26# Melepasmu Begitu Menyakitiku

2.4K 306 43
                                    

Kalau 90 vote
Besoknya aku update

~Happy Reading~

•-----------------------------------•

Hari ini Tzuyu sudah mulai kembali bersekolah. Rasanya sangat aneh sekaligus senang bisa kembali melihat sekolahan yang sudah lama ia tinggal.

"Tzuyu!" teriak Yeri sambil berlari. Wajahnya tadi tampak kaget melihat Tzuyu.

Yeri dengan cepat berlari ke arah Tzuyu dan memeluk gadis cantik itu cukup erat.

"Aww," ringis Tzuyu saar Yeri mendekapnya terlalu erat sampai mengenai tangannya yang belum sembuh.

"Kenapa Tzu? Ada yang sakit?" tanya Yeri panik.

"Tangan ku," kata Tzuyu. Yeri dengan cepat melepas rangkulannya dan minta maaf kepada Tzuyu.

"Maaf, aku terlalu senang lihat kamu masuk sekolah," kata Yeri. Tzuyu tersenyum dan mengangguk maklum.

"Tapi, Tzu. Tanganmu belum sembuh. Lalu bagaimana kau akan menulis karena yang patah tangan kananmu." Yeri menatap Tzuyu khawatir.

"Ya gak nulis. Lagian, mommy sudah mengijinkanku," kata Tzuyu tersenyum senang. Yeri pun mengangguk.

Di persimpangan koridor menuju kelasnya, Tzuyu tak sengaja bertemu dengan Haru. Awalnya Haru juga menatapnya tapi entah kenapa dengan cepat laki-laki itu mengalihkan pandangan dan pergi begitu saja. Tzuyu terus menatap punggung Haru yang semakin jauh. Pandangan Tzuyu berubah sayu. Hatinya tidak tenang. Semacam takut kehilangan orang penting dalam hidupnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Yeri. Tzuyu segera menoleh ke arah Yeri. Ia menggeleng dan mengajak Yeri untuk kembali berjalan.

"Yahh, Yena hari ini gak masuk," kata Yeri saat melihat absensi kelas.

"Dia izin? Mau kemana Yena?" tanya Tzuyu bingung.

"Entahlah, seminggu ini dia sering tidak masuk," kata Yeri sedih.

"Kenapa tidak kita tanyakan saja?" kata Tzuyu. Yeri menggeleng.

"Percuma, dia tidak akan menjawabnya. Aku sudah mencobanya," balas Yeri.

"Mungkin Yena tidak ingin mengatakannya. Ini privasi dia. Jadi kita tidak berhak tahu," kata Tzuyu untuk menghibur Yeri. Padahal dirinya sendiri khawatir dengan gadis lincah itu.

"Hm," balas Yeri dengan senyum paksa.

•••

Tzuyu hari ini ke kantin sendiri. Yeri sedang ada kegiatan osis. Karena Yena tidak masuk, ia pun ke kantin sendiri.

"Ahh, tau begini aku akan menuruti kata mommy untuk membawa bekal," gerutu Tzuyu. Ia menyesal tidak menuruti perkataan ibunya. Alasan Tzuyu menolak membawa bekal karena ia rindu makanan kantin.

Tzuyu membawa mangkok bakso di tangan kirinya. Ia berusaha menahan panas. Setelah itu, ia kembali membawa es teh lemon yang tadi ia pesan bersama bakso.

Tzuyu baru sadar, bagaimana ia bisa makan dengan tangan kanannya yang masih sakit. Tzuyu dari dulu susah makan dengan tangan kiri. Di tambah, bakso jumbo membuatnya sulit melahapnya.

"Kenapa aku pesan bakso?" gumam Tzuyu kesal. Ia kemudian mendiamkan makanannya itu dan memilih meminum esnya.

Tiba-tiba, mangkok baksonya di tarik seseorang. Tzuyu menatap orang itu kaget.

"Jungkook, kenapa kau disini?" tanya Tzuyu tak menyangka.

"Buka mulutmu!" perintahnya. Tzuyu menggeleng. Ia malu di lihat banyak orang.

"Buka!" kata Jungkook lagi.

"Aku bisa sendiri," dumel Tzuyu. Saat ia akan meraih garpu dari tangan Jungkook, dengan cepat laki-laki itu menjauhkannya.

"Buka mulutmu!" kata Jungkook dengan nada yang lebih tajam.

Tzuyu mendengus kesal. Ia menatap Jungkook penuh dendam. Tzuyu pun akhirnya mengalah.

"Kenapa tidak menurut dari tadi," ejek Jungkook. Namun, ia tetap menyuapi Tzuyu dengan telaten.

Tzuyu menatap Jungkook lekat. Rasanya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi sangat sulit.

"Jungkook," panggil Tzuyu. Jungkook dengan cepat menatap balik Tzuyu membuat gadis itu salah tingkah.

"Kenapa?" tanyanya.

"Emm.. A.. Aku sudah. Maksudku ingatanku sudah kembali," kata Tzuyu. Jungkook tersenyum dan mengangguk.

"Hanya itu responnya?" batin Tzuyu.

"Lalu apa yang ingin kau lakukan?" tanya Jungkook membuat Tzuyu mengernyit bingung.

"Maksudmu apa?" tanya Tzuyu hati-hati.

"Ingatanmu sudah kembali. Apakah kau masih terobsesi padaku? Dan apa kau masih ingin melanjutkan perjodohan?" tanya Jungkook dengan wajah dingin. Begitu cepat wajah Jungkook berubah dari hangat ke dingin. Tzuyu bergidik sendiri.

"Untuk obsesi? Aku rasa aku tidak pernah terobsesi padamu. Itu cinta!" tekan Tzuyu. Dada Jungkook rasanya sakit jika harus mengatakan kata-kata yang jahat kepada Tzuyu.

"Dan tentang perjodohan. Aku rasa kau dan aku tidak saling di takdirkan. Kita hanya dipertemukan untuk menjadi teman. Maka dari itu, aku akan bilang kepada orang tua ku untuk membatalkannya. Tenang saja, aku tidak akan bertindak bodoh lagi. Perasaan ku padamu tidak akan pernah mengganggumu lagi. Terimakasih, karena sudah pernah menjadi orang penting dalam hidupku," kata Tzuyu dengan senyuman lembut. Tanpa Jungkook ketahui, hati Tzuyu menangis sekarang. Jungkook masih mematung di tempatnya. Dunia Jungkook rasanya berhenti.

"Bahagialah sekarang. Hidupmu sudah bebas. Maaf, karena menjadi penghalang kebahagianmu selama ini. Aku ke kelas dulu," kata Tzuyu. Ia kemudian berdiri dan meninggalkan Jungkook sendirian. Jungkook menunduk. Air matanya menetes. Tangannya mengepal sangat kuat.

Jadi seperti ini rasanya di tinggalkan? Kenapa Jungkook baru sadar saat Tzuyu sudah mulai pergi dari hidupnya? Kenapa ia baru menyadari jika ia lemah tanpa Tzuyu?

"Apa aku terlambat?" gumam Jungkook. Air mata tak berhenti menetes.

----------------------------------------------------------

Next

Aku berharap konfliknya di next part lebih seru. Semoga otak ini mendukung.

Apa yang kalian harapin?

Jangan lupa vomentnya😘

ANTAGONIS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang