Selamat membaca!
**
Setelah ISOMA---Istirahat Sholat Makan---Ririn hanya bersantai seraya membaca materi PRAMUKA untuk persiapan mencari jejak besok pagi. Uuuh, membayangkannya saja dengan penuh kesulitan dan keringat yang bercucuran.
"Anjirlah temen lo, Rin!" sergah Gae, ia ikut membaringkan diri di samping Ririn. Gae ini pembawaannya sangat cablak. Bahkan sangat cablak dibandingkan dengan Diva. Ibaratnya Gae sudah kebal karena urat malunya sudah lepas. Sedangkan Diva, masih malu-malu tai kucing jika di hadapan Dean.
"Siapa?" tanya Ririn pada Gae. Pasalnya teman Ririn di sekolah ini kan banyak.
"Si Diva! Gila aja hasta karya gue sama regunya sama. Terus nuduh gue niron ke dia. Ew banget! Di google mah model begituan banyak kali."
Ririn hanya mengulum senyuman. Tiba-tiba seseorang menyerobot masuk ke dalam tendanya.
"RINDI, GUE BAGI SAMBAL DONG!"
Ririn segera mengubah posisi berbaringnya menjadi terduduk. Ia terlalu syok saat Abi tiba-tiba datang. Main masuk, nyelonong pula! Untung saja ada Gae.
Abi yang melihat ekspresi Ririn hanya menyengir. Baginya, ekspresi Ririn kali ini terlihat menggemaskan. "Sori ... gue ngagetin lo, ya?"
Gae menoyor pelan kening Abi. Membuat cowok itu terhuyung. "Lo pikir sendiri makanya!"
Ririn hanya mendengus. Ia beringsut mengambil sambal yang kelebihan ia buat saat lomba masak tadi. Modus Abi selalu ... ada saja. Bilang saja jika cowok itu ingin bertemu dengan Syfa. Wah, sayang sekali dia kurang beruntung, karena Syfa sedang pergi ke kamar mandi salah satu warga yang kebetulan mereka sewa.
"Nih!" ujarnya. "Syfa nggak ada, kalo lo nyari dia."
Alis Abi terangkat, "Siapa yang nyari dia?"
Ririn hanya mengedikkan bahunya.
"Cuma mau minta sambal doang 'kan?" tanya Gae. "Sana balik ke tenda lo!"
Terlihat Abi yang mendengus setelah itu ia benar-benar keluar dari tenda regu tulip dengan membawa mangkuk kecil berisi sambal.
"Lo deket sama Abi ya, Rin?" tanya Gae. Rupanya kehadiran Abi mengundang rasa penasaran cewek itu.
"Nggak deket. Gue ribut terus sama dia. Dia juga kayaknya suka sama Syfa. Buktinya kalo sama gue dia selalu cari ribut. Sama Syfa lemah lembut."
Gae tertawa membuat Ririn heran. "Kenapa?"
"Lo cemburu?" Gae bertanya balik membuat Ririn mendengus. "Gila aja ya, yang gue liat, Abi itu sukanya sama lo, Rindiiii!"
Mendengar Gae memanggilnya Rindi membuatnya menatap sengit ke arah cewek itu. "Jangan panggil gue Rindi!"
Gae menutup telinga saat mendengar teriakan Ririn, "Oke, oke ... nggak lagi deh," cengirnya.
Emang apa salahnya panggil dia Rindi, sih?
**
Suasana malam hari ini begitu dingin. Ririn tidak heran dengan suasana yang seperti itu. Mengingat dirinya pernah melakukan kemah beberapa kali sebelumnya. Ya, kemah yang seperti sekarang. Bukan kemah yang kebanyakan orang lakukan macam ngecamp dengan hanya beberapa teman saja. Jika begitu, sudah pasti Ririn tidak mendapat izin dari sang Ayah. Kemah di sekolah saja sudah susah minta izinnya, apalagi jika ngecamp dengan teman-teman.
"Mau ada games apalagi sih?!" tanya Adera dengan nada kesalnya. Wajah gadis itu terasa mengigil karena menahan hawa dingin. Padahal ini masih pukul 19.00 WIB, belum pukul 03.00 dini hari. Uuuuh, silahkan nikmati sensasi dingin di jam-jam itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/151445788-288-k469006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him, Abi
Teen FictionApa yang tidak Ririn tau tentang Abi? Teman sekolah satu angkatan, satu ekstrakulikuler, satu kelas. Semua tentang Abi, Ririn mengetahuinya. Berawal dari kejahilan Abi, Ririn awalnya membenci dan lebih tepatnya tidak menyukai cara bersikap cowok it...