30.

664 130 51
                                    

Masih pukul 8:00 pagi tapi Ken sudah sibuk di dapur menyiapkan nasi goreng dengan bahan seadanya untuk sarapan. Hari ini ia mempunyai waktu senggang karena bimbingannya baru selesai kemarin dan ia cuma tinggal melanjutkan review hasil penelitiannya. Sudah hampir selesai perjuangannya di semester akhir ini.

Hari ini mood-nya lagi bagus. Senyumnya tergambar jelas walaupun ia sedang menumis bawang dan cengek atau cabai kalau orang Bandung bilang. "Widiiih, lagi mau buat sarapan nih gue liat-liat."

Suara itu bersumber dari Alden yang baru saja turun dari rooftop sambil membawa ember. Ken cuma bisa mengernyit melihat Alden karena penampilannya temannya itu yang seperti 'gembel' saat ini. Rambut gondrongnya yang lusuh dan cuma memakai boxer kusut yang tentu saja ngga pernah ia setrika karena alasan, 'Ngga keliatan juga, kan gue pakenya di dalem'

"Habis ngapain?" tanya Ken.

"Jemur baju"

"Punya gue sekalian?" tanya Ken lagi.

"Sorry bang, gue lagi kesurupan setan jahat hari ini jadi ngga ada tuh yang namanya titip-titip." jawab Alden sambil masuk ke kamar mandi.

"Bang, lo bikin apa itu? Gue mau juga dong!" teriak Alden dari dalam kamar mandi.

"Sorry Den, gue lagi kesurupan setan jahat hari ini jadi ngga ada tuh yang namanya bikinin sarapan juga buat orang." balas Ken sambil tertawa dan pergi ke ruang tengah.

"ANJIR BANG KAN GUE CUMA BERCANDA"

"Bodo" ucap Ken lirih. Hari ini jangan sampai ada yang ngerusak mood-nya, sekalipun itu mereka—penghuni kosan ini.

Oh ngga, justru para pelaku utama yang dicurigai sebagai penghancur mood Ken ya mereka ini. Emang susah satu kosan sama blasteran manusia-setan.

Ken membiarkan TV ruang tengah menyala dengan volume kecil dan juga membiarkan ponselnya menyetel lagu-lagu yang ada di playlist musiknya.

Jadi sebenernya TV menyala itu ngga ada fungsinya, cuma buat biar ada suara-suara aja.

"Tidur pagi bangun pagi ya bang" sapa Zidan yang baru keluar dari kamarnya.

Ken menoleh, "Oy Dan, udah bangun? Iya dong— lah?"

"Gue ngga sengaja denger HAHAHAHAHA UPS SORRY"

"Anjrit—"

"Kamu jangan begadang, nanti sakit kasihan Neni kalo kamu sakit juga pasti kepikiran" Winwin yang baru keluar dari kamarnya ikut masuk ke obrolan mereka.

"Shit..."

"HAHAHAHA LO DENGER JUGA BANG?" tanya Zidan ke Winwin.

Winwin mengangguk. "Denger" jawabnya singkat sambil berjalan ke kamar mandi.

"Oh pantes dari tadi senyum-senyum mulu. Orang mah ngiris bawang nangis, bang Ken senyum" sahut Alden yang baru selesai melakukan urusan pribadinya di kamar mandi.

"Ngarang aja lo—"

"Ngiring iji lo" sahut Cio juga yang entah sejak kapan berada di situ ikut menimpali.

Tawa Zidan makin keras melihat muka Ken yang sekarang sudah merah karena malu dan juga kesal. Ingin rasanya ia melempar piring yang sedang ia pegang ke dua orang itu.

"Kirain lo tidur cepet semalem" ucap Zidan ke Alden. "Lo denger juga?"

Alden melihat ke arah Ken dan Zidan secara bergantian, "Emang gue tidur cepet makannya ngga jadi mabar kan semalem. Kenapa emang?"

QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang