indigo girls - 25

1.5K 161 3
                                    

HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾

∆∆∆

Masih di kamar Mareta. Tiba-tiba Mareta pingsan di samping meja belajarnya. Sedangkan makhluk gaib tadi seolah-olah puas dengan apa yang terjadi pada Mareta. Dalam sekejap makhluk itu pun menghilang seperti ditelan angin, menghilang entah kemana.

Kejadian ini terjadi lagi setelah beberapa waktu belakangan ini Mareta tidak pernah diganggu oleh sosok makhluk gaib. Tapi kali ini hal seperti itu terjadi lagi. Kejadian ini hingga membuat Mareta harus pingsan dan terkapar di lantai.

Di ruang keluarga masih ada Reno yang sedari tadi berkutat dengan laptopnya. Dengan ditemani segelas minuman coklat hangat dan sepiring biskuit.

"Belum selesai Ren?" tanya Sari pada Reno setelat mematikan tv.

"Belum ma tinggal 2 halaman lagi," jawab Reno dengan pandangan yang masih fokus pada layar laptopnya.

"Mareta udah tidur ma? Kok tumben dia gak ada keluar kamar?" tanya Reno pada Sari.

"Mama nggak tau juga sih. Coba deh mama ke kamarnya dulu ya," ucap Sari sembari berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan menuju kamar Mareta di atas.

Tak lama kemudian saat sampai di kamar Mareta ia mengetuk pintu kamar Mareta. Namun berkali kali di ketuk dan di panggil, masih tidak ada juga jawaban dari dalam kamar.

Akhirnya Sari pun membuka pintu kamar Mareta yang ternyata tidak di kunci. Saat itu juga Sari kaget bukan main. Ia melihat anak gadisnya itu yang tidak berdaya terkapar di lantai kamarnya. Sari pun berteriak memanggil Reno agar bisa membantunya. Reno yang mendengar teriakan sang mama dari kamar Mareta. Akhirnya ia buru-buru menutup bukunya dan berlari menuju kamar Mareta.

"Kenapa ma?" tanya Reno saat berada di dalam kamar dengan nada khawatir.

"Ini Ren ... hiks ... Mareta pingsan," jawab Sari dengan sesenggukan akibat menangis.

"Bentar ma aku angkat Mareta ke atas kasur dulu ya ma," ucap Reno lalu mengangkat sang adik ke atas kasurnya.

"Udah ma jangan nangis ya. Mareta gak kenapa-kenapa kok," ucap Reno lagi berusaha menenangkan sang Mama.

Sari yang awalnya mulai sedikit tenang karena ucapan Reno. Tidak sengaja ia melihat pundak Mareta yang mengeluarkan sedikit bercak darah. Saat lihat, ternyata ada sedikit luka goresan di pundak sebelah kanan Mareta. Tanpa sadar Sari pun kembali menangis sesenggukan lagi, karena ia sungguh khawatir dengan anak gadisnya itu dan di tambah lagi ia bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Mareta. Karena baru kali ini Mareta pingsan di kamarnya.

"Ren kenapa sama Mareta? Kok dia bisa jadi gini?" tanya Sari syok dengan menunjuk ke arah luka di pundak sebelah kanan Mareta.

Sedangkan Reno tidak bisa menjawab pertanyaan Sari, karena ia sendiri juga tidak tahu penyebab adiknya begini. Reno pun mencoba berpikir dan menebak siapa yang sudah membuat adiknya seperti itu.

Tiba-tiba terdengar bunyi dari bel rumah yang menandakan jika ada tamu yang berkunjung. Reno yang mendengar bunyi itu pun pamit terlebih dahulu pada Sari untuk melihat siapa orang yang datang berkunjung. Sedangkan Sari hanya menganggukan kepala yang berarti tanda 'iya'.

"Iya sebentar," teriak Reno sembari berjalan melalui depan tv.

Saat sampai di depan pintu, Reno segera membukakan pintu. Agar tau siapa orang yang sedang datang bertamu ke rumahnya.

"Lho Cantika?" tanya Reno yang takut salah sebut nama.

"Iya kak aku Cantika. Oh ya Mareta ada?" tanya Cantika basa-basi agar Reno tidak curiga dengan kedatangannya.

"Ada kok dia lagi di kamarnya. Ayo masuk aja, kita langsung ke kamarnya aja!" ajak Reno pada Cantika setelah Cantika masuk dan menutup pintu.

Cantika pun mengikuti perkataan Reno. Ia pun berjalan di belakang Reno untuk menuju kamar Mareta. Sebenarnya sejak teman Cantika tadi memberikan informasi, ia langsung berencana untuk pergi ke rumah Mareta. Namun masalahnya ia tidak tau dimana alamat rumah Mareta. Untung saja temannya yang tak kasat mata itu bisa memberikan informasi dimana alamat rumah Mareta.

"Kok tau rumah Mareta Can?" tanya Reno, karena baru pertama ini ada teman Mareta yang berkunjung ke rumahnya.

"Emm ... Mareta pernah kasih tau kak," jawab Cantika beralasan.

Akhirnya Cantika tiba di depan kamar Mareta. Reno pun membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Cantika untuk masuk terlebih dahulu dan kemudian disusul oleh Reno.

"Maretaa!!" teriak Cantika kaget melihat Mareta yang terbaring di kasur karena pingsan.

"Kamu Cantika?" tanya Sari memastikan.

"Iya tante saya Cantika temannya Mareta," jawab Cantika dengan nada sopan.

"Ya udah kalo gitu kamu temani Mareta di sini ya. Tante mau ke dapur dulu siapin makanan. Yuk Ren!" pamit Sari lalu pada Cantika dan mengajak Reno untuk ikut keluar.

Saat ini Cantika tengah berdua dengan Mareta di kamar Mareta. Dengan harapan agar Mareta segera tersadar dari pingsannya dan ia akan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Mareta.

"Bangun Ret. Ini ada gue Cantika Sabahat lu," gumam

Tak lama kemudian mata Mareta bergerak-gerak, itu berarti Mareta merespon ucapan Cantika tadi.

Akhirnya mareta pun bangun dari pingsannya. Cantika lega saat melihat sahabatnya sudah sadar.

"Akhirnya lu sadar juga Ret," ucap Cantika dengan senyum sumringah.

Namun hal yang terjadi pada Mareta tidak demikian sama dengan Cantika. Mareta kebingungan bagaimana ceritanya sahabatnya itu tiba di rumahnya.

"Kok lu bisa ada di sini?" tanya Mareta kebingungan.

Sedangkan Cantika masih belum juga menjawab pertanyaan itu. Hingga Mareta melambaikan tangannya dengan lemas di depan wajah Cantika.

"Eh ... itu tadi gue rencananya mau ke sini buat main sama lu. Eh ternyata lu pingsan tadi," jawab Cantika berasalan lagi.

Namun Mareta masih juga bingung, bagaimana sahabatnya ini bisa tau rumahnya. Padahal ia belum pernah memberi tahu alamat rumahnya pada siapa saja.

"Itu siapa ya yang disebelah Cantika? Emang dia bawa temen ke sini?" - batin Mareta.

Mareta kembali di buat bingung oleh sosok yang berada di sebelah Cantika. Ia bingung dengan sosok itu apakah makhluk nyata atau kasat mata?

Tapi setahu Mareta, Cantika bukanlah gadis indigo seperti dirinya. Dari pada bingung Mareta pun berniat untuk menanyakan langsung pada Cantika.

"Can?" panggil Mareta.

"Eh iya kenapa?" jawab Cantika gugup.

"Di sebelah lu siapa?" tanya Mareta to the point.

"Mampus deh gue, nih setan kenapa udah dateng sih," - batin Cantika dengan menoleh ke arah kanannya.

"Em anu," ucap Cantika terbata-bata.

"Anu apa?" tanya Mareta lagi yang mulai dilanda curiga.

"Dia ... dia," ucap Cantika terpotong.

"Dia itu temen gue," jawab Cantika akhirnya.

∆∆∆

JANGAN LUPA KLIK BINTANG DI POJOK BAWAH DAN FOLLOW AKUN INI 🤩


Indigo Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang