12.

1.2K 249 35
                                    

Badannya mulai capek sama jadwal kuliah dan tugas kelompok tambahan seharian ini. Winwin berjalan lesu memasuki kosan dan mendengar perdebatan dari arah dapur yang pelakunya siapa lagi kalau bukan Lio sama Yanu.

Ia masuk ruang tengah dan ngerasain kaya ada angin kencang yang tiba-tiba hampir menabraknya, "ADUH BANG KEN TOLONG!" kata angin itu aka Yanuar. Ia menggeleng melihatnya, pemandangan yang sering banget terjadi.

Winwin meletakkan tasnya sembarang, kemudian menjatuhkan tubuhnya ke kasur kesayangannya. Tangan kirinya menutupi setengah wajahnya, terdiam sesaat mengatur nafas.

"Udah jam 5 aja" lirihnya setelah melihat jam di ponsel kemudian kembali terdiam sambil melihat langit-langit kamar. Terlalu malas untuk mandi, tapi badannya juga terlalu lengket dengan keringat setelah seharian beraktivitas.

Diluar masih terdengar suara berisik teriakan adu mulut antara Yanu dan Lio. Ia tersenyum secara ngga sadar memikirkannya. Kalau bukan karena mereka, mungkin ia akan benar-benar merasa sendiri. Salah satu hal yang patut ia syukuri saat ini.

"Win lo udah pulang?" terdengar suara Ken dari luar pintu.

"Udah bang, masuk aja"

Ken memberikan satu paket yang lumayan besar ke Winwin. Disitu tertulis jelas untuk siapa dan dari siapa pengirimnya, yang ngga lain adalah Mama Wina, Mamanya Winwin. Ia kemudian membuka paketnya, ada beberapa box makan yang di dalamnya ada masakan buatan Mama dan beberapa jajanan ringan berasal dari luar negeri karena Papanya yang baru pulang dari perjalanan bisnis. Tangannya segera mencari nama 'Mama' di ponsel.

"Halo, Ma?"

"Ya halo, Arya?" terdengar suara Mamanya dari sebrang telepon.

"Kenapa repot-repot ngirim paket makanan segala?"

"Oh udah nyampe? Ngga apa-apa, kamu pasti kangen masakanan rumah  kan jadi Mama masakin buat kamu sama temen-temen. Itu di taruh di kulkas ya nanti bisa diangetin lagi kalau mau dimakan"

"Iya ma makasih... Mama sehat? Papa?"

"Sehat. Kamu sehat, nak?"

"Sehat, Ma. Ma..."

"Iya?"

"Maaf ya Ma belum bisa pulang lagi"

"Ngga apa-apa. Kamu kalo kangen Mama pulang aja ya, nanti Mama yang bukain pintunya"

Percakapannya berlanjut sampai lebih dari setengah jam. Mulai dari ia menceritakan tentang kuliahnya, bercerita mengenai teman-teman kos yang sejujurnya ngga akan pernah ada habisnya jika harus diceritakan, hingga Mama yang juga ikut bercerita mengenai teman-teman di arisannya.

Winarya, terkesan diam dan cuek tetapi jika ia sudah merasa aman dan nyaman dengan seseorang, ia bukan lagi orang yang seperti itu.

Begitu teleponnya ditutup, ia beranjak untuk mandi.

Pokoknya harus mandi, kalo engga nanti gue dinyamukin kaya Lio. Batinnya.

"Loh handuk gue mana?" pikirnya bingung. Handuk yang biasa mereka sampirkan digantungan sebelah ember baju itu cuma ada 5. Termasuk punya Winwin yang ngga ada.

"Bang Arya ngapain?" tanya Alden yang mau ke dapur untuk membuang sampah kertas bekas tugas-tugas yang salah ia print.

"Lo liat handuk gue ngga, Den?"

"Hah? Ngga tuh. Masih di laundry kali?"

"Engga, belum jadwal gue nge-laundry"

"Coba cari lagi siapa tau diambil tikus"

QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang