Bagian 12 (B)

103 7 0
                                        

Selamat membaca!

**

Siapa yang menyangka jika Abi malah mengikuti Ririn dan regunya ke tenda gadis itu. Entah apa yang membuat Abi berpikir hingga memutuskan untuk menunggu sampai Ririn mau keluar dari tenda lagi. Setelah ISOMA dzuhur pun, Abi segera kembali ke tenda regu tulip untuk memastikan Ririn baik-baik saja.

Umpatan Abi yang ditujukan untuk Raka membuat perasaan Ririn tidak karuan. Cowok itu berkata seraya menunjukkan raut wajah tidak terima. Sebenarnya Abi itu kenapa? Harusnya cowok itu tidak perlu mengumpat pada Raka dengan ekspresi seperti tadi. Lagipula yang dimarahi Raka adalah Ririn bukan dirinya.

"Lo bisa pergi sekarang, Bi. Ririn baik-baik aja, kok. Lo bisa balik ke tenda sekarang. Belom mandi, 'kan, lo?" Syfa menghampiri Abi yang sedari tadi berjongkok di depan tenda regu tulip bersama Bobi.

"Lo yakin dia baik-baik aja?" pertanyaan Abi disertai guratan khawatir dari wajahnya.

Syfa berdecak. Ia sampai pegal selalu bolak-balik masuk-keluar tenda untuk mengingatkan cowok itu agar pergi ke tendanya sendiri. "Lo bau, belum mandi!" Syfa tertawa saat berujar seperti itu. Membuat Abi mendengus.

"Lo sama Ririn juga belum mandi, 'kan?"

Kali ini Syfa yang mendengus, "Ririn nggak mau keluar tenda kalau lo belum pergi dari sini."

Abi mengangkat kedua alisnya. Mungkin ia merasa heran, kenapa mesti begitu?

"Oke."

Pada akhirnya Abi menyetujui dan segera bangkit hendak pergi dari sana. Namun sebelum itu, ia merasa ada rasa khawatir yang lebih pada Ririn. Saat Bobi sudah mengajaknya pergi, Abi malah memutar balik tubuhnya dan menerobos ke dalam tenda regu tulip. Membuat para perempuan di dalam sana menjerit.

"HEH! LO GILA, YA?!" ujar Vina. "Untung kita lagi nggak ganti baju!"

Abi yang memang dasarnya tidak tahu malu hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. Sedangkan Syfa dan Bobi yang melihatnya dari luar tenda hanya menepuk keningnya. Pusing melihat kelakuan Abi. Mata cowok itu menangkap satu objek yang menjadikan rasa khawatir memupuk di hatinya. Abi melihat Ririn yang terbaring menyamping dengan mata terpejam. Nampaknya gadis itu terlelap nyaman setelah menangis karena kata-kata si Kakak kelas songong itu! Kurang ajar!

"Lo ngapain lagi ke sini, Abi? Ririn nggak apa-apa," tukas Adera saat melihat raut wajah Abi seperti orang yang ingin berada di samping kekasihnya. "Lo suka sama Ririn, Bi?"

Pertanyaan Adera hanya dijawab dengan gelengan lemah disertai senyuman tipis dari Abi. Cowok itu seperti menahan sesuatu.

"Ririn beneran baik-baik aja, 'kan?" tanya Abi. Matanya menatap setiap wajah teman-teman Ririn meminta kepastian.

"Gue baik-baik aja, Bi ... mendingan lo ke tenda sekarang," Abi dapat mendengar suara Ririn yang menjawab pertanyaannya dengan mata tertutup. Entah gadis itu sudah sadar atau memang sedang mengigau saja.

Ada rasa lega yang melingkupinya. Akhirnya Abi berhasil pergi ke tendanya sendiri.

Sementara itu, Ririn yang berhasil membuat cowok itu pergi dari tenda regu tulip menghela nafas lega. Ririn bingung dengan sikap Abi. Semenjak mereka berbaikan dan dirinya yang memakan sekuteng bersama Abi, cowok itu malah terkesan menunjukkan sikap berlebih padanya. Itu semua membuat perasaan tidak enak di hati Ririn.

ABI KENAPA SIIIIIH?!

**

Malam ini adalah malam ke dua, tepatnya akan menjadi malam terakhir Ririn dan peserta PERKAJUSA. Besok pagi mereka sudah bersiap untuk melakukan upacara penutupan dan pulang ke rumah masing-masing. Dari pagi tadi, sampai siang, bahkan hingga malam ini, banyak kegiatan lomba yang harus diikuti para peserta. Seperti lomba mencari jejak, lomba menjawab sandi morse dan semaphore, loba permainan tradisional, lomba pionering dan lomba yel-yel. Untuk sekarang masih banyak peserta yang memakai pakaian PRAMUKA lengkap karena mereka hendak mengikuti upacara api unggun. Ririn sendiri sudah siap dan mulai ikut berbaris di lapangan. Setelah upacara pun akan diadakan pentas seni kembali di panggung sebelum mereka menganyam bulu mata.

About Him, AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang