Kalau 90 vote
Besoknya aku update~Happy Reading~
•-------------------------------•
Malam ini Tzuyu di buat kesal oleh Eunha. Bagaimana tidak, ini sudah jam 10 malam dan gadis itu terus mengiriminya pesan untuk datang ke lokasi yang telah dituliskan Eunha. Sebenarnya Tzuyu malas, tapi entah kenapa Tzuyu merasa tidak ada yang beres dengan Eunha.
Dengan mengendap-endap akhirnya Tzuyu bisa keluar dari rumah dan ia menuju ke lokasi yang telah Eunha kirim. Tzuyu mengernyitkan keningnya.
"Bukannya ini klub?" gumam Tzuyu. Ia membayar sopir taksi yang dengan baik hati mau mengantarkannya dan segera turun.
Di depan pintu yang tidak ada penjaganya, Tzuyu menghembuskan nafas berat.
"Maaf mommy, daddy. Aku datang ke tempat terkutuk ini," katanya kemudian masuk ke dalam.
Begitu masuk, Tzuyu sudah di buat sesak oleh bau rokok dan minuman alkohol yang menyengat di indra penciumnya. Dentuman musik yang keras dan orang-orang yang menari membuat Tzuyu beberapa kali terdorong. Sebagian orang juga menatapnya aneh karena Tzuyu datang ke klub menggunakan jaket bergambar boneka yang menutupi sampai lehernya dan celana longgar panjang.
"Cihh, dimana gadis itu!" kesal Tzuyu yang dari tadi tak menemukan Eunha.
Pandangan Tzuyu menajam saat melihat gadis dengan rambut pendek. Persis seperti model rambut Eunha. Di sampingnya, ada pria yang mencoba mendekati Eunha."Hah, apakah bajunya kekurangan bahan!" decak kesal Tzuyu. Baiklah, kali ini ia akan direpotkan oleh gadis itu.
"Berhenti menyentuh temanku brengsek!" teriak Tzuyu. Untung tidak begitu menarik perhatian orang-orang yang ada disana.
Pria itu menoleh dan menatap tajam ke arah Tzuyu.
"Apa lihat-lihat?" tantang Tzuyu. Gadis itu merutuki nada bicaranya yang berani. Padahal ia tak memiliki apapun untuk membuat nyali pria itu menciut. Bagaimana kalau pria itu memukulnya? Atau menyiksanya?
"Beraninya kau mengataiku brengsek!" kesal pria itu. Tzuyu tersenyum miring.
"Kalau begitu apa? Sialan?" mendengar kalimat Tzuyu, pria itu semakin marah.
"Jalang!"
Tzuyu melotot. Atas dasar apa pria itu mengatainya jalang!
"Ho ho ho, jalang? Jaga bicaramu!" kata Tzuyu marah.
"Sudahlah pergi sana. Cari kesenanganmu sendiri. Aku tak tertarik denganmu," katanya kemudian kembali menggoda Eunha yang tampak ketakutan.
"Kau memang menyusahkan!" desis Tzuyu. Ia kemudian menarik tangan Eunha agar pergi dari sini. Namun, pria tadi menahan Eunha.
"Jangan bawa dia!" tekan pria itu. Tzuyu bodoh amat. Ia masih berusaha melepaskan Eunha dari pria itu.
Bughhh
Tzuyu tersungkur di tanah dengan sudut bibirnya yang berdarah. Tzuyu bangun dan menatap tajam pria yang sudah berbuat kasar padanya.
"Itu akibat kau melawanku," katanya. Tzuyu geram. Orang tuanya saja tidak pernah memukulnya dan kenapa pria kurang ajar ini berani memukulnya.
"Lepaskan temanku dan carilah wanita lain," kata Tzuyu berusaha sabar.
Bugh
Tzuyu kembali jatuh. Kali ini pipinya yang berdenyut nyeri. Pukulan itu meninggalkan luka kebiruan.
Tzuyu berusaha berdiri dan mendorong pria itu keras. Tubuh pria itu menabrak kursi-kursi. Tzuyu segera mengajak Eunha keluar dengan berlari.
Tzuyu menoleh ke belakang, pria itu masih mengejarnya. Ia kembali menyeret Eunha yang mabuk. Saat melihat gang sempit yang gelap, Tzuyu segera bersembunyi disana.
Ia merogoh ponselnya dan mencari kontak orang yang bisa dihubungi. Tidak mungkin ia menghubungi kedua orang tuanya. Dua orang yang terlintas. Haru dan Jungkook. Setelah mengirim pesan, Tzuyu melihat orang itu ada atau tidak.
"Aman," kata Tzuyu menghembuskan nafas lega. Ia melihat ke arah Eunha yang teler.
"Menyusahkan," kata Tzuyu jengkel. Ia menyangga tubuh Eunha untuk mencari tempat yang lebih aman.
"Aku merindukan keluargaku," gumam Eunha. Tzuyu masih diam.
"Hiks. Aku takut. Kenapa semua orang membenciku," gumamnya lagi. Kali ini gadis itu menangis. Tzuyu mulai terenyuh.
"Aku kesepian. Aku tidak ingin menjadi gadis lemah tapi... aku tidak bisa," tangis Eunha semakin deras. Tzuyu mendudukkan Eunha di sampingnya. Ia menatap iba ke arah gadis rapuh itu. Perlahan, Tzuyu menyeka air mata Eunha.
"Kau harus merasakan sakit untuk menjadi kuat," kata Tzuyu.
"Aku tidak punya siapa-siapa. Aku merindukan keluargaku dan Jungkook. Tolong jangan tinggalkan aku," kata Eunha. Hati Tzuyu seperti berhenti berdetak. Serapuh inikah Eunha. Tzuyu tersenyum.
"Jungkook pasti akan bersamamu," kata Tzuyu dengan senyuman paksa.
"Aku tau kau mulai menjaga jarak kepadaku. Aku takut, benar-benar takut. Jangan tinggalkan aku, Jungkook," gumam Eunha.
"Eunha," Jungkook khawatir. Ia menatap Tzuyu minta diberi penjelasan. Saat Tzuyu akan menjelaskan, Jungkook terlebih dahulu memotongnya.
"Kau bawa dia ke klub?" tanya Jungkook. Tzuyu terkejut. Apa Jungkook mulai salah paham lagi kepadanya?
"Tidak. Aku malah menjemputnya," jawab Tzuyu. Jujur, ia kesal.
Jungkook tak menggubrisnya lagi. Ia sibuk dengan keadaan Eunha.
"Tzuyu," panggil Haru. Laki-laki itu menatap wajah Tzuyu yang babak belur. Haru mengarahkan tangannya ke wajah Tzuyu untuk memastikan.
"Aww," ringis Tzuyu. Jungkook pun langsung menatap ke arah Tzuyu begitu mendengar Tzuyu kesakitan.
"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Haru khawatir.
"Aku di pukul oleh pria yang mengganggu Eunha," jawab Tzuyu. Jungkook merasa bersalah karena tak menanyakan kondisi Tzuyu.
"Antarkan aku pulang," kata Tzuyu kepada Haru. Jungkook menatapnya sayu.
"Pulang denganku," kata Jungkook. Tzuyu tersenyum dan menggeleng. Kemudian ia langsung masuk ke dalam mobil Haru.
Setetes air mata keluar dari mata indah Tzuyu. Ia menangis. Meluapkan rasa kesalnya.
--------------------------------------------------------
Next
Jungkook plis dehh
Jangan lupa vomentnya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS ✓
FanfictionCOMPLETED | BAHASA BAKU!! FOLLOW SEBELUM BACA!! DILARANG PLAGIAT!!! (9 Januari 2021) Terbangun tanpa ingatan membuat Chou Tzuyu tak tau apa-apa. Bimbang saat orang-orang menatapnya tajam. Menyindirnya. Menatapnya sinis bahkan mencemohnya. Satu hal...