Maaf kemarin gak update. Sekarang aku bakal double update.
~Happy Reading~
•---------------------------------•
Tatapan Jungkook kosong. Namun dalam hatinya tak berhenti juga mendoakan nama Tzuyu. Ia takut. Sangat-sangat takut. Wajahnya sudah banjir air mata.
Sudah sekitar 4 jam lebih Tzuyu di ruang operasi. Tak ada tanda-tanda operasi akan selesai, membuat semua orang yang ada di sana menunggu penuh harap. Ibu Tzuyu tidak berhenti menangis. Sedangkan ayah Tzuyu rasanya lemas. Ia tak mampu untuk membuka mulutnya sendiri karena terlalu terkejut dengan apa yang di alami anak semata wayangnya.
Yena dan Yeri dari tadi menangis tak bersuara. Mereka cukup sadar jika akan lebih memperburuk keadaan.
Haru?
Tentu saja ia ada di sana. Ia kini sedang mengusap wajahnya frustasi.
Beberapa menit kemudian lampu ruang operasi di matikan. Brankar yang terdapat Tzuyu di atasnya keluar. Membuat semua orang yang ada di sana dengan cepat melihat Tzuyu.
Wajah gadis itu sangat pucat. Mulutnya kering dengan alat bantu pernafasan. Selang infus dengan jarum infus yang menancap di dagingnya membuat kaki Hana lemas. Bahu tangan Tzuyu patah sehingga mengharuskan Tzuyu memakai perban. Tulang dari punggung gadis itu retak. Kondisinya jauh dari kata baik-baik saja.
"Pasien belum bisa di kunjungi banyak orang. Jika ingin melihatnya, cukup satu orang," kata sang dokter. Setelah itu ia pun pergi setelah membicarakan beberapa hal dengan tuan Chou.
"Jungkook," panggil Hana dengan suara serak dan halus. Jungkook menatap ke arah Hana.
"Masuklah. Aku tau kau ingin menemuinya," kata Hana dengan senyuman. Jungkook menahan tangisnya. Ia pun mengangguk dan masuk ke ruang rawat Tzuyu.
Kaki Jungkook lemas saat mulai dekat dengan Tzuyu. Nafasnya seperti tercekat kala melihat gadis itu terbaring lemah dengan mata terpejam. Jungkook mengambil tempat di samping ranjang Tzuyu. Ia meraih tangan Tzuyu dan menggenggnya.
"Tak apa untuk sekarang istirahat. Tapi jangan lupa bangun. Di sini banyak orang yang menunggumu," kata Jungkook dengan senyuman paksa. Air matanya sudah menumpuk di mata Jungkook.
"Kau tau, bagaimana rasanya melihat orang yang berharga bagi kita kini terbaring dan memperjuangkan nyawanya? Rasanya sakit dan begitu sesak. Kita tidak bisa melakukan apa-apa selain berdoa. Maka dari itu, bangunlah dengan cepat."
"Aku tidak akan lagi membentakmu. Tidak akan lagi memarahimu atau menyalahkanmu atas kesalahan yang tidak kau berbuat. Aku menyesal. Maafkan aku. Ayo bangun. Beri aku kesempatan. Bolehkah aku meminta kau kembali?" Jungkook meneteskan air matanya. Ia menunduk dengan air mata yang semakin deras.
•••
Jungkook tidak pulang. Sudah tiga hari ia menemani Tzuyu. Gadis itu masih belum sadar juga.
"Belum bangun?" tanya Jungkook dengan senyuman. Ia mengusap rambut Tzuyu penuh sayang.
"Ayo bangun. Aku bilang jangan lama-lama menutup matanya. Kau tidak bosan? Apa badanmu tidak sakit tidur terus?" tanya Jungkook.
Bunyi ponsel Jungkook membuat laki-laki itu segera melihat ke arah layar benda persegi panjang berwarna hitam itu.
"Hallo?"
"Jungkook, Eunha hilang!" kata Kang Mina, teman sekelas Eunha dan Jungkook. Ya, hanya Mina dan Jungkooklah orang yang benar-benar mau berteman dengan Eunha.
"Apa maksudmu?"
"Eunha sudah tiga hari tidak masuk ke sekolah. Di rumah Tzuyu pun dia tidak ada," katanya.
Jungkook mematikan ponselnya dan segera keluar dari ruangan tanpa peduli apapun lagi. Tujuannya hanya satu, menemukan Eunha.
Tangan Tzuyu mulai bergerak. Tak lama kemudian, mata gadis itu terbuka. Pandangannya kosong. Seolah dirinya tak punya kehidupan sekarang.
"Mommy, daddy, Jungkook, Yena, Yeri, H..haru?"
Setetes air mata jatuh. Tzuyu mengingat semuanya. Siapa dirinya dulu dan bagaimana sikapnya. Semua sangat jelas di ingatan yang sudah kembali.
"Tzuyu," panggil Haru terkejut. Ia segera menghampiri gadis itu.
"Kau sudah siuman? Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit? Sebentar, aku akan memanggil perawat," kata Haru.
"Haru," panggil Tzuyu. Meskipun suaranya sangat lirih karena baru saja sadar. Haru masih dapat mendengarnya di ruangan yang hening ini.
"Ada apa? Katakan!" kata Haru dengan nada halus.
"Haru Haru Haru Haru," ucap Tzuyu. Haru tak mengerti maksud dari gadis itu.
"Kenapa Tzu?" tanya Haru. Kini nadanya terdengar khawatir.
"Haru, aku mengingatmu," kata Tzuyu. Sontak, Haru terdiam di tempat. Ini kabar membahagiakan sekaligus menakutkan baginya.
"Kau mengingatku?" tanyanya dengan nada bergetar.
"Hm," jawab Tzuyu.
"Aku akan memanggil perawat," katanya lalu keluar dari ruangan.
Lagi-lagi, air mata Tzuyu jatuh. Ia menatap kepergian Haru dengan sorot mata sayunya.
"Maaf."
-----------------------------------------------------------
Next
Maaf buat kalian semua karena gak nepati janji buat update. Cuma pengen ngasih tau aja, kalau misalnya aku gak bisa update, itu bukan karena aku males. Tapi emang bener-bener ada urusan mendadak yang gak sesuai sama ekspetasi.
Maaf sekali lagi buat kalian kecewa, marah atau pun apalah. Jadi, karena gak nepati janji aku bakal double update ya.
Jangan lupa vomentnya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓
FanfictionCOMPLETED | BAHASA BAKU!! FOLLOW SEBELUM BACA!! DILARANG PLAGIAT!!! (9 Januari 2021) Terbangun tanpa ingatan membuat Chou Tzuyu tak tau apa-apa. Bimbang saat orang-orang menatapnya tajam. Menyindirnya. Menatapnya sinis bahkan mencemohnya. Satu hal...