BAGIAN 18

180 26 9
                                    

    sesampainya dirumah,ikki buru-buru masuk kekamar nya tanpa menghiraukan aksa dan nathan yang kebingungan.

"ikki kenapa,ca?" tanya aksa ke caca yang baru aja masuk. caca menjatuhkan tubuhnya ke sofa dan memijat pelipisnya.

"ian .. ian mesra-mesraan sama sekretaris nya didepan mata kepala kami" jawab caca dengan nada gusar.

tentu aja itu ngebuat kedua Abang nya itu kaget,ian gak mungkin kek gitu.setau mereka adeknya itu cowok  baik-baik.

"gak .. gak mungkin ian kek gitu,ian sayang banget sama ikki gak mungkin dia main cewek" bantah arlan sambil main dengan pino.

"tapi itu kenyataan yg gw dan ikki liat"

tak lama ikki keluar kamar sambil membawa koper ,ikki juga mengambil alih pino dan menggendongnya.

  sambil berusaha menahan air matanya,ikki mohon ke kakak dan Abang ipar nya untuk membawanya pergi .

"kak , abang... adek mau tinggal sama kalian aja ya untuk beberapa hari ... adek gak bisa disini hiks..adek sakit" ikki memeluk pino sangat erat ,karna kasihan akhirnya mereka bertiga menyetujui permintaan ikki.

mereka pun pergi dari rumah itu tanpa pamit terlebih dahulu ke ian.
tak lama, ian memarkirkan mobilnya digarasi rumah dan buru-buru masuk kerumah dengan kunci cadangan.

ian tak melihat siapa pun,kemana ikki?ian mencari keseluruh sudut rumah namun hasilnya nihil.
ian mencoba menelfon Ikki tapi nomor ikki gak aktif begitu juga dengan Caca.

tanpa pikir panjang ian pun pergi kerumah keluarganya . ian masuk kerumah itu dan benar saja, istri dan anaknya tengah ada disana.

"ikki..." panggil ian dari ambang pintu . semua mata melihatnya dengan tatapan sinis.

"mau ngapain lu kesini?" tanya caca

"gw mau bawa ikki ma pino pulang" jawab ian pelan. mata ian dan ikki sempat bertemu namun ikki segera mengalihkan pandangan nya seakan ia tak Sudi melihat suaminya itu.

"gak ! untuk sementara waktu ikki tinggal bareng kami ,lu seneng - seneng aja sama sekretaris lu itu" caca meninggikan volume suaranya.

"kak , gw gak ada hubungan sama dia . itu cuma salah paham .. gw juga gak tau kenapa dia tiba-tiba duduk dipangkuan gw ... gw serius kak" ian mencoba menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi . namun caca sama sekali gak percaya .

"gak usah alasan ! gw gak percaya sama yg lu bilang .. mending sekarang lu pergi deh !" caca mendorong tubuh ian keluar dari rumah tapi ian berusaha untuk tetap masuk dan mendekati ikki .

"gak , gw mau bawa ikki pulang .. dek, percaya sama aa' .. aa' gak hianatin kamu..." lagi - lagi ian berusaha buat ngeyakinin tapi ...

"aku mau disini untuk sementara waktu ... aku masih belum bisa ngelupain apa yg ku liat tadi " ikki menolak ajakan ian sambil menangis . ikki menggendong pino dan masuk ke kamar tamu.

hancur?iya. itu yang ian rasakan sekarang,gak ada satupun yg percaya dengan nya.

"baiklah...aku pergi" ian menghela napas berat dan berlalu pergi dari rumah itu .

  ian mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa peduli kendaraan lain yang ada di sekitarnya .

"kenapa?! kenapa?! gw gak boong!" ia memukul-mukul setir mobilnya sambil berteriak.
.
.

"bagaimana?kau berhasil?" tanya seseorang dari seberang telfon.

"tentu saja,aku berhasil membuat ikki menangis" jawab gadis itu sambil memainkan rambutnya

"kerja bagus,lanjutkan tugasmu"

"baik tuan" gadis itu pun menutup telfon nya sambil tersenyum licik.

"VERRA !" suara teriak itu sukses buat gadis itu kaget dan berbalik kearah suara .

"i - iya tuan . ." ternyata nama gadis itu adalah verra dan dia adalah sekretaris nya ian.

ian mendekati verra dan mencengkeram pipinya dengan sangat kuat hingga verra meringis kesakitan.

"JELASIN APA MAKSUD MU TADI ! KENAPA KAU DENGAN LANCANGNYA DUDUK DIPANGKUAN KU?! " ian beralih menjambak rambut verra .

" auw .. m - maaf tuan .. saya ... saya kesandung dan gak .. gak sengaja jatuh ke tubuh mu.. saya gak maksud apa-apa" jawab verra gelagapan , ia benar-benar takut karna ia gak nyangka kalo tuan nya bisa sekasar ini.

ian membenturkan tubuh verra ke dinding ruangan ,tentu aja verra teriak kesakitan.

"kau ku pecat.." verra membulatkan matanya,dan langsung memeluk kaki ian .

"gak ... tuan ,saya minta maaf ... saya mohon jangan pecat saya" namun ian tidak menghiraukan nya.

"KEMASI BARANG-BARANG MU DAN CEPAT PERGI DARI KANTOR KU!" ian menendang verra hingga ia terpental .

mau gak mau verra pun pergi dari kantor itu dengan penampilan yg berantakan dan memar di mana-mana.

"sial! awas aja kau ian , istri uke mu itu akan mengalami hal yg sama seperti ku ini!" rutuk nya . verra memilih pulang dan menelfon orang asing yg menyuruhnya tadi.

"kau harus bertanggungjawab, tubuh ku jadi rusak begini dan aku di pecat . aku gak mau tau, ganti rugi untuk perawatan tubuh ku dan pekerjakan aku di kantor mu atau aku akan bilang ke ian kalo kau yg menyuruh ku?" verra mengancam orang itu lewat telfon .

"baiklah" jawaban singkat orang itu mengakhiri percakapan mereka.

"cih .. menyebalkan" rutuk verra lagi dan tak lama ia pun milih untuk mengistirahatkan tubuhnya yg terasa remuk itu.

.
.
.

BERSAMBUNG 🙂
SETELAH BACA BANTU VOTE YA & KOMEN JUGA BIAR RAME :)

[✓]Angel of Sadness||Jichen/Chenji [Telah Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang