29.

695 144 34
                                    

Lio mengibaskan rambutnya setelah hampir satu jam memakai helm dan harus berjibaku melawan macetnya jalanan sore hari ini.

Ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel yang daritadi sudah berdering tanda ada telepon masuk. "Ya, halo?"

"Gimana?" terdengar suara dari seberang telepon. Iya, itu Mahesa.

"Aman Sa aman, ini gue sama Yanu baru beres dari lokasi"

"Syukur deh, thanks Yo"

"Sip sip"

"Ini lo lagi dimana? Langsung balik atau?" tanya Mahesa lagi.

"Ngga ini gue lagi di Oyen dulu sama Yanu, gimana Sa? Ada urgent meeting di kampus?"

"Ngga ngga, make sure aja gue. Urusan laporan juga besok aja di kampus. Yaudah thanks ya Yo, Yanu juga. Gue mau ngurus kelanjutan sponsor lagi"

"Iya siap ketua!"

Setelah selesai menerima panggilan telepon, Lio menyusul Yanu masuk ke sebuah warung es campur. Warung es campur Pa' Oyen 18 Sukajadi, tempat biasa mereka nongkrong kalau butuh yang seger-seger seperti sekarang ini.

Setelah bernego dan ngobrol cukup panjang sama pihak penyelenggara tempat untuk Fikom Fest yang kurang lebih sekitar sebulan lagi sudah di depan mata, es campur adalah solusi tepat untuk menaikkan lagi kadar gula di tubuh mereka.

"Udah gue pesenin. Biasa kan es campur banyakin susunya?" ucap Yanu dan dibalas anggukan oleh Lio.

"Esa minta laporannya hari ini?" tanya Yanu lagi.

"Ngga, make sure doang aman atau engga" balas Lio dan mengambil kursi duduk tepat berhadapan dengan Yanu.

Ngga lama, dua mangkok es campur yang menggunung itu datang. Benar-benar visual es campur dengan susu dan sirup merah yang memanjakkan mata di sore hari ini. Ngga heran sih kalau mereka rela datang kesini walaupun lokasinya lumayan jauh juga kalai dari kosan. "Mangga. Berdua aja a tumben?"

"Nuhun pa. Muhun, tadi teh habis ada urusan kampus, jadi mampir weh kesini" jawab Lio.

"Untung ngga ngantri ya pa, biasa mah kita dudukan dulu di depan sambil nunggu eh udahannya abis" ucap Yanu memecah tawa ketiganya.

"Tadi mah banyak a, jam makan siang kantor. Pas banget sebelum aa kesini tadi, untung belum keabisan ya a" jawab bapa penjual es campurnya. Yanu sama Lio ketawa lagi mendengarnya.

"Bungkus 2 ya pa nanti"

"Siap a"

"Buat siapa?" tanya Yanu ke Lio.

"Neni sama Zidan" jawab Lio. "Zidan jadi ketemu bokapnya hari ini?"

Yanu mengangguk. "Katanya sih jadi. Waktu itu gue ngga sengaja liat kayalnya Zidan lagi nangis di rooftop, ngga lama deh setelah dia pindah"

Ya, rooftop lah yang selama ini selalu menjadi saksi bisu tumpah ruah segala emosi yang terpendam di diri Zidan.

"Gue ngga yakin juga sih dia nangis atau engga, tapi gue yakin mood dia lagi jelek hari itu"

Wajah Lio kelihatan langsung kaget mendengar omongan Yanu barusan.

"Tapi gue juga ngga bisa ngapa-ngapain, dia keliatan butuh waktu buat sendiri dulu" lanjut Yanu.

"Terus?"

"Gue ke atas lagi ngga lama dari itu, gue ajakin keluar cari makan terus tanding PES. Udahannya dia malah ketiduran di kamar gue dan gue terpaksa tidur di karpet bawah" dengus Yanu.

QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang