02

400 58 3
                                    

"Bisa Aku bicara seperti biasa sekarang?"

"Jika ingin bicara tentangnya lebih baik kau diam"

"Tidak, Aku tidak akan membahas nayeon"

"Lalu apa?"

"Bagaimana kabarmu?"

Mina langsung menoleh kearah momo.

"Seperti yg kau lihat sekarang seperti apa?" Tanya mina balik.

"Tidak baik" bukan momo yg menjawab tapi Sana.

Mina Dan momo langsung menengok ke arah Sana.

"Wae?!" Tanya sana melihat mereka berdua menatapnya.

"Kau Masih saja betah dengan orang seperti ini" ucap momo pada Sana.

"Jika bukan Aku siapa lagi yg akan menemani wanita kepala Batu ini " ucap Sana menatap mina.

"Jika kalian ingin membicarakanku bisa tidak? Jangan dihadapanku seperti ini" Ucap mina.

"Tidak" ucap Sana Dan momo berbarengan.

Mina hanya membuang nafasnya dengan kasar mendengar respond mereka.

"Mina dengarkan penj~" ucap momo terpotong

Ting

Pintu lift terbuka

"Sampai sini saja, kau bisa langsung kembali keruanganmu" ucap mina keluar dari lift dengan cepat meninggalkan mereka berdua sanapun langsung mengejarnya.

"Baiklah, hati-hati saat menyetir Sanachan!" Ucap momo.

"Yaaa! Sampaikan salamku pada nayeon!" Ucap Sana dari kejauhan.

Momo hanya mengangkat kedua jempolnya Dan menutup kembali liftnya menuju ruangannya lantai 8.

"Nay~ e? Mana itu orang" ucap momo saat masuk namun terlihat tidak Ada siapa-siapa.

Momopun langsung menuju lift Dan kembali ke ruangan meeting.

"Sudah menangisnya?" Ucap momo saat melihat nayeon sedang tertunduk Di ruangan itu.

Nayeon hanya diam tidak menjawab apa-apa.

"Dah yu ke ruangan, nanti dilihat karyawan lain kan gaenak" ucap momo merangkul nayeon.

Nayeon tidak menjawab hanya berdiri mengikuti apa kata momo.

Merekapun kini sudah Dalam ruangan mereka, momo hanya duduk terdiam melihat nayeon yg sedang memainkan jemarinya Di sofa.

"Apa Aku terlihat cantik tadi?" Tanya nayeon tiba-tiba yg memecahkan keheningan Di ruangan tersebut.

"Sangat sangat cantik" ucap momo dengan senyumannya.

"Benarkah?" Tanya nayeon yg terlihat Ada senyumnya disana.

"Ya! Tentu saja Aku sangat bangga padamu!" Ucap momo.

Nayeon hanya senyum tipis Dan menganggukan kepalanya.

"Oh ya tadi Sana menitipkan salam untukmu" ucap momo.

"Oh ya, Aku sedikit kaget melihat dia menjadi sekertarisnya mina tadi" ucap nayeon.

"Aku juga, Aku sangat takjub dengannya sangat setia menemaninya, walaupun terlihat dia sangat kesal dengan mina hahaha"

Nayeon hanya tersenyum.

"Setidaknya Ada Sana yg menemaninya, dia tidak akan sendirian" ucap nayeon.

"Iya..." Ucap momo menganggukan kepalanya tanda setuju dengan ucapannya.

.
.
.

"Kau bisa menangis sekarang" ucap Sana saat sudah Di mobil.

"Tidak" ucap mina.

"Yak! Jangan memendam semuanya, Kau membuatku gila melihatmu seperti ini!" Frustasi Sana.

"Aku akan keluar, jika sudah selesai kasih tau" ucap Sana keluar Mobil Dan menunggunya Di luar Mobil yg sudah pasti dia tetap bisa melihat mina.

Mina hanya diam setelah Sana keluar dia hanya menutup kedua matanya, namun tidak bertahan lama terlihat tetesan air Mata sudah mulai jatuh namun mina tetap berusaha menahannya agar tidak menangis.

"Aku tak tahu kapan Aku mulai mencintainya, Aku juga tak tahu kapan Aku akan berhenti mencintainya, Aku berharap hari itu akan datang, Aku terlalu lemah mengatasinya." mina-

Sama halnya dengan nayeon, mina juga menderita selama ini, Sana adalah saksinya. Mina tidak pernah pernah mau berkata putus Dalam hubungannya namun dia terpaksa harus mengatakan itu.

Karna Rasa sayang mina terhadap nayeon sangat besar itu juga yg membuat mina sangat kecewa pada nayeon.

Berbeda dengan kehidupan nayeon, mina mempunyai keluarga yg cukup keras terhadapnya, dia tidak diizinkan menjalin hubungan dengan sesama perempuan sampai akhirnya mina dijodohkan oleh ayahnya.

Yang pasti mina sangat menentang perjodohan itu tanpa sepengetahuan nayeon.

Namun Tiba-tiba ayah mina berkata bahwa nayeon tidak mencintai mina dengan tulus dia hanya kasihan pada mina, awalnya dia tidak percaya sampai akhirnya mina melihat sendiri bagaimana tingkah nayeon sebenarnya dibelakangnya.

Dari situ mina sangat kecewa pada nayeon, kecewanya dia Sama besarnya dengan Rasa sayangnya, itu sebabnya sulit bagi mina untuk sekedar mendengar penjelasannya.

Namun walaupun rasa kecewa itu Ada, Rasa sayang Dan cinta untuk nayeon tetap Ada tidak berkurang.

Jadi sangat wajar jika dia juga sangat merindukan sosok nayeon yg dulu selalu menjadi sumber kebahagiaannya.






.
.
.
.
.
.
.
.
.












VOTE JAN LUPA :)

BACK Where stories live. Discover now