Mentari pagi kini kembali bersabar dengan cerah, tidur jiang cheng terganggu saat tirai kamarnya di buka paksa oleh mahluk yang selalu menggangu nya, ya siapa lagi jika bukan saudaranya wei wuxian, mahluk yang paling menyebalkan yang pernah jiang cheng temui
Jiang cheng mengeliat pelan,
"Bagun lah shemei" Bisik wei wuxian
"Tak" Tangan Jiang cheng reflek memukul kepala wei wuxian, ia sangat terkejut saat sebuah nafas hangat menerpa telinganya itu sungguh mengerikan membuat bulu kuduk jiang cheng langsung berdiri
"Bajingan sialan, apa yang kau lakukan pada ku bodoh" Bentak Jiang cheng langsung duduk dan memang telinga nya yang kini memerah
Oh bagus sekali Jiang cheng di pagi buta seperti ini pun kau masih sempat untuk berteriak, beruntung para tetangga belum ada yang protes karena setiap hari mendengar keributan di apartemen milik wei wuxian ini
"Ah shemei, kau agresif sekali" Ucap wei wuxian tersenyum menggoda seperti sebuah kewajiban hidup akan terasa hampa jika sehari saja tak mengoda Jiang cheng yang pemarah ini
"Bajingan sialan, au kepala ku sakit sekali" Ucap Jiang cheng memegang erat kepalanya yang kini nyut nyutan
"Kau tidak apa apa shemei, mari kerumah sakit" Ucap wei wuxian yang kini beralih serius
"Aku tak ingin bicara dengan mu" Ucap Jiang cheng menepis tangan wei wuxian mengambil handuk dan menghilang di balik kamar mandi
"Ayolah shemei kau jangan merajuk seperti itu, aku hanya menggoda mu" Ucap wei wuxian yang masih mengetok ngetok pintu kamar mandi, namun tak ada jawaban dari yang di dalam
"Shemei, jangan marah begitu, kau seperti seorang gadis muda saja" Ucap wei wuxian
"Pergilah Bajingan sialan" Terdengar hentakan dari balik kamar mandi
Wei wuxian tersenyum lebar saat mendengar suara merdu saudaranya ini
"Jika kau marah begini aku baru bisa meninggalkan mu dengan tenang shemei berhati hatilah aku akan kembali setelah senja" Ucap wei wuxian tersenyum lebar dan meninggalkan Jiang cheng dengan acara mandinya
Wei wuxian perlahan meninggalkan apartement nya,
"Lan zhan apa kau sangat merindukan ku? " Ucap wei wuxian memeluk tubuh Lan wangji dan memberi ciuman selamat pagi pada kekasih nya ini
"Hmm" Lan wangji hanya bergumam
"Mari berangkat" Ucap wei wuxian menarik tangan Lan wangji menuju parkiran
"Kemana kita hari ini, bukankah hari ini tidak ada jadwal pemotretan? " Ucap wei wuxian masih bergelut manja di lengan Lan wangji
"Mencari seseorang" Ucap Lan wangji dengan wajah datarnya dan terus memperhatikan jalan
"Wow Lan zhan Siapakah orang beruntung yang sedang kau cari ini? Jangan bilang jika kau akan meninggalkan ku setelah bertemu dengan nya " Ucap wei wuxian menatap langit wangji tajam
"Tidak, selalu bersama wei Ying" Ucap Lan wangji mengenggam tangan kekasih nya
"Lalu, ada urusan apa kau mencarinya apa aku mengenalnya? " Ucap wei wuxian pelan sambil memperhatikan jalan
Lan wangji hanya menggelengkan kepalanya, bahkan ia pun tak tau siapa yang ingin di carinya ini "dia membuat kakak menagis" Ucap Lan wangji pelan, walaupun sang kakak sudah melarangnya namun Lan wangji akan terus mencari orang itu dan memberinya pelajaran, agar tak menyakiti kakanya lagi
"Wow kakak ipar menagis?, apa yang terjadi? " Ucap wei wuxian pelan pelan sambil menatap cermin membenahi tatanan rambutnya yang tak rusak sama sekali
Lan wangji menggel pelan, ia pin tak tau kenapa kakanya menagis yang jelas ia tak suka melihat air mata itu di wajah kakanya.
.
.
.
.
Mentari pagi kini kembali menyapa, pertanda akan di mulainya hidup baru cerita baru dan petualangan baru
KAMU SEDANG MEMBACA
love Story Xicheng
Teen Fiction"Hey bodoh aku akan terlambat karna mu" Ucap jiang cheng sepanjang perjalanan, kesal? Tentu saja, ia hanya ingin bekerja dengan tenang namun apa ini, sejak pertemuan mereka bulan lalu lan xichen selalu menganggu nya ia hanya butuh ketenangan tak leb...