bagian 2

396 55 3
                                    

  Ianno mengajak ikki berkeliling desa, semua warga memperhatikan mereka terutama ikki.karna mereka belum pernah melihat nya sama sekali.
"Woy,itu siapa?sodara lu?" Ravin mendekati mereka berdua. Ian noleh ke ikki dan menggeleng
"Bukan,nemu di hutan semalam. Namanya ikki" -ian
"HAH?JANGAN BILANG KALO DIA ITU-" Ravin tak melanjutkan kalimatnya karna sekarang dia jadi pusat perhatian.
"Ya begitulah" Jawab ian enteng. Ikki tersenyum kearah ravin dan gry,teman ian juga.mereka pun berkenalan.
"Sial,lu beneran dapat bidadari dihutan" Bisik ravin ke ian,ian tersenyum bangga.

2 bulan kemudian

  Gak terasa ikki udah 2 bulan tinggal di bumi.ia mulai terbiasa dengan kegiatan manusia.meski begitu,tetap saja ia sering sedih sendiri karna teringat keluarganya dilangit.
Malam ini,seperti biasa ian tidur lebih awal dari ikki.ikki terus memperhatikan wajah ian yg sedang tidur,entah lah tapi dia merasa lebih tenang setiap melihat wajah ian itu. Dan seperti biasa,setiap tengah malam,ikki bercerita sendiri mengungkapkan pikirannya ke ian yg lagi tidur. Dia lebih senang bercerita saat ian tidur daripada bercerita saat ian bangun dan mendengarkan nya.dia malu

"Ian...malam ini gw gk bisa tidur lagi..gk tau kenapa tapi gw gak ngantuk..otak gw kaya penuh"
ikki mulai bercerita panjang lebar tanpa henti.seperti suara nyamuk yang berterbangan di telinga, ian sebenarnya tau kalo malaikat galau itu terus bercerita setiap malam tapi ia tak ingin mengganggu nya. Berbeda dengan malam ini, suara isak tangis terdengar disela ocehan ikki. ian membuka matanya, dan benar saja ikki sedang menangis. ian refleks mengusap surai rambut ikki.

"Hey, kok nangis? " Tanya nya pelan. Bukannya menjawab, Ikki malah memeluk ian.
"Astaghfirullah haladzim.. Kenapa heh? Ada yg sakit? " Tanya ian lagi
"G - gw. . Kangen bunda" Jawab Ikki sambil terisak. Ian menghela napas pelan
"Nanti juga lu bakal ketemu ama bunda lu kok, jan nangis lagi" Ian brusaha menenangkan ikki, walau dia juga tak yakin dengan apa yg ia ucapkan.

Keesokan hari nya -
  jam masih menunjukkan pukul 8 pagi tapi ntah kenapa diluar sudah ramai dengan suara orang berbincang dan tertawa. ikki terusik dengan suara brisik itu, ia bangun dan keluar kamar. Saat keluar, ia melihat dua orang cowok dan satu orang cewek yg sepertinya hanya beda beberapa tahun dari dirinya. Mereka sedang duduk bersama ian dan bunda leca. Mereka menyadari kehadiran ikki
"Ah - anak bunda udah bangun rupanya" Sapa bunda leca
"Sini sayang, duduk sini" Sambungnya sambil menepuk sofa yg kosong. Ikki menggangguk dan duduk disofa itu.
"Dia.. Siapa bun?" Tanya seorang cowok yg bertubuh kecil, ia memperhatikan Ikki dari bawah hingga atas. Yang lain juga seperti itu
"Dia teman nya ian, dia gak punya keluarga disini.. Yudah bunda ijinin deh dia tinggal disini" Jelas bunda. Mereka bertiga hanya manggut² mengerti
"Kenalin, nama gw arlan. Abang nya ian" Ucap cowok bertubuh kecil tadi
"Nama gw aksa. Abang nya ian yg paling tua" Ucap cowok satunya
"Nah kalo gw vanca,panggil aja caca. Gw kakak nya ian" Ucap cewek berwajah cantik sambil tersenyum
"Hy smua... Gw Ikki" Ucap Ikki seadanya.
"Mulai hari ini mereka bertiga bakal tinggal disini,dan tukaran tempat dengan adik-adiknya ian. Adiknya ian bakal melanjutkan sekolah di kota,mereka tinggal sama nenek nya" Ucap bunda leca ,ikki hanya mengangguk ngerti
.
setelah hari itu, ikki mulai akrab dengan mereka semua. bisa dibilang sekarang sifat jail dan bar-bar ikki mulai keliatan. setiap hari ada aja tingkah nya yang bikin kakak dan abang nya depresot. jangan lupa ian juga ikutan depresot.

"dekkk bangunnnnn,ogebb bangunnn woi" - bang arlan
sedangkan yang di bangunin masih tidur dengan lelap nya.

"biarin aja dia tidur,mungkin dia kecapean.semalam dia nangis." ucap ian dari arah pintu kamar,disusul oleh caca dan aksa.mereka bertiga kaget dan natap ian

"lu apain dia?sampe dia nangis?" - kak caca

"jan bilang,lu anuin adek gw anjir" - bang aksa

ian gelagapan, dan ngebogem abang nya itu
"ndas mu! gini-gini gw anak baik ya,gak mungkin gw anuin dia. asal nuduh ae lu" ucapnya sewot

"terus kenapa dia nangis?" tanya arlan sambil ngusap rambut lebat ikki. ian mengeryitkan alisnya. entah kenapa ia tidak suka jika ada pria lain yang menyentuh tubuh ikki.

"hm.. gaktau" jawabnya seadanya lalu pergi entah kemana
.
.

[✓]Angel of Sadness||Jichen/Chenji [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang