40# Ending : Merelakan

3.2K 284 56
                                    

Bakal ada bonus chapter kalau votenya 100 dan komen 50!!

~Happy Reading~

•--------------------------------•

Selama satu tahun ini Tzuyu menjalani hidupnya tanpa adanya orang tersayang. Ya, kini Tzuyu sudah menjadi mahasiswa di sebuah universitas.

Tzuyu menunggu seseorang di depan gedung kelasnya. Hari ini hujan cukup deras. Tzuyu tersenyum dan menatap ke arah langit. Saat hujan, ia selalu merindukan seseorang. Orang yang dulu selalu menghiburnya. Orang yang dulu selalu membuatnya tersenyum. Tzuyu tidak akan pernah melupakannya. Ia sudah bertekad untuk membuka lembaran baru dan merindukan orang itu dengan senyuman. Ya, Haru. Dia akan menjadi orang penting yang selalu di ingat dalam hidupnya.

"Dingin?"

Tzuyu menoleh saat sebuah jaket menutup tubuhnya dari hawa dingin. Senyuman terbit di wajah cantiknya.

"Terimakasih," kata Tzuyu.

Jungkook tersenyum dan mengambil tangan Tzuyu. Ia meniup-niup kecil tangan gadis itu agar tidak kedinginan.

Jungkooklah orang yang kini menemani Tzuyu dan orang yang menjadi penghibur Tzuyu. Hubungan pertemanan mereka sejauh ini baik. Tzuyu maupun Jungkook, keduanya tidak lagi canggung. Mereka sama-sama membuka lembaran baru dalam hidup masing-masing.

"Ayo!" ajak Jungkook sambil menggenggam tangan Tzuyu erat. Mereka berdua berlari menembus hujan untuk pergi ke parkiran.

Perihal perasaan Jungkook masih sama. Malah semakin besar. Namun ia tak berani mengungkapkannya. Ia takut, hubungan yang sudah baik ini akan memburuk dan renggang saat ternyata Tzuyu menolaknya. Dan yang paling ia takuti, Tzuyu akan menjauh darinya. Ia tak mau itu sampai terjadi. Jungkook akan mengatakan kepada Tzuyu, tapi nanti. Saat semuanya sudah siap. Entah itu waktu, penghasilan maupun hati yang mungkin harus siap kehilangan saat Tzuyu menolak. Saat ini, biarlah seperti ini. Ia cukup menikmati setiap waktu bersama Tzuyu. Waktu yang dulu hilang karena ia sia-siakan. Mereka telah masuk ke dalam mobil. Baju mereka berdua sedikit basah.

"Sebentar lagi wisuda," kata Jungkook.

"Hm, apa kau akan meneruskan S2?" tanya Tzuyu. Jungkook mengangguk.

"Itu bagus," jawab Tzuyu.

"Kau?"

"Tidak. Aku ingin segera bekerja," katanya.

"Aku akan merindukanmu."

"Maksudmu?" Tzuyu segera menoleh begitu mendengar kalimat aneh dari Jungkook.

"Aku akan meneruskan kuliah di luar negeri," kata Jungkook sambil tersenyum.

Tzuyu mendadak diam. Matanya berkaca-kaca.

"Dimana?" tanyanya lirih.

"Di London," jawab Jungkook. Ia tersenyum paksa. Dirinya tidak boleh terlihat lemah di hadapan Tzuyu. Sejujurnya, ia juga tidak mau. Namun, pilihan dari orang tuanya lah yang memaksa Jungkook.

"Kenapa harus jauh? Kenapa tidak disini?"

"Hanya sebentar," kata Jungkook. Tzuyu menggeleng. Ia tahu, itu bukanlah kemauan Jungkook.

"Kenapa kau selalu menurut perkataan orang tuamu? Sudah cukup mereka mengekangmu!" air mata Tzuyu jatuh perlahan.

"Tidak, aku menginginkannya. Aku baik-baik saja. Tolong tunggu aku," kata Jungkook dengan sendu. Tzuyu memeluk Jungkook dan laki-laki itu pun membalasnya. Mereka berpelukan cukup erat.

"Tunggu aku, Tzuyu."

•••

Pagi ini Tzuyu di suruh mamanya untuk ke rumah Jungkook memberikan bingkisan oleh-oleh. Namun rumah itu tampak tak ada penghuninya. Terbukti dari Tzuyu yang memencet bel berkali-kali tapi tak ada orang yang membukakan pintu.

"Apa tidak ada orang?" gumam Tzuyu. Ia meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Jungkook.

"Panggilan yang anda tuju sedang tidak aktif," suara dari operator.

Tzuyu mengerutkan keningnya. Pembantu dari keluarga Jeon juga tidak ada. Rumah benar-benar sepi. Tzuyu pun menghubungi nyonya Jeon.

"Halo, Tzuyu," kata nyonya Jeon.

"Halo, tan. Tante dimana? Kenapa tidak ada orang di rumah?" tanya Tzuyu.

"Oh, tante sedang mengantar Jungkook ke bandara sayang. Ada urusan apa?" tanya nyonya Jeon.

Tzuyu mematung. Mengantar Jungkook ke bandara. Rasanya Tzuyu tak percaya. Jungkook pergi? Tanpa mengabarinya? Tzuyu menjatuhkan air matanya. Dengan cepat ia berlari ke mobil dan meminta sopir untuk ke bandara yang tadi nyonya Jeon sebutkan.

"Tzuyu, maaf. Tante tidak bisa bicara lama. Jungkook akan berangkat. Tante tutup, ya," setelah mengatakan itu telpon terputus.

"Tante! Tante jangan ma..."

Tutt tutt

Tzuyu mendesah berat. Jungkook akan segera pergi. Kenapa Jungkook pergi tanpa mengabarinya? Itu membuat Tzuyu sedih. Apa Tzuyu tak berarti apa-apa bagi Jungkook.

Di lain sisi. Jungkook menatap foto Tzuyu. Air matanya jatuh. Waktu yang bilang sebentar hanya kebohongan. Ia akan lama meninggalkan Tzuyu dan mungkin, ayahnya tidak akan mengizinkan ada komunikasi apapun. Jungkook di tuntut untuk fokus di sana.

Alasan kenapa Jungkook tidak mengabari Tzuyu, karena Jungkook tidak akan bisa melihat Tzuyu menangis. Ia takut pertahanannya selama ini hancur.

"Maaf, Tzu," kata Jungkook. Ia kemudian menghapus air mata yang menetes. Berat bagi Jungkook meninggalkan Tzuyu. Namun ia tak bisa berbuat apapun untuk bisa tinggal.

"Papa, akan membuat pilihan. Meneruskan kuliah di London dan fokus tanpa komunikasi dengan siapapun selama 8 tahun. Atau melihat orang yang kau sayangi hancur perlahan? Jika kau memilih pilihan pertama, papa tidak akan minta apapun darimu lagi."

Itulah kalimat yang papanya ucapkan saat bertengkar dengan Jungkook. Dan inilah pilihan Jungkook sekarang. Ia akan memilih pergi demi orang yang ia sayang.

Tzuyu menangis mencari Jungkook. Sudah terlambat. Jungkook sudah berada di dalam pesawat. Satu menit lagi pesawat akan mengudara.

"Jika ini pilihanmu. Aku akan menerimanya. Mungkin ada alasan kau pergi tanpa pamit," batin Tzuyu dengan air mata yang turun deras.

----------------------------------------------------------

END

INI BENAR-BENAR END. BUKAN PRANK LAGI.

Terimakasih buat kalian semua yang ngikutin ANTAGONIS dan selalu voment.

(Gimana perasaan Tzuyu di tinggal tanpa kepastian?) hihihi

18.21

Sabtu, 13 Maret 2021

ANTAGONIS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang