20.

1.1K 193 19
                                    

"LAH CEWEK SIAPA LO BAWA KESINI ANJIR"

Spontan Alden menempelkan jari telunjuknya kemulut Cio menyuruh sepupunya itu untuk memelankan suara, takut Selena yang berada di ruang tamu dengar. "Ssstt nanti Neni bangun" ucap Alden membuat alasan lain. Cio langsung menepisnya kesal, katanya tangan Alden bau stang motor.

"Jadi gini," Alden duduk bersila mencoba menjelaskan keadaan ke Cio, Winwin dan si Zidan yang sampai sekarang masih berdiri didepan pintu.

"Coba lo semua ada diposisi gue—maksud gue gebetan lo ngga bisa balik ke kosannya terus kalian bakal ngapain? Emang tega ninggalin dia dipinggir jalan? Mana pagi buta gini" jelas Alden.

"Nganterin ke kosan dia sampe ada yang bukain pintu lah" Zidan menimpali.

"Telfon temennya sampe bangun terus suruh bukain pintu juga bisa. Punya temen buat apa kalau ngga buat dimanfaatin?" tambah Cio.

Winwin mengangguk, "Yoi, persis kaya Bang Cio sama Lio. Ngerepotin orang banget"

"Ya sorry" timpal Cio langsung. Kebiasaan dua penghuni itu yang sering lupa kadang membuat penghuni lain kesal karena harus bangun untuk ngebukain pintu. Makannya, Winwin sering jadi sasaran empuk karena cuma Winwin yang ngga pernah marah.

"Emang tuh, ngerepotin" Alden mengangguk setuju. "Jadi gimana nih?"

"Apanya?"

"Asel, bang"

"Asel saha deui sih anjir?" tanya Cio yang sekarang mulai kesal sama sepupunya ini.

"Selena ih anjir. Asel teh Selena. Anu panggilan....sayang kitu lah hehehehe"

Zidan memutar bola matanya malas, ia yang sedari tadi dipintu langsung berbalik pergi dan bergumam, "Jadian belum, sayang udah" katanya.

"Suruh siapa?" tanya Winwin.

"Hah?"

"Kalau Neni tau, di kick lo dari sini"

"Ya jangan sampe tau lah bang, main rapi aja" jawab Alden enteng.

"Kalau Bunda tau di kick juga dari Kartu Keluarga"

"Anjir lah Bang Cio, kita sebagai sepupu harus kompak atuh!"

"Jangan tidur kamar gue, malem ini gue lagi ngga mau diganggu" kata Winwin beranjak keluar dari kamar Cio. "By the way, thanks buat malem ini, Bang" tambah Winwin sambil mengedipkan matanya.

"Shit" Cio langsung merinding mendegar omongan Winwin barusan. Tapi ngga dengan Alden, ia cuma fokus menatap Cio sambil tersenyum berharap mendapat izin untuk bisa numpang tidur dikamar abang sepupunya malam ini. "Apa?" tanya Cio ketus.

"Cuanki Serayu sama es teh?" bujuk Alden. Cio menggeleng menolak. Untuk bayaran menumpang di kamarnya, Cuanki Serayu itu ngga cukup.

Gengsi lah.

"Yaudah sama Batagor Hanjuang"

Cio melirik Alden, "Es tehnya ganti Frappuccino Dark Mocca"

"Njir, duit gue abis belum dikirim bunda"

"Yaud-"

"Nya nggeus deal!" jawab Alden kesal, lalu bergumam, "Matre banget gue punya sepupu"

"Hah?"

"Gak" ucap Alden lalu segera keluar dari kamar Cio. "Gue di kasur ya!"

"Udah numpang, ngga tau diri"


"Udah numpang, ngga tau diri"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
QUERENCIA | Pondok WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang