23.

982 178 33
                                    

Teriakan Zidan dan Lio yang sedang bermain PES mengisi kebisingan ruang tengah. Ngga ada taruhan, kali ini main bersih karena semuanya lagi di fase krisis moneter anak kos.

Sudah hampir dua jam mereka nongkrong di depan TV dengan keadaan sekitar yang ya, kalau kata orang sih kaya kapal pecah. Isi cemilan ciki tumpah berserakan, gelas bekas minum mereka juga masih dibiarkan di bawah di samping meja, kaos yang Lio pakai pun sudah ngga di tempat yang seharusnya lagi—iya, orangnya di depan TV, kaosnya tergeletak di sofa.

Ken yang sedang mengerjakan skripsinya di kamar sering kali keluar melempar apa yang bisa dilempar untuk menyuruh mereka berdua diam—dan akhirnya menyerah. Ia ikut duduk menonton kedua temannya itu.

"Yan tunggu tunggu! Titip ambilin minum sekalian kalo kesini" perintah Ken yang melihat Yanu menuju ke kulkas.

"Ye" jawab Yanu singkat.

"Yan, selamat ulang tahun buat ibuk!!" teriak Lio heboh.

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU HAPPY BIRTHDAY TO YOU HAPPY BIRTHDAAAAY YANUAR'S IBU SELAMAT ULANG TAHUN!" tambah Zidan yang juga semangat menyanyikan lagu ulang tahun.

"Ulang tahun nyokap gue masih minggu depan ya sinting!" katanya sambil melempar kaleng soda ke Ken.

"Kata Bang Ken sekarang" ucap Lio tanpa menoleh, matanya masih fokus ke pertandingan PES 2020. "FAAAK!"

Zidan mencetak gol lagi. Lio sudah kalah ketinggalan 6 skor dari Zidan. "Satu lagi lo ngegolin gue udahan ah"

"Dih anjir cupu?" balas Zidan sambil melempar kacang sukro yang ia ambil dari lantai.

"Lah siapa yang bilang sekarang? Kagak ada" jawab Ken merespon omongan Lio tadi. Yanu ikut duduk disamping Ken, menyampirkan handuk di lehernya. "Mau mandi?" tanya Ken ke Yanu.

Yanu menggeleng, "Ngga, pengen ngalungin aja biar adem kan handuk gue basah, hareudang kieu euy (gerah gini euy)"

"AC kamar lo rusak juga?"

"Ngga"

"Terus?"

"Ya emang gue ngga boleh hareudang? Kalau gue hareudang gue dosa besar gitu?"

"Ibak atuh sia teh anjir (mandi makannya kamu tuh)" timpal Zidan yang saat itu juga dilempar handuk sama Yanu tepat menutupi mukanya. Zidan langsung membuangnya jauh-jauh.

"Eh bro, bocoran!! Besok Fikom Fest guest starnya siapa coba tebak" ucap Lio antusias mengganti topik pembicaraan, tapi semuanya diam ngga ada yang berminat menjawab. "Juicy Luicy! Seneng ngga lo, Dan? Ada lagi, tapi gue juga belum tau siapa"

Akhirnya nanya sendiri, jawab sendiri.

"Udah tau" jawab Zidan singkat.

"Kok lo udah tau sih?"

"Ya jelas lah" Pokoknya segala yang berkaitan sama Juicy Luicy pasti Zidan tahu. Juicy Luicy, salah satu band lokal asal Bandung beranggotakan 7 member yang sudah banyak menginspirasi Zidan dan bandnya lewat lirik dan lagu yang mereka ciptakan. Sayangnya, sekarang ia sudah jarang nonton Juicy Luicy perform karena kesibukan kuliah dan schedule manggung.

Lagunya aing banget, kata salah satu teman band Zidan.

"Kok ngga ngundang band gue juga? Gue sering bawain lagu-lagu mereka" tanya Zidan menuntut. Dan sebenarnya sudah lama juga ia ingin suatu hari nanti bisa bertemu dan memberikan apresiasi secara langsung. Itu sekedar harapannya.

"The original one is better than plagiarism" jawab Lio cepat.

"Bukan plagiat anjir tapi cover. Lo tau ngga sih arti cover?"

"Bercanda atuh say—"

"Udah cukup, capek ngomong sama lo" sahut Zidan langsung membungkam mulut Lio.

"Udah acc, Yo?" tanya Ken.

"Belum—eh ngga tau, itu juga info dari temen gue yang kemarin ketemu di cafe"

"Lo bukannya juga diajakin jadi panitia?" tanya Ken lagi.

Lio mengangguk, "Yoi, sama Yanuar juga kan" jawabnya menyombongkan diri. "Bakalan pada dateng kan?"

"Yoi, tergantung Alden juga gue" jawab Zidan.

"Alden mah bareng ceweknya mereun, lo tuh udah bukan siapa-siapanya dia" timpal Yanu. Ken ketawa terbahak-bahak mendengarnya.

Alden–Zidan. Pokoknya dulu kalau ada Alden pasti ada Zidan juga, begitupun sebaliknya. Sekarang Alden lagi deket sama cewek, posisi Zidan dianggap lengser.

"Makannya geura ya cari cewek. Lo kan banyak fansnya? Pilih satu, deketin, pacarin. Apa mau gue cariin?" kata Lio. Padahal Zidan juga sudah tahu, Lio aja sampai sekarang masih jomblo mau gaya ngenalin cewek.

Logikanya buat diri sendiri dulu baru orang lain, ya ngga sih?

"Halah, yang Alden aja gagal mulu, ngga ada yang jadi. Akhirnya ketemu sendiri tuh" timpal Ken. 

Tepat!

Zidan menangguk setuju dengan ucapan Ken.

"Anak kosan sebelah yang lo taksir gimana tuh?" tanya Yanu ikut penasaran.

Zidan menggeleng, "Skip, udah ada yang penjaganya ternyata"

"Asli? Hahahaha dipaksa menyerah sebelum berperang ternyata, bro" sahut Yanu membuat yang lain juga ikut ketawa.

"Apa nih ngomongin gue ya?" kata Alden melepas jaket dan menaruhnya sembarang. Ia baru pulang mengantar Selena sesudah menemani cewek itu mencari novel di Gramedia dari siang tadi.

"Den, pacar lo cemburu nih" kata Lio. Alden yang baru datang masih masih bingung.

"Sayang, jawab aku! Pilih aku atau cewek itu? Cepet!" ucap Zidan yang membuat semuanya bergidik geli ngga bisa berkata apa-apa lagi karena ucapan Zidan yang nyeleneh. Apalagi Alden, ia mengernyitkan dahinya jijik melihat kelakuan Zidan.

"Sinting—"

*BRUK!*

Cio yang baru saja datang dan melihat target yang tepat ada didepannya, langsung melemparkan tas ranselnya.

YES TEPAT SASARAN!

"AAAAKH!" Refleks Alden menoleh kebelakang. "Siapa sih anjing?!"

"Siapa yang susah hah siapa gue tanya?!" Sahut Cio. Kini ia sudah siap mematahkan kepala sepupunya dengan kedua tangannya sendiri.

"Apa sih bang?"

Ken, Lio, Zidan dan Yanu yang ada disitu acuh melihat pemandangan yang sudah biasa mereka lihat. Ken sama Lio masuk ke kamarnya, Zidan sama Yanu yang tentu saja sudah asik sendiri melanjutkan game yang tadi sempat ketunda. Yanu menggantikan Lio karena Lio kalah.

"Bang gue aduin Bunda nih!"

"Lo kira gue juga ngga bisa ngadu lo bawa cewek ke kosan?"

"Udah pulang anaknya!"

"Gue rugi bayarin Lea Starbucks gara-gara lo!"

"Hah?" Alden bingung, "Gimana maksudnya?"

Cio menatap sepupunya sinis, "Ada lah, intinya gue rugi gara-gara ulah lo"

"Gue juga rugi 200 rebu anjir"

"Buat apaan?"

"Teh Lea minta beliin helm bogo ceunah buat tutup biar ga cepu ke Neni" jawabnya lirih. Cio langsung menoyor kepala Alden lalu pergi ke kamarnya sebelum teriak di depan kamar Ken, "Si eta matre Ken, lo cari yang lain aja!" katanya kemudian masuk ke kamar.

Kedua orang yang sedang nge-game sontak menoleh saling bertapapan sama Alden. Alden menggendikan bahunya menangkap sinyal pertanyaan dari mereka berdua. Ia juga ngga tahu apa-apa.

"Bang Arya mana?" tanya Alden.

"Pulang" jawab Zidan.

"Demi? Anjir Bang Arya kesayanganku"

QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang