12# Setiap Malam

2.5K 330 34
                                    

Kalau 60 vote
Aku bakal up besoknya wkwk
Pasti gak bisa kan?

~Happy Reading~

•-------------------------------------------•

Tzuyu mengerutkan keningnya saat melihat mobil seseorang berada di depan halaman rumahnya. Jadi benar dia akan tinggal di rumahnya. Tzuyu mendesah berat.

Semua mata kini menatap ke arah Tzuyu. Namun, Tzuyu dengan tidak sopannya hanya mengabaikan mereka dan akan naik ke kamarnya sebelum suara menghentikan langkahnya.

"Tzuyu, kenapa kau tidak memberi salam? Tidak sopan," tegur ibunya tapi dengan nada lembut. Tzuyu memutar bola matanya jengah.

"Aku capek. Kapan-kapan aja," katanya lalu benar-benar menuju ke kamarnya. Dalam hati, Hana hanya mencoba sabar akan sikap Tzuyu.

"Ah, maafkan Tzuyu. Dia memang seperti itu," kata Hana. Ibu Eunha pun memaklumi. Wajah wanita itu tampak pucat.

"Eunha, untuk malam ini kau tidur dulu di kamar Tzuyu ya. Kamarnya berada di lantai atas, kamar pertama," kata Hana ramah. Eunha tersenyum dan mengangguk.

Ia sudah berada di depan pintu ber cat putih. Namun, ia takut untuk masuk.

Tok tok

"Tzuyu!" panggil Eunha hati-hati.

"Tzu!" panggilnya lagi.

"APA!!" teriaknya kesal. Tentu saja Tzuyu kesal. Ia baru saja memejamkan matanya tapi gadis itu mengusiknya.

"A.. Aku boleh masuk?" tanya Eunha takut.

"Gak!" jawab Tzuyu. Ia belum tau kalau Eunha akan tidur di kamarnya. Eunha pun akhirnya memilih duduk di depan pintu kamar Tzuyu. Menunggu Tzuyu sampai keluar kamar.

1 jam

Hana yang ingin melihat bagaimana anaknya dan Eunha yang berada di kamar terkejut. Gadis dengan rambut pendek itu tertidur di depan pintu kamar Tzuyu. Hana menghela nafas kasian kepada Eunha.

"Eunha," panggil Hana lirih. Eunha pun perlahan terbangun.

"Tante," kaget Eunha.

"Kenapa tidur disini?" tanya Hana. Eunha lagi-lagi gugup. Tidak mungkin ia berbicara yang sebenarnya kepada Hana.

"Tzuyu sepertinya sudah tidur saat saya akan masuk. Jadi, saya menunggunya disini saja," katanya dengan senyuman.

Klekkk

Tzuyu terkejut saat melihat ibunya dan Eunha berada di depan pintu kamarnya.

"Kenapa kalian disini?" tanya Tzuyu. Hana menghela nafas sabar.

"Nak, untuk malam ini kau berbagi kamar dulu ya bersama Eunha. Kamar tamu sedang di bersihkan," kata Hana lemah lembut.

"Tidak mau!" seru Tzuyu cepat. Eunha menunduk dalam.

"Sayang, dia teman satu sekolah mu," kata Hana.

Tzuyu menatap Eunha simpati. Ia juga merasa kasihan. Namun, saat ia melihat wajah polos itu. Otomatis ia akan langsung tetingat Jungkook yang selalu memarahinya dan membela Eunha. Tzuyu tegaskan lagi bahwa ia TIDAK membenci Eunha.

"Baiklah, hanya untuk malam ini," peringat Tzuyu. Hana kini tersenyum. Ia tahu anaknya tidak akan sekejam ini.

•••

Jungkook menatap foto dirinya bersama dengan Tzuyu saat berusia 11 tahun. Saat dirinya masih sangat dekat dengan gadis itu. Saat semuanya belum rumit seperti ini.

Jungkook, merindukan momen manisnya dulu bersama Tzuyu.

Namun, ada suatu hal yang membuatnya tidak bisa lagi meraih gadis itu. Apa ia terlalu jauh? Mata Jungkook dengan sayu menatap ke arah foto lain dengan orang yang berbeda, dirinya dan seseorang yang sangat berarti baginya. Dalam foto itu, mereka berdua tampak sangat bahagia.

"Apa aku bisa menjalani semua ini?" gumam Jungkook. Kepalanya berdenyut sakit saat mencoba berfikir keras.

"Tzuyu."

"Tzuyu."

"Tzuyu." Gumam Jungkook setiap malamnya. Ia tersenyum kecut. Tanpa sadar air matanya jatuh. Ia menangis...... Lagi? Jungkook memegang jantungnya yang terasa berdenyut nyeri setiap memikirkan Tzuyu.

----------------------------------------------------------

Maaf cuma bisa up sedikit. Karena ideku hari ini gak banyak. Tapi masih aku sempatin buat up.

Sorry and thank you

Jangan lupa vomentnya😘

ANTAGONIS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang