indigo girls - 10

3K 282 10
                                    

HAPPY READING 🤩
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🐾

∆∆∆

SMA Rengganis adalah tempat di mana Mareta menuntut ilmu selama 3 tahun ini. Ternyata ada sebuah misteri yang Mareta harus pecahkan, agar semua menjadi tenang dan kembali seperti semula.

Hari ini kelas Mareta tidak ada pelajaran alias jam kosong, karena guru pengajarnya sedang rapat di kantor dinas pendidikan. Karena itu, Mareta keluar dari kelasnya lalu ia pergi ke perpustakaan dengan membawa buku identitas para siswa alumni SMA Rengganis. Ia masih mencari tahu siapa sebenarnya siswa yang bernama Rega Pratama itu. Sosok arwah yang ingin membalas kan dendamnya kepada Bima. Apakah ini semua bersangkutan?

Sesampainya di perpustakaan, Mareta melihat sekelilingnya. Suasana yang sepi dan damai, hanya ada beberapa siswa saja yang sedang berada di perpustakaan ini. Mareta mencari meja yang kosong, ia duduk di meja pojok dekat jendela perpustakaan. Ia membuka kembali buku yang kemarin ia lihat sewaktu di rumah, dan yang pada akhirnya sosok yang Mareta cari muncul di kamarnya.

Mareta melihat ada sekelabat bayangan yang berlalu di depan Mareta saat ini. Tiba-tiba lampu perpustakaan yang awalnya hidup dengan terang tanpa diduga langsung mati begitu saja dan membuat seluruh ruangan perpustakaan menjadi gelap.

Beberapa siswa yang berada di ruangan itu, berteriak minta tolong karena saat itu suasananya gelap sekali. Sedangkan Mareta berusaha untuk tetap tenang. Dengan perlahan ia berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan perlahan-lahan dengan membawa buku.

Mareta berjalan di tengah kegelapan, ia ingin segera keluar dari perpustakaan itu dan kembali lagi ke kelasnya. Saat sedang meraba sekitar, Mareta tidak sengaja memegang cairan yang ada di meja samping Mareta berdiri. Mareta tidak tahu apa yang tidak sengaja ia pegang, baunya yang tidak sedap membuat Mareta ingin muntah. Mareta ingat jika ia membawa handphone-nya, ia mengeluarkan handphone itu dari sakunya dan menghidupkan senter itu.

Saat Mareta mengarahkan cahaya senter ke tangannya, tidak ada cairan apa-apa yang menempel di tangan. Lalu apa yang tadi tidak sengaja Mareta pegang.

Akhirnya lampu perpustakaan hidup kembali. Tapi kenapa tangan Mareta tidak ada cairan yang tidak sengaja ia pegang. Ada apa dengan ini semua.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang pundak Mareta dari belakang. Saat Mareta membalikkan badannya ke belakang, ternyata tangan itu ... ternyata tangan itu adalah tangan guru penjaga perpustakaan.

"Eh ibu, ada apa Bu?" tanya Mareta.

"Kamu lagi ngapain?  sekarang waktunya istirahat kamu gak ke kantin?" ujar guru penjaga perpustakaan.

"Ngga Bu saya di sini aja mau baca buku ini," jawab Mareta sembari memperlihatkan buku yang ia baca kepada guru penjaga perpustakaan.

Sedangkan guru itu bingung mengapa Mareta ingin membaca buku yang berisi biodata siswa alumni SMA Rengganis.

"Owh ya sudah di lanjutkan gapapa," ucap guru itu lalu pergi.

"Iya Bu," jawab Mareta.

Setalah itu Mareta kembali lagi ke tempat duduk yang tadi ia tempati.

∆∆∆

Setelah istirahat selesai, Mareta segera kembali ke kelasnya. Saat ini pelajaran fisika tengah berlangsung, di kelas XII IPA-2, yaitu kelas Mareta. Semua murid tengah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru fisika setelah penjelasan materi tadi.

Kelas terasa sunyi, karena guru pengajar fisika merupakan salah satu guru yang terkenal galak di SMA Rengganis. Jadi teman sekelas Mareta yang nakal pun tidak berani untuk membuat ulah.

Mareta selesai mengerjakan tugasnya, tanpa harus menunggu lagi ia segera maju ke depan untuk mengumpulkan tugasnya.

"Cepet banget sih tuh anak ngerjainnya, sok pintar banget sih," cibir salah satu siswi kelas XII IPA-2.

"Ya elah, dia cari sensasi kalik," jawab siswi satunya.

"Udah kalian diem aja kenapa sih! Sirik banget sama Mareta," tegas Cantika.

"Ada apa ini?" tanya guru.

"Ini bu Siska sm Vanya gibahin Mareta. Soalnya Mareta selesai duluan dari pada anak kelas lain," jawab Cantika.

"Awas kalau ibu mendengar kalian bertengkar lagi!" ancam ibu guru.

"Iya Bu," ucap mereka bertiga.

Sedangkan Mareta berusaha untuk menenangkan Cantika agar ia tidak lagi menanggapi ucapan Siska dan Vanya. Mareta pun menyuruh Cantika untuk melanjutkan tugasnya.

∆∆∆

Jam pulang sekolah tiba, semua murid SMA Rengganis terburu-buru untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Sama halnya dengan Mareta dan Cantika, mereka pun sedang berjalan di koridor dekat parkiran sepeda motor dan mobil. Tidak sengaja Mareta melihat sosok Rega yang berdiri di sebelah motor milik Bima. Mareta berhenti berjalan begitu saja, sampai-sampai Cantika juga ikut berhenti.

"Ada apa? Kok berhenti mendadak sih," tanya Cantika.

"Em itu ada anu," jawab Mareta bingung.

"Anu apa sih yang jelas ngapa kalo ngomong," ucap Cantika kesal.

"Itu yang berdiri di sebelah motor Bima,"

"Ngga ada apa-apa kok, owh lo pasti liat si dedemit kan?" tanya Cantika yakin.

"Iya gue juga keliatan kok," lanjut Cantika.

"Ha? Maksud lu?" tanya Mareta kaget.

"Iya, gue keliatan kalo di situ terparkir motor si Bima," jawab Cantika dengan watadosnya.

"Gue kira lu bisa lihat dunia lain," ujar Mareta.

"Ya kali gue bisa lihat begituan," jawab Cantika dengan cepat.

"Jangan sampe gue keceplosan sama Mareta," batin Cantika.

Sebelum sosok itu melihat jika ada Cantika dan Mareta di situ, Mareta segera mengajak Cantika pergi dari situ.

∆∆∆

JANGAN LUPA KLIK BINTANG YANG DIBAWAH DAN FOLLOW AKUN INI 🤩

Indigo Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang