° t u j u h b e l a s °

180 25 3
                                    

Zal lagi-lagi melirik jam di ponselnya dan kembali membuka chat terakhirnya dengan Key

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zal lagi-lagi melirik jam di ponselnya dan kembali membuka chat terakhirnya dengan Key. Sudah hampir dua jam Key bilang mau otw ke rumahnya, tetapi sampai sekarang cewek itu belum muncul juga.

"Nungguin chat siapa sih?"

Zal melirik Gita yang kini sudah beringsut untuk duduk semakin dekat dengannya. Teman-teman mereka yang lain sedang sibuk bermain PS sambil nyemil setelah Zal meminta mereka untuk menyudahi permainan truth or dare beberapa saat yang lalu. Alasannya, karena Zal tidak ingin melakukan dare dari Gita.

"Keira." Jawab Zal lempeng tanpa mempedulikan perubahan ekspresi Gita. Lalu begitu saja, cowok itu beranjak menuju balkon.

Zal berjalan mendekati balkon kamar Key dan melongokkan kepalanya, menatap lekat pada jendela dan pintu balkon kamar Key yang tertutup rapat. Biasanya kalau Key ada di kamarnya, jendela balkonnya selalu dibuka.

Berarti Key nggak ada di kamarnya.

Zal baru akan mendial nomor Key untuk menanyakan keberadaan cewek itu saat ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya, memeluk Zal dari belakang.

"Zal,"

Zal berdecak, mencoba melepas tangan yang tidak lain adalah milik Gita.

"Jangan gini, Gita." Ucap Zal setelah tangan cewek itu terlepas. Lalu dia berbalik untuk menatap Gita yang sedang cemberut di depannya.

"Kenapa? Masa aku nggak boleh peluk cowok aku sendiri."

"Gue nggak suka dipeluk."

Kalo bukan sama Key. Lanjut Zal dalam hati.

"Terus gunanya kita pacaran apa kalo aku peluk aja kamu nggak suka?"

Zal tidak merespon dan malah berlalu dari hadapan Gita untuk kembali masuk ke kamarnya. Zal berniat untuk turun dan akan mencari Key ke rumah gadis itu.

"Zal," Gita menahan lengan Zal dan membuat cowok itu kembali menatapnya.

"Kenapa?"

"Kita udah seminggu pacaran, tapi sikap kamu ke aku masih tetap kayak gini." Kata Gita dengan pelan, "kalo kamu emang nggak suka dan nggak berniat ngejalanin hubungan sama aku, kenapa kamu terima aku, Zal?" Lanjutnya dengan tatapan terluka.

Zal menghela napas, lalu menarik tangan Gita ke sudut balkon. Zal melakukan itu karena tidak ingin hal yang akan dia katakan kepada Gita terdengar oleh teman-temannya yang lain.

"Maaf, dari awal gue emang nggak berniat buat terima lo."

Mata Gita mulai berkaca-kaca, "kenapa?"

"Gue terima lo waktu itu karena gue nggak pengen lo merasa malu." Jawab Zal sambil melepaskan tangan Gita

"Lo confess sama gue di depan bengkel teknik yang saat itu lagi ramai, jadi gue nggak enak buat nolak lo di depan orang banyak."

"Zal...."

ZAKEY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang