indigo girls - 6

3.6K 326 8
                                    

HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾

∆∆∆

Mareta POV

Kenapa sih di saat gue mau bantuin orang lain dengan kelebihan yang gue punya selalu aja mereka gak percaya, selalu aja nuduh gue bohong segala macem di, terus gue harus gimana buat bisa bikin mereka percaya sama apa yang gue punya.

Emang salah ya kalo seseorang itu punya kelebihan indigo? Apa mereka pikir orang indigo itu kutukan? Pikiran seperti apa kalo gitu. -

"Kok sepi banget sih ni rumah?" gumam Mareta yang bertanya pada dirinya sendiri saat telah sampai di rumahnya.

Karena biasanya jam segini Reno sudah ada di rumah, tapi kali ini tidak. Pantas saja ia menyuruh adiknya untuk pulang menggunakan taksi.

Saat berjalan melewati ruang tengah ia bertemu bi Asih yang tengah membersihkan ruangan itu. Mareta pun menyapanya lalu ia pamit untuk pergi ke kamarnya karena mau mandi.

Setelah tiba di kamarnya, Mareta segera melepas sepatunya dan atribut lainnya kecuali seragam. Selepas itu ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket karena berkeringat seharian.

Mareta mandi menggunakan shower yang sudah tersedia di kamar mandinya. Ia mandi menggunakan air hangat yang keluar cukup deras dari shower yang ada di atas Mareta.

Sekitar 20 menit kemudian. Mareta keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama bergambar lebah miliknya.

"Udah jam segini kak Reno kok belum pulang sih? Masa gue harus sendiri di rumah," gumam Mareta pada dirinya sendiri.

Selepas Mareta bergumam tentang kakaknya, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu utama rumah Mareta. Tanpa berpikir panjang ia langsung keluar dari kamarnya dan membuka pintu karena ia berpikir bahwa itu adalah kakaknya.

Dan benar saja itu adalah ketukan pintu dari Reno.

"Akhirnya kakak pulang juga," ucap Mareta dan ia langsung berhambur ke pelukan kakaknya.

"Tumben kamu kayak gini? gak biasanya deh," tanya Reno pada adiknya.

"Gak tau kenapa, perasaan aku gak enak banget kak. Kayak ada yang ngeganjel gitu," jawab Mareta dengan wajah yang terlihat khawatir.

《☆》

Saat ini rumah Mareta sangat sepi, sebab penghuninya sudah terlelap dalam tidurnya semua. Kecuali mamang-mamang yang mungkin berjaga di pos satpam sana.

Saat Mareta tidur dia dikagetkan dengan suara benda Jatuh. Selalu saja di setiap akan ada kejadian aneh pasti ada suara benda Jatuh. Dengan mata yang mengantuk Mareta bangun dari tempat tidur dan menghidupkan saklar lampu agar ruangan kamarnya tidak gelap.

Saat Mareta ingin menghidupkan lampu, ia merasakan ada hembusan angin yang ada di kamarnya. Bagi Mareta ini merupakan angin yang menandakan bahwa akan ada makhluk astral yang akan datang.

Angin kencang datang, jendela kamar tiba-tiba terbuka menampilkan wajah sosok makhluk astral. Makhluk itu berupa sosok yang tadi ia lihat saat bertemu dengan Bima di sekolah. Sosok itu terlihat marah, sebab matanya terlihat merah dan tatapannya nyalang.

Mareta berlari ke arah kasurnya, dan segera menutup matanya dengan selimut. Namun sosok itu menarik selimut yang digunakan oleh Mareta. Lampu pun tiba-tiba mati dan suasana menjadi sangat menyeramkan.

Benda apa saja jatuh dan pecah, sampai akhirnya kamar Mareta menjadi sangat berantakan karena perbuatan sosok itu. Mareta membiarkan saja kamarnya yang berantakan itu daripada ia yang harus dalam bahaya lebih baik kamarnya saja yang berantakan.

Tidak lama kemudian sosok itu hilang dan angin yang berhembus kencang mulai turut hilang perlahan. Jendela kamar tertutup dengan sendirinya. Lampu kamar pun kembali normal.

《☆》

Pagi ini matahari yang muncul dengan sangat cerah hingga dapat menembus kaca jendela kamar Mareta.

Mareta berdiri dari kasurnya dan menguncir rambutnya yang sebahu agar tidak menggangu aktifitasnya. Ia menata kasurnya, selepas itu ia melihat sekeliling kamarnya yang semalam berantakan.

Kaget bukan main saat ia tersadar bahwa kamarnya sudah rapid an kembali seperti semula. Siapa yang tidak kaget kalo tau kejadian tadi malam seperti apa dan tiba-tiba saat pagi hari sudah dalam keadaan baik-baik saja.

"Kok tiba-tiba rapi ya? Siapa yang ngerapihin?" Tanya mareta heran pada dirinya sendiri.

Tidak memikirkan terlalu lama akhirnya mareta segera bergegas untuk mandi. Ia pun mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Sekitar 20 menit kemudian Mareta telah selesai mandi, dan berganti pakaian bahkan memoles kan sedikit bedak pada wajahnya yang cantik.

Tok..tok..tok..

Terdengar suara ketukan pintu kamarnya lalu seseorang berteriak dari arah luar.

"Dek ayo kita sarapan! tadi kakak udah order makanan," ucap Reno.

Mendengar teriakan itu Mareta segera mengambil tasnya dan segera keluar dari kamar.

"Eh kakak, ayo turun!" ajaknya pada reno saat telah sampai di depan pintu.

Mareta dan Reno berjalan beriringan menuju meja makan. Tidak membutuhkan waktu yang lama mereka sampai dan langsung duduk di tempatnya masing-masing.

Begini jadinya jika kedua adik kakak ini ditinggal mamanya secara tiba-tiba jadi semuanya serba pesan, dengan alas an tidak igin merepotkan bi Asih.

Mereka berdua sarapan dengan menu ayam goreng bumbu pedas. Itu merupakan makanan kesukaan Reno dari kecil. Selesai makan Mareta meletakkan kardus makan miliknya dan milik kakaknya ke dalam bak sampah di dapur.

Selesai sarapan Reno mengantarkan adiknya pergi ke sekolah, sedangkan dirinya hari ini libur kuliah.

Sesampainya di sekolah Mareta segera pamit kepada kakaknya dan turun dari mobil.

Mareta berusaha berjalan dengan tenang, walaupun ada saja temannya yang masih membicarakan tentang Mareta. Padahal jelas-jelas Mareta berjalan di depannya.

Namun semua ucapan tidak enak yang ia dengar, Mareta anggap sebagai penyemangat hidup nya untuk selalu menjadi orang yang lebih baik lagi bahkan menjadi orang yang terbaik.

Saat sudah sampai di kelas Mareta melihat salah satu gadis yang duduk di bangku sebelah Mareta yang kosong.

"Karina?" tanya Mareta kaget saat tau siswi yang sempat menyapanya beberapa hari lalu.

Mendengar ucapan Mareta, Karina hanya menjawab dengan senyumannya, sama seperti waktu itu.

Untung saja tidak ada hantu cegil pasti kalo ada dia, Karina di usilin. Bagaimana tidak, setiap ditanya malah hanya senyum tak menjawab saja. Bisu apa gimana sih, pasti begitu pikir cantika jika ia tau.

Biasa dia lagi sibuk urusan alam hantu, jadi kali ini ia tidak mengekor Mareta.

∆∆∆

Jangan lupa voment & follow!!
Di tunggu kritik dan sarannya ya.

Indigo Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang