6. Zes

4.5K 445 17
                                    

“KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB!!!”

Abi meminggirkan mobil yang ia kendarai, merasa tak fokus, pikirannya melayang entah kemana.

Sayup sayup terdengar suara isak tangis seorang wanita yang memohon dan memelas, karena keadaan hancurnya.

"SEMUA MASA DEPAN AKU HANCUR KARENA KAMU!!!"

“Aaaarghhh!!!" Abi beberapa kali memukul kepalanya, frustasi. Mengacak rambut, pikirannya kacau mengingat apa yang terjadi dulu.

Dirinya harusnya sudah lebih tenang, karena emosinya sudah dilampiaskan. Namun kenapa sekarang masih kurang? Banyak tanda tanya yang sekarang tiba-tiba kembali bermunculan dan semakin memusingkan.

Apa yang ia perbuat dulu? Semua yang mengubah segalanya? Apa yang sebenarnya terjadi?

Flashback on

Suasana disini sedikit bising, dentuman musik khas clubbing berbaur dengan muda mudi yang kesetanan bergoyang tanpa memikirkan status, jati diri, bahkan harga diri demi menyenangkan diri pribadi, dan hanya untuk kesenangan duniawi.

Ruangan ini pengap bercampur dengan bau batangan rokok yang di bakar menghasilkan kepulan asap yang mendominan setelah aroma minuman keras yang terasa menusuk hidung.

Gadis cantik yang memiliki garis keturunan Swedia-Indonesia, memegang kamera yang sedari tadi menggantung di lehernya. Seorang mahasiswi jurusan fotografi yang saat ini sedang melakukan tour di Asia Tenggara.

Rambut kecoklatannya terurai panjang, kulitnya putih bersih, dengan mata beriris biru khas orang Eropa. Dirinya menghampiri kenalannya yang berasal dari Indonesia, yang merupakan seorang pengusaha muda.

Hi, Mr!"

Lelaki ini tersenyum, Abi.

“Gak bisa bahasa Inggris saya." Abi berdecak ke arah Aline--kenalan jauhnya--mengingat jika gadis ini memang sudah mahir berbahasa Indonesia.

Karena memang Aline adalah seorang WNI, mengikuti mediang sang ibu yang merupakan orang Indonesia. Walaupun Aline lebih lama menetap di Swedia, untuk melanjutkan pendidikannya disana.

Aline mendengus. “Untuk apa bertemu disini?" tanyanya. Aline sebenarnya ragu untuk datang karena sangat tak menyukai sesuatu yang berbau club, apalagi minuman keras. Ia benci.

“Untuk merayakan....” Aline menaikkan satu alisnya melihat Abi yang meminum rakus segelas vodkanya.

“Istri saya dinyatakan positif hamil!" Lanjut Abi

“Terus?" Aksen bahasa Aline memang terdengar belum terlalu lancar. Apa hubungannya, pikirnya. Bukannya menemani istrinya dirumah ia malau ditempat ini. Aneh sekali bukan?

“Saya kesini untuk memusakan diri. Juga sedikit pusing, karena akhir-akhir dia sering bersikap menyebalkan."

Aline masih mengernyitkan alis.

"Setelah ini saya berjanji .... tidak akan melangkahkan kaki ke tempat ini lagi," jelas Abi.

Satu?

Alleen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang