Selamat membaca!
**
Rasa ragu tidak pernah hilang dari benak Ririn. Apakah saat ini ia harus menelepon Dean atau tidak? Lagipula ada urusan apa sih cowok itu dengannya?
"Ah bodo amat, deh. Mendingan gue telepon aja." pikirnya.
Dengan segera Ririn mendial nomor Dean dan mengirimkan pesan singkat.
You
Sore, Kak. Ini Ririn. Raka yang bilang kalo gue suruh kirim WhatsApp ke lo.Tidak lama kemudian Ririn kembali mendapatkan balasan dari Dean. Uh, ternyata fast respons sekali dia.
Dean
Sore, Rin. Raka bener. Ada yang mau gue obrolin sama lo.You
Soal apa, ya?Dean
Lo sibuk?Ririn berdecak. Dean ini, ditanya malah balik bertanya.
You
Luang sih, Kak.Dean
Gue telepon, ya.Mulut Ririn menganga karena syok. Dean akan meneleponnya? Kalau Diva tau, mungkin gadis itu akan antusias mengangkatnya. Walau bagaimana pun, Dean adalah sosok populer di sekolah. Tapi jika Ririn mengangkatnya, apa yang akan dikatakan cowok itu? Lagipula ia jarang mengangkat telepon dari seseorang yang tidak begitu dekat dengannya.
Belum sempat Ririn menjawab, panggilan dari Dean sudah masuk ke dalam ponselnya.
"Hallo, Rin! Sori ya gue ganggu," ujar Dean setelah panggilannya diangkat oleh Ririn.
"N-nggak masalah, Kak. Oh iya, kata Raka, lo mau ngasih tau gue satu hal. Apaan, ya?"
Terdengar suara tawa yang sangat sumbang dari Dean, membuat Ririn mengernyitkan dahi karena heran, "Baru kali ini ada adik kelas yang berani sama Raka. Sampe manggil dia tanpa embel-embel 'Kak' di depannya."
"Dih, ngapain juga harus bermanis ria sama dia. Gue mah ogah banget, Kak."
"Hahaha, iya gue tau. Oh iya, gue sebenernya mau tanya sih sama lo, bukan mau ngasih tau lo satu hal," ujar Dean. Membuat Ririn semakin heran saja. "Tempo hari gue liat lo sama Nara di dekat lapangan. Kalian akrab banget kayaknya, ya?"
Nara?
Ah, Ririn ingat. Nara adalah kakak kelasnya. Menurut Ririn, dia adalah sosok gadis baik hati.
Sebenarnya ia tidak terlalu dekat dengan kakak kelasnya itu. Beberapa kali mereka terlibat obrolan seru tentang kegiatan pramuka dan tentang Nara yang sangat pintar hingga menjadi juara umum berturut-turut di sekolah. Namun seperti yang dikatakan oleh Dean, Ririn sempat bertemu dengan Nara di lapangan. Karena ia hendak memberikan buku-buku miliknya untuk didonasikan melalui Nara yang tergabung dalam komunitas ʼIn One Book, be Found A Million Purityʼ.
"Gue cukup akrab sama dia sih, Kak. Kenapa emangnya?"
"Gue mau minta bantuan lo," pinta Dean.
"Bantuan? Bantuan apa?"
"Gue suka sama dia. Besok ulang tahunnya. Lo bisa ngebuat gue ketemu sama dia, 'kan?"
Permintaan dari Dean kemarin sore membuat Ririn berdiri di pinggir jalan seperti saat ini. Dean bilang, Raka akan menjemputnya di depan komplek perumahannya untuk pergi ke rumah Nara dan mengajaknya pergi ke sebuah taman.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Him, Abi
Teen FictionApa yang tidak Ririn tau tentang Abi? Teman sekolah satu angkatan, satu ekstrakulikuler, satu kelas. Semua tentang Abi, Ririn mengetahuinya. Berawal dari kejahilan Abi, Ririn awalnya membenci dan lebih tepatnya tidak menyukai cara bersikap cowok it...