ZAKEY [Completed]

° Tentang Key °

"Kenapa harus Jae?"

Pertanyaan Key kemarin sore tidak bisa berhenti terngiang di kepala Zal meskipun ia sudah berusaha keras untuk menghentikannya dengan fokus mengerjakan laporan praktikum yang sudah dua hari ini membuat Zal tidak bisa jauh dari MacBook miliknya. Saat ini semua lapraknya sudah selesai dikerjakan, membuat Zal tampak menghela napas panjang sambil menyenderkan tubuh ke sandaran kursi belajar setelah mematikan MacBook.

"Kenapa harus Jae?"

Kali ini suara Key terdengar sedikit keras di kepala Zal. Membuat Zal seketika memandang pada frame foto berukuran sedang yang terpajang di meja belajar setelah sempat membuang napas kasar. Dalam pas foto tersebut, terdapat foto dirinya dan Key, yang mereka ambil saat liburan di Dufan tahun lalu. Di foto itu, Key tampak merangkul tubuh tinggi Zal sambil tertawa bahagia, menghadap ke arah kamera. Berbeda dengan Zal yang hanya tersenyum kecil sambil menatap wajah Key dari samping, tidak mempedulikan kamera. Siapa pun yang melihat, pasti menyadari bagaimana hangatnya tatapan Zal kepada Key di foto itu. Tatapan Zal terlihat tulus, sangat begitu memuja, dan sarat akan perasaan kasih yang teramat besar kepada perempuan yang dia tatap.

Tetapi, kenapa hanya Key yang tidak dapat melihatnya?

"Kenapa harus Jae?"

Zal kini mendengus, dan lebih memilih untuk bangkit dari kursi untuk kemudian merebahkan diri pada tempat tidur besar miliknya. Mata Zal menatap langit-langit kamarnya yang temaram, dengan pikiran masih penuh dengan satu baris pertanyaan dari Key kemarin sore. Jika pertanyaan itu memang harus dijawab, maka Zal akan mengatakan tidak tahu. Zal hanya merasa, jika kemarin dia sepertinya memang harus mengatakan hal itu agar Key berhenti menceritakan bagaimana besarnya rasa suka Key terhadap cowok bernama Jae, yang merupakan teman sekelas Key di kampus.

Sudah dua semester, Zal harus rela telinganya penuh dengan cerita-cerita Key tentang Jae yang tentu saja selalu membuat sesuatu dalam dadanya retak, yang kini mungkin sudah hampir hancur karena perasaan Key kepada Jae sepertinya akan segera berbalas. Mereka tampaknya semakin dekat, terlihat bagaimana saat ini mereka cukup intens bertemu dan saling bertukar pesan. Membuat hubungan Zal dan Key sedikit demi sedikit mulai berjarak karena cewek itu sudah mulai banyak menghabiskan waktu bersama Jae.

Hal itu tentu saja sangat menyakiti Zal. Lima belas tahun yang sudah Zal dan Key habiskan bersama, seakan tidak ada artinya hanya karena kehadiran orang baru diantara mereka. Memang, Zal tahu hal ini cepat atau lambat pasti akan terjadi. Tetapi Zal tidak tahu akan secepat ini disaat Zal sudah benar-benar meyakini perasaan yang dia punya untuk Key.

Zal menyukai Key, dan berusaha menyembunyikannya dengan berlindung pada pengakuannya sendiri yang mengatakan jika dirinya tidak menyukai perempuan. Sebenarnya, itu tidak seratus persen bohong karena kenyataannya, selain Key, Zal memang tidak menyukai perempuan lain. Meskipun akibat perkataannya tersebut, Key mengira jika Zal tidak menyukai perempuan, sudah pasti Zal menyukai laki-laki.

Sudah terlanjur basah, jadi ya nyemplung saja sekalian. Karena Zal sudah begitu muak mendengar semua cerita Key tentang Jae, yang pada awalnya Zal kira hanya naksir-naksir biasa seperti pada saat mereka masih SMA dulu. Jadi ya sekalian saja Zal bilang naksir sama Jae agar Key berhenti menceritakan tentang Jae kepada Zal.

Memang, ini bukan pertama kalinya Key naksir cowok. Saat mereka masih SMA, Key pernah beberapa kali naksir teman sekolahnya, tetapi rasa suka Key tidak pernah bertahan lebih dari satu bulan. Key memang seperti itu, dan Zal sudah sangat paham serta tidak pernah khawatir jika Key akan menjauh atau meninggalkan dirinya hanya karena kehadiran orang baru. Tetapi saat Key mulai naksir Jae saat mereka menginjak semester tiga setahun yang lalu, Zal kira perasaan suka Key kepada Jae tidak akan bertahan selama ini. Yang sudah bisa dipastikan, jika perasaan Key kepada Jae saat ini tidak main-main.