"Agggggghhhhh" Teriak jiang cheng kesal,
jiang cheng segera menuju lantai dasar, mungkin ke kantin adalah pilihan yang baik saat ini, ia bisa mendinginkan otaknya dengan cappucino caramel dinginya, ah jiang cheng sudah tak sabar untuk mendinginkan otak nya yang sudah mengeluarkan lahar panas nya ini,
Bahkan ia sendiri tak tau kenapa ia bisa seperti ini, hey bahkan lan xichen tak mngejar ataupun menhentikanya, jiang cheng membuang nafas kesal, pemikiran apa itu?, ia tak butuh hal itu, ia bukan seorang gadis yang harus di kejar, dalam diam jiang cheng meduduk diri di salah satu bangku di sudut ruangan, dan memesan makanan.
setelah menunggu akhirnya pesan jiang cheng pun tiba, jiang cheng menyesap kopi dinginya perlahan, setidaknya ini lebih baik dari sebelumnya,
"A cheng" Suara itu terdengar lirih
Jiang cheng mendongak, seorang gadis muda nampak tertunduk di hadapan Jiang cheng, Jiang cheng hanya diam dan menyesap minumannya
"A cheng maaf kan aku, aku tidak bermaksud membuat mu marah, " Ucap ji ana yang dengan suara pelan
"Hey a cheng, kenapa kau diam saja, ia aku mengaku salah aku minta maaf" Ucap ji ana "aku tak akan memaksamu untuk meminta tandatangan tuan wei lagi, aku janji takakan memaksa mu" Ucap ji ana pelan "aku berjanji" Ucap ji ana mengangkat tiga jarinya bertanda janji pada Tuhan langit dan Bumi (eh bener ngak sih?, ah yaudah kalo salah author minta maaf aja trus komen gimana benernya)
Jiang cheng mendongak menatap wajah tertekuk milik temanya ini
"Ada apa, dan kenapa dengan wajah masam mu itu? " Ucap Jiang cheng ketus sambil kembali menyesap minumannyaGadis itu masih terdiam di tempatnya, tak
"Hey apa kau ingin tetap berdiri sepanjang hari jika ia silahkan saja? " Ucap Jiang cheng menaikan satu alisnyaWajah ji ana seketika berbinar dengan tersenyum lebar dan duduk di hadapan Jiang cheng
"Kau memaafkan aku?, Benarkah ah?,terimakasih a cheng kau memang yang terbaik " Ucap ji ana meraih tangan jiang cheng menggenggam nya dengan tersenyum lebar, huh syukur lah ia berhasil membujuk singa galak ini, ya walaupun ji ana sendiri tak tau penyebab kemarahan jiang cheng, namun ia berinisiatif untuk meminta maaf karena sudah mempermalukan jiang cheng dengan tingkah konyol dan bodohnya
"Hey tak perlu berlebihan seperti itu, aku akan membawa wei wuxian bodoh itu pada mu, kau bisa bersamanya seharian" Ucap jiang cheng ketus membuang muka,
"Benarkah?, bagai mana caranya?, " Ucap ji ana dengan mata yang berbinar, hey siapa yang tak senang jika bisa bersama dengan idola seharian, "tapi kau tidak berbohong kan? " Ucap ji ana menatap jiang cheng penuh selidik
"Aku akan mengirimkan alamat pada mu, kau bisa datang besok, " Ucap Jiang cheng singkat
"Oh sangat kebetulan, besok akhir pekan, yee kau yang terbaik A cheng" Ucap ji ana tersenyum lebar sembari memeluk tubuh Jiang cheng, hey bahkan ia sangat senang sampai kelepasan, tapi tak apa toh tidak akan yang melarang bukan?
"Hey lepaskan aku bodoh, apakah tau semua orang melihat mu" Ucap Jiang cheng berbisik ketus, gadis ini sungguh konyol berkali kali memeluknya secara tiba tiba, bahkan ji ana mencium nya di depan umum,
"Aku tak perduli, ah aku sangat senang, wei wuxian tunggu aku, ah aku sudah tak sabar lagi menanti hari esok,ahh hari yang ini dah tunggu aku" Ucap ji ana tersenyum senyum dan kembali duduk
Dari kejauhan seorang pria nampak berlarian mencari keberadaan pria yang tiba tiba meninggalkan lantai 7 tadi,
Ya orang itu adalah lan xichen yang sedang berusaha mencari keberadaan Jiang cheng
KAMU SEDANG MEMBACA
love Story Xicheng
Teen Fiction"Hey bodoh aku akan terlambat karna mu" Ucap jiang cheng sepanjang perjalanan, kesal? Tentu saja, ia hanya ingin bekerja dengan tenang namun apa ini, sejak pertemuan mereka bulan lalu lan xichen selalu menganggu nya ia hanya butuh ketenangan tak leb...