° t i g a b e l a s °

152 26 3
                                    

"Umi tau Zal masuk rumah sakit tapi kok nggak ngabarin aku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Umi tau Zal masuk rumah sakit tapi kok nggak ngabarin aku?"

Protes Key kepada ibunya saat gadis itu sudah sampai di rumah dan mendengar cerita dari Esa kalau tadi pagi Zal masuk rumah sakit dan diantarkan oleh Abi serta dua teman cowok itu, yang Key tebak pasti adalah Haikal dan Hendery yang kata Rendy kebetulan mereka ke rumah Zal pagi-pagi untuk mengambil laprak mereka yang ketinggalan.

"Jangan protes ke Umi, protesnya ke Abi kamu aja soalnya katanya Zal yang minta Abi buat jangan bilang ke kamu kalo dia masuk rumah sakit."

Key menghela napas, lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi meja makan sambil menatap ibunya yang sedang sibuk memasukkan bubur dan makanan lainnya ke dalam tupperware untuk Zal. Rencananya sehabis magrib nanti, mereka sekeluarga akan menjenguk Zal.

Selepas pulang dari kampus, Key memang dapat cerita dari Esa kalau Zal dibawa ke rumah sakit setelah ayah Key mengantarkan Key ke kampus dan kebetulan melihat Zal yang dipapah dua teman cowok itu. Ayah Key yang melihat wajah pucat Zal dengan tangannya yang memegang perut sambil menahan sakit, lantas menawarkan untuk ikut mengantar dan menjadi walinya untuk keperluan administrasi nanti karena orang tua Zal memang masih di luar kota. Key bersyukur ayahnya peduli kepada Zal, tetapi kenapa harus menuruti perkataan cowok itu untuk tidak memberitahunya.

Atau mungkin, Zal tidak ingin Key tahu karena Key sudah bukan orang penting lagi untuk Zal.

Yaiya lah, orang sekarang Zal udah punya pacar!

Seketika Key mendengus, ia tiba-tiba merasa marah dan kesal karena tahu hal itu dari orang lain. Sepertinya saat Key menjauhi Zal, kehidupan cowok itu seakan berjalan lebih baik. Dimulai dengan Zal yang sudah memiliki teman baru, dan sekarang cowok itu memiliki pacar. Yah mungkin, kehadiran Key memang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Zal.

Key jadi sedih.

"Assalamualaikum..."

Key menoleh saat melihat Abi masuk ke ruang makan.

"Waalaikumsalam..." Jawab Key dan ibunya berbarengan.

"Tuh, Abi. Katanya anak kamu mau protes."

"Protes kenapa?"

"Abi nggak bilang aku kalo Zal tadi pagi masuk rumah sakit!" Kata Key sambil cemberut.

"Zal yang minta Abi buat nggak bilang sama kamu."

"Tapi tumben pisan ya Zal nggak mau Key tau kalo dia sakit. Biasanya kalo sakit suka minta ditemenin Key, apa-apa harus ada Key, kemana-mana harus sama Key." Cerocos Umi sambil merapikan beberapa tupperware yang sudah terisi makanan.

"Iya juga ya, tumben pisan si Zal kayak gitu." Sahut Abi sambil ikut duduk di sebelah Key, "kamu teh lagi marahan ya sama dia?"

Key berdehem, "nggak, Abi."

"Halah, boong tuh. Buktinya udah beberapa minggu ini teteh udah nggak pernah main lagi sama Aa Zal. Mana kalo ada temen-temen barunya Aa Zal main si teteh suka ngintipin di balkon." Adu Esa yang baru memasuki ruang makan, "paling marahan gara-gara teteh nggak rela Aa Zal punya temen baru!"

"Heh, nggak usah ngadi-ngadi lo ya!"

Esa memeletkan lidahnya sambil mencoba bersembunyi di belakang tubuh Umi, membuat kekesalan Key seakan naik ke ubun-ubun.

Emang dasar adik sok tau!

"Bener begitu, Key?" Tanya Abi.

"Nggak, Abi. Si Esa mah boong!"

"Tapi kalo Umi perhatiin, kamu akhir-akhir ini emang jarang pisan main sama Zal, ke rumahnya aja kalo Umi suruh nganterin makanan doang. Beneran nya kamu marahan sama Zal?" Kali ini Umi yang bertanya.

"Kamu harusnya nggak boleh marahan lama-lama sama Zal, tau sendiri kan dia teh nggak punya siapa-siapa lagi selain kamu, mana sekarang teh Mama Papa nya makin sibuk, hampir tiap minggu dinas ke luar kota. Kasian Zal sendirian." Ucap Abi menasehati.

Key menggeleng dengan cepat, "aku nggak marahan sama Zal, tapi emang lagi ada sedikit masalah aja."

"Masalah apa?"

"Zal itu ternyata suka sama aku."

Abi dan Umi saling pandang, sedangkan Esa yang sedang minum di sebelah Umi langsung tersedak.

"Ohok ohok!!" Esa mengusap air yang keluar dari hidung dan mulutnya dengan lebay, "Esa nggak percaya! nggak mungkin selera Aa Zal rendah banget, masa iya dia suka sama teteh?!"

"Mulut lo belum pernah ngerasain digeplak pake sendal ya?!" Key melotot ke arah Esa.

Abi yang sedari tadi diam kini berdehem, mencoba melerai perdebatan dua anaknya.

"Eh, udah-udah, ini mau magrib. Jangan ribut."

Sedangkan Umi, ibunya Key itu sekarang malah mesem-mesem sendiri.

"Aduh, jadi euy Umi punya mantu ganteng!"

"Umi...."

Key menatap ibunya itu tidak percaya.

"Kenapa? Kamu emang nggak suka sama Zal makanya nggak mau lagi main sama dia?"

Key mengerjap, sebelum akhirnya mengalihkan pandangan dari ibunya. "Aku nggak mau jawab."

"Dih, liat tuh Mi. Muka si teteh merah!"

Key melempar kotak tisu ke arah Esa, tetapi meleset dan malah membuat adiknya itu tertawa menyebalkan.

"Kalo kamu suka sama Zal, Umi mah nggak papa, malah jadi tenang hati Umi. Soalnya walaupun Zal pendiem dan susah berinteraksi gitu, dia teh anak baik, keluarganya juga jelas dan udah lama banget kenal sama keluarga kita. Mana sekarang teh Zal udah lumayan berubah. Kalo disapa atau ditanya sama Umi, dia nggak cuma senyum, ngangguk, atau geleng-geleng kepala doang kayak dulu. Kalo nggak sengaja ketemu juga dia udah nggak pernah ngehindar lagi. Malah akhir-akhir ini Umi suka ngobrol kalo kebetulan lagi sama-sama nyiram tanaman bareng di pekarangan rumah."

Cerita Umi dibenarkan oleh Esa, "Iya sih, akhir-akhir ini juga Aa Zal jadi suka nyapa Esa. Kemarin aja ngasih Esa donat sama chatime. Walaupun rada aneh, tapi seenggaknya sikap Aa Zal ada kemajuan."

"Halah, cuma disogok pake donat sama chatime aja lo sok sok an ngeiyain, padahal biasanya juga lo nyinyirin Zal!" Ujar Key, lalu ia melirik ibunya. "Umi bukannya nggak suka cowok yang rambutnya diwarnain sama pake motor gede yang suaranya berisik itu? Zal kan sekarang rambutnya warna biru terus punya motor gede yang berisik juga."

"Selagi yang kayak gitu itu Zal, sama Umi mah bakal dimaklum." Umi menjawab dengan santai, "Yang Umi nggak suka itu gebetan kamu yang namanya Jahe tea."

"Jae, Umi." Key meralat, lalu ia berdecak dan menatap satu per satu keluarganya. "Lagian walaupun misalnya aku juga emang suka sama Zal, buat sekarang aku nggak akan mungkin bisa sama dia."

"Loh, kenapa?"

"Soalnya..... Zal sekarang udah punya pacar."

°°°

Jangan lupa vote dan comment ❤️

ZAKEY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang