14.

1K 230 15
                                    

Ken, Winwin, Zidan dan Yanu lagi ada di sebuah cafe dekat kosan di daerah Dago tempat biasa mereka nongkrong sekaligus menumpang WiFi gratis, karena WiFi kosan yang sudah tersendat koneksinya karena belum dibayar.

Ken masih berkutat di depan laptopnya membuka salah satu halaman internet karena harus merevisi skripsinya yang stuck di bab 3 itu dan sesekali membuka beberapa buku mencari tambahan sumber referensi lainnya. Winwin dan Zidan yang asik menghabiskan sisa makanan sama kentang goreng pesanannya.

Alden dan Lio ngga ikut karena pulang kampung, kecuali Cio yang katanya mau menyusul sebentar lagi, sekarang ia lagi di jalan dan terjebak macet karena ini malam minggu. Katanya sih Cio habis pulang ke rumah ketemu Bunda sebentar. Kangen.

"Anjay kirain mentok sama

"Lo ngerjain tugas apa, Yan?"

"Ngga ada tugas sih gue mah"

"Terus? Kirain lo ada tugas makannya bawa laptop"

"Ngga, orang gue lagi buka whatsapp web"

"Anjing repot banget. Lo ganti pake hp Space Impact?" saut Zidan ikut menimpali.

"Hah hp apaan tuh?" tanya Winwin.

"Itu bang hp jadul hitam putih layar kuning, kan ada game Space Impact, Snake gitu. Ah cupu lo bang"

"Biarin lah suka-suka gue" jawab Yanu tidak peduli. "Btw bang Ken, lo lulus tahun ini?"

"Taun depan doain aja. Ngga mungkin tahun ini sih gue aja masih di bab 3"

"Terus kalo lo udah lulus bakal pindah dari kosan dong bang?"

"Tergantung sih..."

"Jangan bang please nanti kita gimana?"

"Gimana apanya anjir?"

"Lo kan pilar Pondok WayV bang. Anjeeer yoi banget gak tuh bahasa gue, P I L A R" kata Yanu membanggakan diri sendiri.

"Pilar pilar, bilang aja lo ngga mau kehilangan gue karna nanti kosan bukan lagi kosan kan, tapi berubah jadi gudang karena ngga pernah kalian beresin kalau ngga di suruh. Kecuali kalau Neni udah turun tangan masuk kosan terus marah-marah kaya bulan lalu"

Mereka tertawa meng-iya-kan karena kenyataannya memang gitu. Maklum namanya juga bujang ngekos emang semua serba malas kalau ngga ada yang nyuruh. Kadang ember baju kotor di dapur dan cucian piring juga sampai menumpuk berhari-hari. Makanan di kulkas juga banyak yang expired karena sering ngga diperhatikan dan akhirnya dibuang.

"Btw kemarin gue diomelin Neni" kata Zidan tiba-tiba curhat.

"Kenapa?"

"Gue ngga sengaja nginjek tanamannya. Gue dipukul pake selang air anjir"

"HAHAHAHAHA MAMPUS!"

Ken, Winwin dan Yanu tertawa puas sampai Yanu hampir keselek kentang goreng.

"Gue ngga liat suer karna posisinya lagi ribet banget benerin tas gitar dan bahkan gue ngga liat ada Neni di halaman, terus tiba-tiba gue dipukul pake selang air anjir"

"Hahahaha terus tanamannya gapapa kan?"

"Badan gue yang biru segaris ngebentuk selang!"

"Tattoo gratis" kata Winwin meledek sambil mengacungkan jempol.

"Gue juga pernah diomelin gara-gara bikin kaget Neni" kata Yanu ikut curhat colongan.

"Ya lo ngaco orang tua dikagetin. Dosa"

"Ngga gitu anjir. Padahal gue ngga salah apa-apa. Gue juga ngga tau kalo Neni ada di dapur kan terus gue keluar dari kamar mandi tutupan anduk karna habis keramas terus doi kaget gue hampir dipukul pake panci anjir"

"HAHAHAHA SIALAN SAKIT PERUT GUE KETAWA TERUS"

"Hahaha sumpah enak banget ngetawain orang"

"Ngga seru. Kirain lo beneran dipukul pake panci"

"Brengsek, Zidan..."

Ngga lama dari obrolan mereka berempat tentang Neni, Cio datang dan langsung memesan makanan untuk dirinya sendiri dan beberapa porsi sharing. Cio membawa satu bungkus kartu UNO yang ia ambil di lemari pojok yang emang sengaja disediakan oleh cafe tersebut.

"Anjir wangi banget lo bang abis kondangan?" komentr Yanu mengendus-endus baju Cio. "Parfum baru lagi nih gue tau"

"Kagak anjir, sok tau lo"

"Wangi gini mah bukan ketemu bunda"

"Bener bener, bucin" tambah Ken yang matanya masih tertuju ke layar laptop.

"Ssstt! Nih. Yang kalah bayarin ini semuanya ya" Cio meletakan kartu UNO yang ia bawa di atas meja.

"Deal!" kata Winwin dan Zidan bersamaan.

"Anjir gue belum kiriman nyet. Kagak ikut ah gue mau pulang" jawab Yanu.

"Yaudah nanti gue bayarin dulu kalo lo kalah, tapi nanti gantinya 2 kali lipat" kata Cio.

"Rugi bandar, njir"

"Gimana nih elah ngga ada taruhannya mah ngga asik"

"Gimana taruhannya yang kalah beresin kosan selama seminggu" yang ini sudah pasti ide dari Ken.

"Bubar" sahut Cio membereskan kartu UNOnya.

"Yaudah deal!"

Sudah hampir sejam mereka berkutat dengan kartu UNO di tangan masing-masing. Skor sementara masih dipegang Yanu yang baru kalah satu kali dan Cio yang sudah kalah 5 kali. Saking fokusnya, makanan pesanan Cio sampai dingin karena dianggurin.

"Kalian ada yang kenal sama anak kosan tetangga sebelah nggak?" tanya Zidan tiba-tiba, memecah keheningan konsentrasi mereka semua. Padahal cuma main kartu UNO tapi udah kaya olimpiade aja.

"Kosan yang mana?"

"Itu kosan sebelah kosan kita bang yang tingkat 3"

"Kosan khusus cewek?"

"Iya! Kemarin gue liat ada cewek cantik banget keluar dari kosan itu"

"Lo tanya Lio siapa tau dia kenal"

"Bener. Tukang jaga warung gas di komplek sebelah juga kayaknya dia kenal"

"Sikat, Dan!" timpal Yanuar semangat.

"Lo pikir WC asal disikat aja" sahut Cio. "Anak kampus kita?"

"Ngga tau juga sih. Cuma kemarin liat terus cantik aja gitu"

"Ntar udah punya pacar lagi kaya gebetan si Alden"

"Ah gapapa selama janur kuning belum melengkung di depan gang mah—ah anjir!"

"Yes! Kan gue menang lagi hahaha"

"Sekali lagi beres bang Cio bayarin semuanya"

"Ngide sih lo, Yo"

"Shit... Tiga kali lagi lah masih sore juga belum jam 3 pagi"

"Ngga bisa, ngga beres-beres nanti revisian gue"

"Yaudah lo ngga usah ikut"

"Gue juga ngga ikut" Winwin ikut mengundurkan diri.

"Yah ngga rame dong, yaudah bubar" kata Zidan.

"Yaelah berdua doang kaya main kartu remi. Udahan deh" tambah Yanu.

"Sialan lo semua"

"Udah dateng akhiran, ngebayarin lagi. Bang Cio, you are the best!" kata Yanu tertawa mengacungkan kedua jempolnya.

"Makasih, Yo. Oke, gue mau lanjut revisian dulu sampe jam 3 pagi"

"Makasih Bang Cio. Gini dong sering-sering kalah"

Mereka semua tertawa keras kecuali Cio yang apes harus menraktir makan mereka semua yang jumlahnya bisa buat jatah ia makan selama 5 hari.

Kayaknya besok Cio bakalan minta bekal stok makanan Alden yang dibawain Bunda dari rumah demi ngirit karena ulahnya sendiri yang mengajak taruhan malam ini.

QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang