BAGIAN 24

146 19 0
                                    

  pagi ini ian mau tak mau harus pergi kekantor karna sudah seminggu dia menyerahkan tugas kantor ke sekretaris barunya.

"pagi tuan"
"pagi"
"siang ini tuan ada jadwal meeting dengan CEO perusahaan yg ranting nya satu tingkat dibawah kita"
"apa nama perusahaan nya?"
"Dirgan Comppany"
"baiklah, nanti aku akan menemuinya"

setelah berbincang dengan sekretaris,ian pun mengecek ponsel untuk menanyakan kabar ikki ke kakaknya.
"kak, ikki udah sarapan?"
"belum, dia gak mau sarapan . pdhl gw udah paksa dia buat sarapan"
"aihhh , yudah tunggu dia tenang dulu. nanti selesai meeting ,gw langsung kesana"
"oke"
.
.
   beberapa hari ini ikki smakin sering melamun , mungkin dia memikirkan cerita bundanya itu. iya itu pasti sih. caca yg tak tau menau hanya bisa memperhatikan adiknya itu. biasanya ikki yg paling bawel, ngeselin,usil dan slalu bikin caca kesal tapi ikki yg ada dihadapannya sekarang malah sebaliknya. bahkan caca gk melihat ada semangat di diri ikki.

"dek, udah ya sedih nya.. gw tau ini berat buat lu, tapi soal pino kita serahin smua ke tuhan dan dokter yg lagi nanganin dia. lu juga harus sembuh biar bisa kasih semangat ke bayi lu." ucap caca, ikki hanya diam tak merespon.

tak lama ada yg masuk,rupanya itu bunda dalam wujud manusia. dia datang bersama dengan mertuanya ikki, buna leca.
"hai bun" sapa caca . mereka hanya tersenyum
mereka menghampiri ranjang ikki dan berbincang-bincang. setelah dua jam bercerita dan tertawa akhirnya caca dan buna leca memutuskan untuk pulang dan ikki di temenin sm bundanya.

"bun ..maaf tempo hari ikki bentak bunda" ucap ikki lirih.

"gapapa,bunda ngerti..maafin bunda juga ya,karna bunda kamu jadi kek gini"

"bun . . pino makin lemah,ikki gak tau harus apa.. ikki gk mau kehilangan pino ataupun ian" ikki meremas selimutnya dan menangis

"bunda kesini untuk bantu kamu, bunda bakal sembuhin pino dan kamu juga"
ikki seketika menatap bundanya dengan berbinar

"b - bunda serius?bunda bisa ngobatin pino?" tanya nya , bunda mengangguk.

"bunda dikasih ijin buat nyembuhin kalian"

"makasih bunda"
tak lama bunda pun membaca mantra dan mengeluarkan kekuatannya,cahaya biru pun muncul dari tangan kanan bunda. ia mengarahkan cahaya itu ke punggung ikki,ya seperti mengisi tenaga dalam. akhirnya wajah pucat ikki menghilang,ikki merasa lebih baik.

"bunda ,skarang sembuhin pino .. ayo bundaaa , ikki mau lihat senyum pino " ikki merengek dan bundanya hanya tertawa melihat anaknya itu .

" baiklah" bunda menghilang ntah kemana, selang beberapa menit seorang suster masuk kedalam kamar ikki dan memberi tau kalau pino berhasil melewati masa koma nya.

ikki seneng banget ,ia berterima kasih ke bunda dan juga tuhan yg ternyata masih sayang padanya.
ikki berlari dan masuk keruangan pino , alat-alat medis yg seminggu ini terpasang ditubuhnya sudah dilepas . ikki lega banget.
"terimakasih bunda . . terimakasih ya tuhan,ternyata kau masih sayang padaku" gumamnya.
.
.
.
   seperti yg di jadwalkan tadi, siang ini ian pun meeting dengan rekan bisnis nya. namun ian merasa tak asing dengan wajah orang itu.

"hai, nama ku kyandra Dirgantara. pemilik Dirgan Company . senang berbisnis dengan mu" ucap kyandra dengan senyum palsu nya.

"ya , aku ianno arroland. " jawab ian seadanya.

"aku seperti pernah mengenal nya, tapi siapa?" tanya ian didalam hati.

"bodoh,dia tidak mengenali ku" gumam kyandra

setelah meeting , ian buru-buru keluar dari kantor nya dan menuju rumah sakit karna tadi ikki menelfon dirinya.
ian seneng banget karna dua malaikatnya sudah sembuh, ian gak sabar ingin memeluk mereka berdua.

[✓]Angel of Sadness||Jichen/Chenji [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang