HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾∆∆∆
Saat bel sekolah berbunyi, Mareta pun izin pada Bima untuk masuk ke kelas. Namun lagi dan lagi Bima ingin mengantar Mareta ke kelasnya. Mau tak mau Mareta pun menuruti apa yang diinginkan oleh Bima.
Sesampainya di depan pintu kelas. Mareta langsung pamit masuk ke dalam kelas. Saat di dalam, ia melihat Cantika yang tengah mengintip sesuatu dari jendela sebelah tempa duduknya.
"Liat apa Can?" tanya Mareta saat sampai tepat di samping Cantika.
Seketika Cantika kaget bukan kepalang karena Mareta yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Hampir saja ia kepergok Mareta karena mengintip dirinya bersama Bima saat di depan pintu kelas tadi.
"Oh tuh gue lagi cari bolpoin punya gue yang tadi dilempar si supri keluar," jawab Cantika asal.
"Kapan gue lempar bolpoin lu njir," protes siswa yang duduk di depan Cantika yang ternyata bernama Supri.
Cantika yang kesal dengan ucapan Supri pun melotot kan matanya agar Supri tau apa yang di maksud Cantika dan kembali menarik perkataan yang tadi ia ucapkan.
Supri yang paham maksud dari isyarat Cantika pun hanya cengar-cengir dengan wajah tanpa dosa.
" I ... Iya tadi gue yang lempar bolpoin dia. Lagian ngeselin jadi cewek untung aja cantik,", ucap Supri berusaha meyakinkan Mareta.
Namun saat itu juga ia mendapatkan pukulan dari Cantika, karena kalimat terakhir yang ia ucapkan.
Sedangkan Cantika berharap agar Mareta tidak curiga padanya jika ia mengintip Mareta tadi.
Beberapa jam pun berlalu. Sekarang waktunya jam pulang sekolah bagi siswa/siswi SMA Rengganis. Termasuk juga Mareta dan Cantika. Kali ini Mareta berharap agar Reno tidak telat menjemputnya. Agar ia tidak harus pulang dengan Bima. Karena sekitar 15 menit yang sebelum bel berbunyi, Mareta meminta Reno untuk tepat waktu datang menjemputnya.
Kali ini Mareta berdiri di depan gerbang sekolahnya bersama Cantika dan juga murid yang lainnya. Ia bingung kenapa Reno masih juga belum datang. Padahal pesan WhatsApp messenger dari Mareta sudah dibaca sekitar 10 menit yang lalu.
"Oi kenapa kelihatan bingung gitu sih?" tanya Cantika.
"Kakak gue lama banget datengnya," jawab Mareta dengan bolak-balik melihat notifikasi handphone miliknya.
"Ya udah tunggu aja, ntar juga pasti dateng. Kalo lu gak di jemput kan masih ada Bima," ucap Cantika dengan berbisik saat menyebut nama Bima.
Sedangkan Maret menanggapi ucapan Cantika dengan wajah datar seolah-olah ia kesal dengan ucapan Cantika tadi. Namun Cantika malah tertawa melihat ekspresi wajah sahabatnya itu.
Akhirnya yang di tunggu-tunggu pun datang juga. Reno datang saat Mareta tengah di jailin oleh Cantika. Tepat waktu sekali, Mareta pun segera pamit pada Cantika.
"Cantika yang ngeselin, gue pamit pulang dulu ya sayangku, lu hati-hati di sini ya. Jangan tertawa sendiri ntar lu dikira orang gila lho sama murid yang lain. Babay sayang," ucap Mareta dengan melambaikan tangannya ke Cantika dan memasang wajah yang seolah-olah mengejek.
Sedangkan Cantika menjawab senyuman Mareta dengan senyuman kusut dan rasanya ia ingin sekali mencubiti Mareta sekarang juga.
∆∆∆
Sekarang Mareta tengah berada di dalam kamarnya. Sembari menatap langit yang sudah mulai gelap melalui kaca jendela kamarnya. Saat Mareta tengah menikmati suasana, tiba-tiba saja Mareta merasakan hawa dingin. Ini adalah hawa yang sudah cukup lama tidak ia rasakan.
Hawa dingin yang selalu menjadi pertanda jika akan ada makhluk tak kasat mata yang akan datang. Namun dalam penglihatan Mareta saat ini masih tidak ada siapa-siapa yang datang dan berada di dekatnya.
Dalam sekejap mata, lampu kamar Mareta mati. Hingga akhirnya kamar Mareta menjadi gelajp dan hanya ada minim sekali cahaya yang masuk. Mau tak mau Mareta pun harus berjalan pelan-pelan untuk menghidupkan lampu kamarnya lagi.
Tetapi Mareta merasakan seperti ada tangan yang mencekik lehernya hingga Mareta kesakitan. Saat Mareta inggin berteriak agar mendapatkan pertolongan, tangan panjang dan memiliki kuku tangan yang panjang nan tajam itu menutup mulut Mareta hingga hidungnya. Alhasil pun ia kesusahan untuk berteriak bahkan untuk menghirup oksigen di sekitarnya.
"Emm ... to ... long," lirih Mareta dengan berusaha untuk teriak, namun hasilnya nihil untuk di dengar.
"Siapapun yang ada di rumah tolongin aku, kakak, mama." - batin Mareta.
Kaki Mareta yang bebas berusaha membuat suara gaduh agar kakak atau mamanya bisa mendengarnya. Mareta berharap agar mama atau kakaknya datang untuk menolongnya saat ini. Namun hingga saat ini mama atau kakaknya masih juga belum ada yang datang ke kamarnya. Mungkin mereka tidak mendengar suara yang di buat oleh Mareta.
"Sebenarnya nih hantu siapa sih dan ini hantu atau manusia sih. Kuat banget kek manusia. Kak Reno, mama ayo dong tolongin." - batin Mareta yang berharap agar Reno dan Sari datang menolongnya.
Lama kelamaan tenaga Mareta akhirnya habis untuk memberontak dan membuat kegaduhan. Saat ini ia bingung, siapa sebenarnya sosok yang membekapnya itu apakah makhluk gaib atau manusia. Tiba-tiba ada rasa perih pada salah satu bagian tubuh Mareta. Mareta merasakan pundaknya yang terasa perih, apa jangan-jangan ia terluka? sungguh itu di luar dugaan Mareta saat ini.
Di lain tempat, tepatnya di kamar Cantika. Cantika tengah menerima kabar dari temannya jika Mareta tengah di ganggu bahkan di lukai oleh sosok arwah namun tidak diketahui itu merupakan sosok arwah siapa dan apa tujuannya.
"Gimana caranya dong gue nolongin Mareta di keadaan begini?" tanya Cantika pada temannya yang tengah berada di hadapannya.
Sedangkan teman Cantika hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya yang berarti tanda di tahu. Saat ini rasa bingung dan bimbang pun melanda pikiran Cantika. Di satu sisi ia ingin menolong Mareta, namun di sisi lain Mareta tidak mengetahui jika dirinya adalah gadis indigo seperti Mareta. Karena Cantika hadir dalam kehidupan Mareta merupakan sebagai teman, sahabat, dan penolong Mareta saat Mareta tengah di jauhi oleh siswa lain di sekolahnya.
Sejak awal Cantika pindah ke SMA Rengganis, ia tahu jika Mareta adalah gadis indigo yang selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Ia selalu di bully oleh siswa lain dan bahkan ia sampai tidak mempunyai teman sama sekali karena di anggap berbohong.
2 tahun lebih Mareta merasakan kesendirian saat berada di sekolah. Masa SMA yang seharusnya menjadi masa yang indah, namun itu tidak berlaku bagi Mareta. Akhirnya sejak kehadiran Cantika, seketika perlahan-lahan kehidupan Mareta pun berubah dengan seiring berjalannya waktu.
∆∆∆
JANGAN LUPA KLIK BINTANG YANG DIBAWAH DAN FOLLOW AKUN INI 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Girls [REVISI]
Terror[ Diharapkan follow sebelum membaca!!] (DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!) "Part masih lengkap" . . Kisah seorang remaja berusia 18 tahun yang memiliki kemampuan yang sangat langkah. Namun apa daya orang disekitarnya tidak pernah percaya aka...