HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾∆∆∆
Mareta tengah menunggu kakaknya yang akan menjemputnya. Ia menunggu di halte yang dekat dengan sekolahnya, agar ia bisa sambil duduk.
Tin ... Tin ...
Suara klakson mobil terdengar, dan mobil berwarna putih berhenti tepat di depan Mareta. Kacanya terbuka menampilkan wajah seorang wanita setengah paruh baya yang hampir mirip dengan Mareta. Siapa lagi kalo bukan Sari–mama Mareta.
"Mama?" tanya Mareta kaget.
"Iya sayang, ayo buruan masuk sini," jawab Sari.
"Mama kapan pulang kok gak bilang-bilang sih?" protes Mareta.
Belum sempat Sari menjawab pertanyaan anak gadisnya, Reno langsung saja menjawabnya.
"Semalem mama udah kabarin kakak, tapi kakak ngga mau kasih tau kamu dulu, ceritanya kan biar surprise gitu," jawab Reno sembari menyetir mobil.
"Gitu banget sih sama adik sendiri," jawab Mareta.
Mendengar ucapan dari Mareta Reno hanya tertawa melihat adiknya yang memasang muka cemberut.
"Udah jangan cemberut, sekarang kita makan di resto dekat perumahan kita. Gimana mau?" tanya Sari.
"Mau ma," ucap Reno dan Mareta kompak.
"Oke kita langsung ke sana," ajak Sari.
∆∆∆
Mareta, Sari, dan Reno tengah berada di sebuah restoran yang cukup besar. Hiasan dinding yang bagus, membuat pengunjung menjadi betah.
Mereka bertiga tengah memilih menu yang akan mereka makan. Setelah pesanan mereka di catat, mereka bertiga menunggu pesanannya datang sambil berbincang-bincang.
10 menit kemudian ....
Makanan yang di pesan sudah sampai, aroma khas dari makanannya membuat perut mereka merasa sangat lapar. Tanpa waktu lama mereka memakan sedikit demi sedikit makanan tersebut.
∆∆∆
Malam hari pun tiba. Mareta saat ini berada di meja belajarnya, ia masih saja kepikiran dengan sosok anak laki-laki itu. Mareta teringat dengan buku yang ia pinjam dari perpustakaan sekolah tadi siang. Buru-buru Mareta mengambil buku itu dari dalam tasnya.
Mareta membuka setiap halaman buku yang lumayan tebal itu, sampai pada halaman 125 ia menemukan foto salah satu alumni siswa SMA Rengganis. Di bawah foto itu tertulis nama pemiliknya yaitu Rega Pratama.
Foto itu membuat Mareta tidak lagi membuka halaman selanjutnya. Mareta curiga kalau itu adalah foto dari sosok yang selalu mengikuti Bima dari belakang.
Saat Mareta tengah memikirkan sosok itu, tiba-tiba angin datang begitu kencang dan membuat buku itu terjatuh dari meja belajar Mareta.
"Ternyata kau berhasil menemukan siapa aku sebenarnya ya," ucap sosok yang ada di depan Mareta.
Ternyata dugaan Mareta benar. Kalau foto yang bernama Rega Pratama adalah foto dari sosok yang belakangan ini selalu mengikuti kemanapun Bima pergi. Akhirnya Mareta berhasil mencari tahu satu persatu siapa sebenarnya sosok itu.
"Ya, sekarang aku tahu siapa kamu. Lalu kenapa kau selalu mengikuti Bima?'' tanya Mareta.
"Aku mengikutinya karena aku ingin membalaskan dendam ku dan teman-teman ku!" jawab sosok Rega.
Setelah itu sosok arwah Rega pun hilang begitu saja. Selalu saja seperti ini jika Mareta masih ingin menanyakan sesuatu hal. Tidak hanya sekali namun berkali kali ini terjadi.
Mareta memikirkan ucapan terakhir yang terlontar dari arwah Rega. Kalimat dendam ku dan teman-teman membuat Mareta berpikir jika masalah ini bukan hanya masalah Rega saja, namun masih ada orang lainnya. Tapi Mareta masih tidak tau siapa mereka.
Besok saat jam istirahat Mareta akan pergi ke perpustakaan sekolah lagi. Untuk mencari tahu kebenaran tentang ucapan arwah Rega.
"Cantika besok kira-kira masuk ngga ya?" gumam Mareta sendiri.
"Kalo masuk gue gimana mau cari tahu tentang ini semua? Masa iya gue ceritain ini semua sama Cantika, tapi gue ngga yakin kalo dia bakal percaya sama gue. Duhh gimana ya" tanya Mareta kebingungan pada dirinya sendiri
Setelah itu, Mareta menata semua buku yang berserakan di atas meja belajarnya. Melihat jam dinding kamarnya, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 10.45. Mareta pun segera naik ke atas kasurnya untuk mulai tidur, karena malam ini sudah larut. Besok ia harus pergi ke sekolah untuk mencari tahu semua ini.
∆∆∆
Pagi tiba, Mareta tengah bersiap untuk sarapan bersama sang mama dan kakaknya. Hari ini Sari libur kerja jadi ia dapat menghabiskan waktu bersama anak-anaknya.
"Ayo kita sarapan dulu anak-anak!" ajak Sari pada anak-anaknya.
Sedangkan Mareta dan Reno hanya mengangguk menandakan 'iya'.
Selepas sarapan bersama, Mareta sedikit membantu Sari untuk membersihkan meja makan, sebenarnya Sari sudah melarangnya. Agar Mareta dapat segera berangkat ke sekolah, namun Mareta tetap memaksa.
Semuanya sudah bersih, Mareta pamit kepada Sari untuk berangkat ke sekolah. Tidak lupa ia juga mengajak Reno.
"Kita berangkat ya ma," pamit Reno.
Dengan mencium tangan kanan sang mama. Setelah itu disusul oleh adiknya - Mareta.
"Hati-hati ya kalian di jalan," ucap Sari.
"Iya ma," jawab mereka kompak.
∆∆∆
JANGAN LUPA KLIK BINTANG YANG DIBAWAH DAN FOLLOW AKUN INI 🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Girls [REVISI]
Horror[ Diharapkan follow sebelum membaca!!] (DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!) "Part masih lengkap" . . Kisah seorang remaja berusia 18 tahun yang memiliki kemampuan yang sangat langkah. Namun apa daya orang disekitarnya tidak pernah percaya aka...