10

1K 131 1
                                    

Jiang cheng membukakan matanya saat bus sudah berhenti, jiang cheng perlahan keluar bus berjalan menuju restrurt tempat ia dan wei wuxian akan bertemu, jiang cheng merogoh ponsel di sakunya dan mengetik kata dan langsung dikirimkan pada saudaranya

"Aku sudah sampai kau dimana? "Jiang cheng mengirimkan pesan pada saudaranya

" Akan ada pelayan yang akan mengantarkan mu nanti" Hanya itu balasan dari sang saudara, itu bukan lah suatu jawabnya yang tepat atas pertanyaan nya

Jiang cheng membuang nafas pelan, hingga seorang pelayan mendekatinya

"Selamat datang nona, apakah anda nona jiang?, anda sudah di tunggu oleh tuan wei" Ucap pelayan itu ramah

"Siapa yang kau sebut nona, aku adalah pria" Ucap jiang cheng kesal

"Ah maafkan ke salahkan saya non __eh tuan jiang, mari saya antar,tuan muda wei telah menunggu anda" Ucap pelayan itu kikuk setelah mendapat teguran dari sang pelanggan (jiang cheng) jiang cheng memnghela nafas dan berjalan
mengikuti langkah pelayan itu hingga berhenti di sebuah ruangan VIV, sang pelayan mempersilahkan jiang cheng masuk, jiang cheng mengguk pelan dan membuka kop pintu, sedangkan si pelayan sudah berlalu begitu saja

"Shimei" Ucap Wei Wuxian memeluk jiang cheng yang baru saja akan duduk

"Lepaskan aku bodoh" Ucap jiang cheng kesal melepaskan diri dari pelukan sang saudara, Wei Wuxian menggembungkan pipinya , memang suasana hati jiang cheng bisa dibilang kurang baik saat ini

Jiang cheng perlahan duduk berhadapan dengan dua sejoli mesra itu, setelah mendapat penolakan dari jiang cheng wei wuxian berpindaah memeluk tubuh sang kekasihnya, lan wangji tentu saja senang akan hal itu, sedangkan jiang cheng hanya membuang muka, apakah mereka bisa tak bermesraan di depan umum sekali saja, setidaknya hargai kehadirannya (jiang cheng)

Tiba tiba indra penglihatannya menangkap sosok yang baru saja masuk mendekati meja mereka matanya membulat marah
Jiang cheng berjalan mendekati pria itu dan "plakk" Kini tamparan itu sudah kembali mendarat dan kali ini di pipi kanan dan tangan cantik itu kembali meninggalkan tanda di sana

Ah jiang cheng kau sungguh berbakat jika urusan memberi tanda 5 jari di wajah tampan dan sehalus giok milik lan xichen

"Aiyo shemei apa yang kau lakukan?, knapa kau menampar kakak ipar" Ucap wei wuxian menarik jiang cheng agar duduk di sampingnya,

"Kakak" Ucap lan wangji berdiri mendekati kakanya lan xichen masih tersenyum cerah, walaupun jiang cheng saudara sang kekasih lan wangji tak bisa tinggal diam jika sang kakak di perlakuan seperti itu, kakanya adalah orang yang paling di hormati di gusu ini, tak ada yang berani bicara kasar apalagi sampai memukulnya seperti ini, yang lebih membuat hati lan wangji jengkel adalah senyum cerah kakanya, yang seperti baru saja mendapat hadiah istimewa dari kesayangan

"Tak apa wangji mari" Ucap lan xichen tak melepaskan senyum cerah nya, lan xichen beranjak duduk di bantu yang berada di samping jiang Cheng

"Menjauh dari ku sialan" Ucap jiang cheng ketus memalingkan muka, bagai mana tidak sang presedir selalu saja mencari kesempatan agar dapat mencuri ciuman darinya, dan apa itu bahkan ciuman pertamanya pun di ciri oleh seorang pria, sungguh sangat sangat memalukan jika di ingat

Hey lan xichen sadar lah jiang cheng itu lurus ngak bengkok sama sekali seperti wei wuxian, ia masih suka wanita

"Aiyoo shemei, ternyata kau mengenal kakak ipar, " Ucap wei wuxian tersenyum lebar, sedangkan lan wangji masih memperhatikan kedua pipi kakak nya yang merah itu,

Ternyata mahluk yang selama ini di carinya berda di sekelilingnya, dan lan wangji tetap tak Terima jika kakanya di perlakukan seperti samsak hidup, kakanya ini sungguh bodoh bahkan ia tak berusaha menghindar sama sekali saat jiang cheng menamparnya,

 love Story Xicheng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang