indigo girls - 23

1.7K 194 20
                                    

HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾

∆∆∆

Saat tiba di sekolah, Mareta mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah yang ia lewati. Namun hasilnya, nihil orang yang ia cari tidak ada di sekitarnya. Hingga akhirnya mereka sampai di depan kelasnya. Alhasil ia pun masuk ke dalam kelas, karena orang yang ia cari tidak ada juga. Jadi ia berniat untuk melanjutkan pencarian itu nanti saja.

15 menit lagi bel akan berbunyi namun Cantika teman semeja Mareta masih juga belum datang. kali ini mereka sungguh kesepian akhirnya ia membuka ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp miliknya.

"Apa gue minta maaf sekarang aja ya lewat WhatsApp?" gumam Mareta yang bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Minta maaf ke siapa?" Tanya Cantika tiba-tiba dari arah depan Mareta.

Alhasil Mareta pun terkejut dengan kedatangan Cantika yang tiba-tiba.

"Eh ngga kok bukan ke siapa-siapa. Oh ya tumben lu datengnya siang?" tanya Mareta balik yang sengaja mengalihkan topik.

"Iya gara-gara bangun kesiangan semalam habis maraton drakor," jawab Cantika dengan wajah cengar-cengir.

"Terus aja gitu. Mana cengar-cengir lagi," timpal Mareta sewot.

"Ya udah sih nggak usah sewot napa!"saut Cantika.

"Iya udah iyain kasihan," jawab Mareta dengan nada menggoda Cantika.

Sedangkan Cantika pun berjalan untuk duduk di kursi sebelah Mareta. Karena kedatangan cantik yang tiba-tiba, akhirnya ia memutuskan untuk mengurungkan niatnya meminta maaf pada Bima melalui pesan WhatsApp dan ia akan mencoba kembali untuk mencari keberadaan Bima lagi nanti, saat istirahat. Bisa saja mungkin nanti akan bertemu di kantin, koridor, dan di daerah sekolah lainnya. Asalkan bertemu dan bisa untuk meminta maaf.

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Seluruh siswa yang sedari tadi ada di luar kelas pun sudah masuk dan duduk di kursi masing-masing. Hari ini di kelas Mareta adalah jadwal pelajaran kesukaan mereka yaitu pelajaran biologi.

Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang nilainya paling tinggi di raport Mareta. Namun bukan berarti nilai mata pelajaran lainnya rendah. Hal seperti itu tidak berlaku pada Mareta. Karena ia termasuk ke dalam kategori siswa-siswi yang pintar di kelasnya.

Dalam jadwal pelajaran kali ini seluruh siswa di kelas Mareta akan diberikan tugas kuis untuk nilai pengetahuan. Mareta mengerjakan tugas kuis itu dengan penuh tanggung jawab dan disiplin. Dari dulu saat ia masih kelas X Mareta tidak pernah menyontek saat ulangan ataupun tugas yang lainnya.

Waktu pun berlalu begitu saja hingga guru pengajar pun memberikan informasi mengenai waktu yang tersisa.

"Waktu tinggal 10 menit lagi!" ucap guru pengajar memberikan informasi.

"Baik bu," jawab siswa.

Akhirnya Mareta menyelesaikan tugas kuisnya. Ia pun segera mengumpulkan jawabannya ke guru yang sedang duduk di kursi depan itu. Karena sekitar 7 menit lagi sudah memasuki waktu istirahat, Mareta diizinkan untuk keluar terlebih dahulu dari kelas dan diperbolehkan untuk istirahat. Namun Mareta tidak langsung ke kantin, iya masih duduk di bangku keramik depan kelasnya. Dengan alasan iya sekalian menunggu Cantika keluar dan pergi bersama menuju kantin.

Dengan duduk-duduk Mareta mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru sekolah di sekitarnya. Tanpa sengaja indera penglihatannya menangkap sesosok orang yang sedari tadi pagi ia cari. Mungkin sekarang waktu yang tepat mareta bisa meminta maaf pada Bima tentang masalah tadi pagi dan juga mumpung sekarang tidak ada Cantika. Akhirnya ia pun memanggil Bima dari posisinya sekarang.

"BIMA," teriak Mareta yang berusaha memanggil Bima yang berdiri kira-kira 1,5 meter darinya.

"SEBENTAR," jawab Bima dari kejauhan dengan nada yang setengah teriak namun masih dapat didengar oleh indera pendengaran Mareta.

Sedangkan Bima, karena mendengar namanya dipanggil. Alhasil Bima pun menghampiri orang yang memanggil namanya itu.

"Kenapa ret?" tanya Bima saat sampai di hadapan Mareta.

"Gue mau minta maaf yang masalah tadi pagi Bim," ucapan eta dengan kepala menunduk.

"Ngga usah nunduk juga kali," jawab Bima sembari mengangkat dagu Mareta dengan jari tangannya.

"Gak apa-apa kok. No problem lagian salah gue juga yang kelamaan jemput lu," ucap Bima memberi tahu.

"Beneran gak apa-apa? soalnya jujur gue ngerasa bersalah banget sama lu," ucap Mareta lagi memastikan.

"Iya beneran," jawab Bima dengan tersenyum tulus.

"Lu cantik Mareta. kenapa nggak dari dulu aja ya gw sadar akan hal itu," - batin Bima.

"Ya udah ke kantin yuk temenin gue, udah laper nih," ajak Bima.

Namun tanpa mendengar jawaban dari Mareta terlebih dahulu. Bima langsung saja menarik tangan Mareta agar bisa ikut bersamanya ke kantin. Alhasil Mareta pun tertarik dan berjalan beriringan dengan tangannya yang masih saja digandeng oleh Bima. Seketika itu perhatian siswa-siswi di sekitarnya pun berpusat pada Mareta dan Bima.

"Udah cowoknya ganteng, ceweknya cantik pula. Cocok tuh kalo jadian," ucap siswi yang memuji.

"Tuh cewek bisa-bisanya sih jalan berdua sama si Bima," ucap siswi yang lainnya.

Mungkin seperti itulah ucapan demi ucapan yang mereka dengar. Sebenarnya mereka berniat ke kantin bersama Cantika. tahu-tahu sekarang malah bersama Bima yang sengaja menariknya.

Dilain tempat Cantika baru saja keluar dari kelas. Ia pun bingung mencari keberadaan mereka yang tidak ada di kursi keramik depan kelas. Akhirnya ia pun bertanya pada siswa kelas sebelah yang kebetulan di kenalnya dan juga tau namanya. Dengan cepat Cantika pun memanggil siswa itu.

"Sinta!" panggil Cantika.

"Iya kenapa Can?" tanya siswa itu yang ternyata bernama Sinta.

"Lu ngelihat Mareta ngga?" tanya Cantika to the poin.

"Oh Mareta, tadi gue lihat sih dia tadi diajak ke kantin sama Bima," jawab Sinta.

"Oke kalau gitu thanks ya," ucap Cantika.

Cantika pun berjalan ke kantin berniat untuk menyusul Mareta. Ternyata Mareta terlihat masih berada di koridor ujung yang langsung menghubungkan koridor ke kantin. Tanpa disengaja Cantika melihat ka tangan Bima yang menggandeng tangan kanan Mareta.

"Gak jadi nyusul deh, biarin aja mereka berdua. Daripada ntar gw yang jadi obat nyamuk kan sad gitu," ucap Cantika pada dirinya sendiri.

Akhirnya Cantika memutuskan untuk kembali menuju kelasnya dan mengurungkan niatnya untuk menyusul Mareta yang akan pergi ke kantin dengan Bima.

Di tempat Mareta ia masih saja tidak bisa lepas dari pegangan tangan Bima. Karena sedari tadi tangannya masih saja di pegang erat oleh Bima. Mareta pun tidak enak hati dengan Cantika, yang mungkin bisa saja Cantika bingung mencari keberadaan Mareta.

Padahal tanpa diketahui oleh Mareta. Cantika tau jika Mareta ke kantin bersama dengan Bima.

∆∆∆

JANGAN LUPA KLIK BINTANG YANG DIBAWAH DAN FOLLOW AKUN INI 🤩

Indigo Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang