24

113 16 3
                                    



Nayeon sudah kembali ke hotelnya dia hanya diam memikirkan yang baru saja terjadi dengannya.

Nayeon memukul kepalanya beberapa kali.

"Bodoh... Kau pikir kau siapa im nayeon"

"Berharap dia masih mencintaimu?! Bodoh... "

Nayeon tertawa merasa konyol dengan dirinya sendiri.

Namun tak lama dia kembali terdiam, tetasan air matanya pun terjatuh.

.

.

.

Mina kembali duduk di sofanya setelah kepergian nayeon. Mina hanya diam entah apa yang sedang ada difikirannya.

"Ey!" Panggil jihyo.

Mina melihat ke arah jihyo yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Sudah selesai?"Tanya mina melihat jihyo ikut duduk bersamanya.

"Belum, aku hanya ingin istirahat sebentar" jihyo meminum sebuah botol yg ada di dekatnya.

Mina hanya menganggukkan kepalanya.

Jihyo melihat ke arah mina.

"Ku rasa dia berpikir jika aku kekasihmu" ucap jihyo.

"Bukan urusanku" ucap mina.

Jihyo tertawa mendengarnya.

"Bukan urusanmu?" Tanya jihyo masih dengan tawanya.

"Aku tidak peduli dengannya" ucap mina.

"Dia datang dari korea hanya untuk bertemu denganmu, apa kau yakin kau tidak peduli dengannya? Dia datang untuk bertemu denganmu, sekali lagi dia datang untuk bertemu denganmu" ucap jihyo.

"Aku tidak pernah memintanya untuk menemuiku" ucap mina.

"Setidaknya beri dia penjelasan jika aku hanya temanmu" ucap jihyo.

"Sudah ku katakan aku tidak punya waktu untuk mengurus masalah seperti itu, aku sudah lelah dengan penyakit yg sekarang aku dapat! Jadi tolong aku hanya ingin fokus dengan kesehatanku" ucap mina.

"Dia dan penyakitmu dua hal yg berbeda mina, ah! Sudahlah biar aku yg mengatakan sendiri padanya, kau tau dimana dia menginap?"

"Aku tidak tau"

Jihyo tepuk tangan.

"Waaaa! Kau sangat luar biasa mina" ucap jihyo.

Mina hanya membuang mukanya.

.
.
.

Nayeon pov

"Momo"

"Ya?"

"Jemput aku di bandara besok malam"

"Bukannya ini belum seminggu?"

"Tidak usah banyak tanya, aku sedang tidak ingin bicara"

"Hmm baiklah"

Nayeon langsung menutup ponselnya.

Nayeon mulai merapihkan barang-barangnya kembali, dia memutuskan untuk kembali lebih cepat, mood untuk berliburnya sudah hilang karena kebodohannya sendiri.

Setelah selesai merapihkan semuanya nayeon duduk menghadap ke jendela melihat pemandangan kota kobe.

"Orangtuaku selalu mengatakan jika aku pintar...." Ucapnya.

"Tapi apa ini.... Aku sangat bodoh"

Tring tring...

Dering ponsel nayeon berbunyi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BACK Where stories live. Discover now