BAGIAN 22

159 22 0
                                    

ian melajukan mobilnya dan menerobos semua kendaraan yg ada di jalan itu. yg ada di pikirannya sekarang adalah keselamatan kedua malaikatnya.

"tuan,lokasi tuan muda ikki dan tuan kecil pino masih sangat jauh.. bahkan menurut maps,lokasi mereka jauh dari pusat kota.kita butuh waktu dua jam untuk sampai disana" ucap bodyguard ian yg sedang melihat maps gps . ian mengusap wajah nya kasar

"AKH KENAPA HARUS ANAK ISTRIKU YG JADI SASARAN?!KENAPA BUKAN AKU AJA?!" teriaknya frustasi, bodyguardnya hanya menunduk merasa bersalah karna gagal melindungi tuan nya.

"maafkan saya tuan. ." lirih bodyguardnya itu.

.

.

setelah beberapa saat pingsan,ikki pun sadar. ikki melihat kesekeliling mencari keberadaan anaknya.

"pino...." ikki berusaha teriak namun tubuhnya masih sangat lemah bahkan skarang dia merasakan perih diwajahnya. ikki tau wajahnya terluka.

tak lama verra datang sambil menggendong pino. pino tertawa saat melihat ikki

"lihat, anak mu masih mulus belum lecet. aku menunggu mu bangun sih biar kau bisa melihat saat anak mu ku siksa" ucap verra. ikki membulatkan matanya

"JANGAN!! JANGAN APA-APAIN ANAK KU... AKU MOHON...DIA GAK SALAH APAPUN.." ikki kembali meronta ,berusaha lepas dari ikatan itu.

verra tak menghiraukan nya, dia membawa pino ke arah kotak kaca besar yg berisi air dan es batu.

"jangan...ku mohon!" ikki merasakan sesak di dadanya dan juga nyeri dibagian kepalanya.

verra berdiri di depan kotak kaca itu sambil menyeringai kearah ikki. secara perlahan dia memasukkan pino kedalam kotak itu .

"PINO!!" ikki berteriak bersamaan dengan suara tangisan pino yg kedinginan. ikki menangis sedangkan verra tertawa dengan puasnya. dia membiarkan tubuh pino berada didalam air es hingga beberapa menit.

tiba - tiba terdengar suara gaduh dari arah luar,membuat verra menghentikan aksinya. dia mengeluarkan pino yg masih menangis.

terlihat ian dan bodyguardnya sedang mencoba untuk menerobos masuk. verra panik karna takut rencana nya gagal.

ian tiba diruangan tempat mereka berada, ian ingin berlari menolong ikki namun ikki berteriak

"JANGAN AKU, SELAMATKAN PINO ! DIA KEDINGINAN" ikki menangis sejadi-jadinya. ian merebut pino dari verra dan menghangatkan tubuh anak nya itu dengan jaket yg dia pakai. namun ian lupa memegangi verra dan sekarang verra ada disamping ikki

verra menodongkan pistol ke kepala ikki.

"VERRA APA YG KAU LAKUKAN?!KAU DENDAM KARNA AKU PECAT?!HARUSNYA KAU MENYIKSA KU BUKAN ISTRI DAN ANAK KU" ian emosi tapi dia gk bisa apa-apa. bergerak sedikit aja,verra pasti akan melukai ikki.

"aku mencintaimu..aku gak suka kau mesra-mesraan dengan dia. jadi aku akan membunuhnya hahaha." ucap verra makin menggila. verra memukul perut ikki dengan pistol yg dia pegang.

"IKKI!!" ian panik melihat mulut ikki mengeluarkan darah namun dia gak bisa apa-apa . verra mengarahkan pistol itu kekepala ikki lagi

DORR

.

.

.

.

.

.
.
.

.
.

.

suara tembakan terdengar,namun bukan ikki yg kena tembakan melainkan verra. ian dan ikki menoleh kearah pintu, ternyata disana udah ada aksa,arlan dan polisi. yaa polisi lah yg telah menembak verra.

tanpa pikir panjang ian berlari kearah ikki,memberikan pino ke arlan dan ian menggendong ikki kearah mobil

"kita harus bawa mereka ke rumah sakit terdekat" arlan khawatir dengan kondisi adik ipar dan keponakan nya. ikki pingsan lagi dan tubuh pino sangat dingin.

akhirnya mereka sampai di rumah sakit, ikki di bawa di ruang UGD sedangkan anaknya dibawa ke ICU . ian benar-benar merasa bersalah karna gagal melindungi dua malaikatnya.

"INI SALAH GW , BANG!INI SALAH GW, KALO BUKAN KARNA GW MEREKA GAK KAN NGALAMIN INI" aksa dan arlan berusaha menenangkan ian . sedangkan caca yg ternyata ikut menyusul hanya terduduk diam sambil menangis.

"ini bukan salah lu,lu jangan salahin diri lu sendiri" ucap aksa

beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruangan ikki.

"apa anda suami pasien?" tanya nya ke ian dan ian mengganguk

"luka yg ada di tubuh pasien tidak berpengaruh namun sepertinya pasien mengalami panik yg luar biasa menyebabkan salah satu sel otaknya terganggu. pasien harus menjalani konseling spikologi agar dia tidak mengalami gangguan pada mentalnya. dan untuk saat ini pasien masih belum sadarkan diri" jelas dokter itu panjang lebar, semua terdiam terutama ian. dokter itu pun berlalu pergi

tak lama dokter satunya keluar dari ruangan pino dan menghampiri ian

"anda ayah nya pasien?" dokter itu bertanya dan lagi-lagi ian hanya menggangguk lemah

"anak anda kritis .. sbagian darahnya mengalami pembekuan akibat air es yg terlalu dingin. mau tak mau dia harus melakukan cuci darah dan saya membutuhkan darah anda untuk nya." jelas dokter itu. ian jatuh terduduk dibangku rumah sakit sanking lemas nya. yang lain tak kalah lemas nya.

"baik dokter...saya bersedia,lakukan yg terbaik buat istri dan anak saya..brapa pun biayanya pasti saya bayar" pinta ian sambil menangis . dokter itu iba dengan kondisi ian

"pasti tuan, saya pasti akan berusaha melakukan yg terbaik. saya permisi dlu" dokter itu pun berlalu pergi.

setelah mendonorkan darah nya, ian hanya bisa berdoa dan menunggu ikki dan pino sadar.

"maafin aku... aku gak bisa jaga kamu dan anak kita.." gumam nya sambil menangis dalam diam.

.

.

.

TBC

bantu vote ya kak :)

[✓]Angel of Sadness||Jichen/Chenji [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang