° s a t u °

209 37 4
                                    

"Teh, ada Aa Zal tuh di depan!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teh, ada Aa Zal tuh di depan!"

Key yang sedang memakai sepatu otomatis mendongak saat mendengar teriakan dari Esa, adik lelakinya yang kini sudah memakai seragam sekolah dengan rapi. Cewek itu menautkan alis, merasa heran karena orang yang ditunggunya pagi ini adalah Jae, bukan Zal.

Oh iya lupa, semalam Key tidak bilang kepada Zal kalau hari ini rencananya Key mau dijemput Jae untuk berangkat ke kampus. Yah biasanya, memang Zal yang mengantarkan Key ke kampus meskipun jadwal mereka banyak yang berbeda. Hari ini Key memang ada kelas pagi, dan setaunya jadwal Zal hari ini adalah jam satu siang.

Dengan segera, Key bangkit dan mulai berjalan keluar rumah. Dilihatnya mobil Zal sudah terparkir rapi di depan pagar, dengan sosok cowok itu yang kini sedang berdiri menunggunya sambil menyenderkan tubuh ke pintu mobil. Saat melihat Key, cowok itu tersenyum manis dan melambaikan tangannya. Membuat Key seketika berdehem karena teringat kejadian dua hari yang lalu saat Zal mengatakan jika cowok itu naksir Jae, yang tak lain adalah cowok yang sedang dekat dengan Key.

"Kok diem aja sih, Teh? Nggak disamperin tuh si Aa?"

Esa yang baru mengeluarkan sepeda dari garasi bertanya, membuat Key lantas menoleh ke arah adiknya.

"Hng..."

"Eh kalo dilihat-lihat, tumben banget Aa Zal senyum pagi-pagi. Tadi juga nyapa Esa pas Esa disuruh Umi buang sampah. Biasanya kan boro-boro nyapa, yang ada tu orang suka kabur ngejauh gara-gara males diajak ngobrol sama Esa, padahal udah kenal Esa dari kecil. Tapi tumben aja hari ini mah nggak."

"Mungkin hari ini lo wangi, Sa, makanya dia mau nyapa lo. Biasanya lo kan bau." Key menjawab santai.

Yah, Zal memang seperti itu. Sangat membatasi diri dengan siapa pun, termasuk dengan keluarga Key meskipun keluarga Zal dan Key tetanggaan dari dulu. Mungkin di komplek ini, satu-satunya orang yang membuat Zal nyaman hingga mau berteman dan berinteraksi dengan baik hanya Key.

Sedangkan Esa cemberut sambil mulai menaiki sepedanya.

"Esa tuh nggak pernah bau, Teh. Tapi ya emang Aa Zal nya aja yang kayaknya ogah banget berinteraksi atau temenan sama Esa. Padahal Esa pengen banget bisa deket sama Aa Zal. Masa ya dari dulu, belum pernah tuh sekalipun Esa ngobrol atau main PS bareng. Padahal rumah samping-sampingan!" Curhat Esa.

Key diam saja, membiarkan adiknya itu mencurahkan segala unek-uneknya tentang Zal.

"Oh iya tadi kata Umi, abis pulang ngampus Teteh disuruh bantuin Umi sama Abi di toko!" Kata Esa lagi sambil mulai mengayuh sepedanya.

"Okaay. hati-hati lo, Sa!" Key balas berteriak, memandang punggung adiknya yang mulai keluar melewati pagar rumah.

"Duluan ya A!"

Sayup-sayup terdengar pamitan Esa kepada Zal yang masih berdiri di depan pagar dan hanya dibalas dengan anggukan oleh cowok itu. Setelah Esa benar-benar pergi dengan sepedanya, Key melihat Zal mulai berjalan masuk ke pekarangan untuk menghampirinya.

"Ayo berangkat, Key." Kata Zal setelah cowok itu berdiri di hadapan Key.

"Gue hari ini berangkat ke kampus sama Jae, Zal."

Zal mengangguk, lalu tersenyum manis sambil mengusap pelan pucuk kepala Key. "Yaudah, hati-hati ya."

Key mengangguk dan balas tersenyum. Lalu begitu saja, Zal berbalik dan mulai berjalan untuk kembali ke rumahnya.

"Hng, Zal." Key menahan lengan Zal, membuat cowok itu kembali menatap Key.

"Kenapa, Key?"

"Persahabatan kita masih baik-baik aja kan walaupun kita suka sama orang yang sama?"

Zal kembali tersenyum, dan mulai meraih tangan Key kemudian menggenggamnya.

"Kalo persahabatan kita nggak baik-baik aja, pagi ini gue nggak akan ada di sini."

"...."

"Jangan terlalu menganggap serius omongan gue waktu itu, Key."

Karena yang gue suka itu sebenarnya adalah lo, bukan Jae.

Gue nggak seperti yang lo kira.

Lanjut Zal dalam hati, masih enggan menyuarakannya secara langsung.

Key kembali mengangguk, meskipun sedikit ragu.

"Yaudah, gue pulang ya." Pamit Zal sambil mengusap pelan pipi Key, bertepatan dengan datangnya sebuah motor besar yang memasuki pekarangan rumah Key.

Itu Jae.

Cowok itu menghentikan motornya, lalu melepas helm dan mulai berjalan menghampiri Key dan Zal.

"Ayo berangkat sekarang, Key." Jae berucap datar, memandang sejenak tangan Key yang masih digenggam erat oleh Zal.

Merasa ditatap seperti itu, Key dengan segera melepaskan tangannya dari genggaman Zal.

"Gue berangkat dulu ya, Zal."

Zal mengangguk sambil tersenyum. Lalu senyumnya perlahan memudar dan digantikan oleh tatapan sendu saat melihat kini gantian Jae yang mulai menggenggam tangan Key.

Key tampak tersenyum senang, yang membuat Zal lagi-lagi merasakan ada sesuatu yang retak di dadanya.

°°°

Chaesar Novandra(Esa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaesar Novandra
(Esa)

°°°

Jangan lupa vote dan comment❤️

ZAKEY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang