajahnya tidak terlihat. Orang itu pun menghampiri meja yang diduduki Haera dan Minjee.

Seseorang yang misterius itu menarik perhatian Minjee. Minjee yang menyadari bahwa orang itu menghampiri mejanya automatis memanggil Haera. Tak lupa Minjee memberi tatapan; apa ini mutual lo?

Haera langsung mendongak dan melihat orang itu sedang berdiri di sampingnya. Dia automatis berdiri dan menunjuk orang itu sambil bertanya, "Donghyuck?"

Namun sayangnya, orang itu menggeleng. Dia memperkenalkan diri, "gua temannya Donghyuck. Apa lo Haera, mutualnya Donghyuck?"

Ohh, bukan Donghyuck.

Haera mengangguk walaupun saat ini dia benar-benar bingung. Kira-kira apa keperluannya sampai dia menghampiri Haera dengan pakaiannya yang terlihat misterius? Wajar saja kan kalau Haera memikirkan hal negatif?

"Maaf, tapi Hae—ma-maksudnya Donghyuck, dia nggak bisa datang." jelas temannya Donghyuck. "Dia habis... kecelakaan."

"HAH?!" Haera dan Minjee kompak mengatakan hal itu karena terkejut.

"Kecelakaan? Jadi, dia meninggal...?"

"Nggak, nggak! Dia masih selamat kok. Ka-kakinya patah pas dia mau nyebrang." jawab orang itu. Astaga, itu masuk akal nggak, sih?

Mendengar itu Haera dan Minjee sama-sama menghela napas lega. Mereka pikir suatu hal yang sangat buruk terjadi pada Donghyuck, untung saja yang terjadi tidak seburuk yang mereka bayangkan.

Teman Donghyuck bilang bahwa saat ini Donghyuck sedang berada di rumah sakit. Donghyuck lah yang menyuruh orang misterius ini untuk menemui Haera sekaligus meminta maaf. Untungnya Haera juga Minjee percaya percaya saja dan merasa iba dengan kejadian yang menimpa Donghyuck. Melihat respon Haera dan Minjee membuat orang misterius itu mengucap syukur dalam batinnya karena tidak ada yang curiga dengan kebohongannya. Walaupun jauh di lubuk hatinya dia merasa kasihan karena harus berbohong pada perempuan di depannya.

"Eh, kira-kira gua bisa nitip nggak? Gua rencananya mau kasih ini ke Donghyuck." ujar Haera sambil menunjukkan sebuah kantong yang berisikan freebies yang dikumpulkan oleh Minjee.

"Oh, bisa kok." orang itu menerima titipan Haera. "Kalau gitu, gua balik ya. Makasih udah mau nungguin Haec—Donghyuck!" pamit orang misterius itu.

Setelah orang itu meninggalkan café, Haera segera mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi Twitter. Dia mencari profil Donghyuck, lalu Haera mengirimkan pesan untuk bertanya apa mutualnya baik baik saja. Di sisi lain, ada Minjee yang melamun setelah kepergian orang misterius itu. Minjee terus berkata pada dirinya bahwa sepertinya dia mengenali orang itu.

"Kok gua merasa familiar sama orang itu, ya?"

"Hah? Kenapa?" tanya Haera yang sadar bahwa Minjee mengucapkan sesuatu.

"Ah, nggak. Gua cuma penasaran, kira-kira temannya Donghyuck punya Twitter nggak, ya?"

"Kalau dia punya, lo mau ajak mutualan gitu?"

"Mungkin."

***

moots | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang