9

1K 146 1
                                    

Setelah di periksa rupanya jiang cheng hanya mengalami sedikit teroma dengan kejadian semalam dan juga kecapean

"Wanyin akan ku antarkan pulan kau harus istirahat" Ucap lan xichen menarik jiang cheng menuju parkiran, entah sejak kapan mobil sport warna biru itu berada di rumah sakit, seingat jiang cheng keduanya mengunakan bus sebelumnya, tapi??, ah  terserah saja

"Hey lepaskan aku bodoh, aku ingin ke kantor dan bekerja" Ucap jiang cheng menepis tangan lan xichen

Keduanya telah berada di dalam mobil sport itu dan jiang cheng yah seperti biasa mulai dengan acara mengomelnya

"Tak perlu bekerja" Ucap lan xichen pelan  sambil terus mengemudi

"Hey bodoh aku hanya ingin bekerja dengan tenang tidak bisakah kau tak menggangu ku, antarkan aku ke kantor sekarang" Bentak jiang cheng kesal, ia hanya ingin hidup tenang tampa penggu,

cukup wei wuxian saja yang membuatnya pusing setiap kali berjumpa jangan di tambah lagi tolong lah mengertilah dengan keadaan madan jiang ini

Dengan engan Lan xichen memacu mobilnya menuju lan crop jika tidak ia akan mati di mutilasi oleh sang terkasih nya ini

"Wanyin jangan memaksakan diri" Ucap lan xichen saat berada di parkiran sambil menggengam tangan jiang cheng

"Dasar bodoh, aku ini laki laki aku tak  akan selemah itu, " Ucap jiang cheng menpis tangan jiang cheng dan perlahan membuka pintu mobil dan berlalu meninggalkan lan xichen yang berada dalam keheningan, bersetenan dengan  tatapan para pegawai yang lewat ia tak perduli, ia hanya ingin bekerja dengan tenang tampa gangguan.

"A cheng" Ucap ji ana langsung memeluk jiang cheng

"Hey ada apa dengan mu?, tidaklah kau malu di lihat orang? " Ucap jiang cheng ketus melepaskan pelukan ji ana

"Aiyaa aku tak pernah perduli dengan fikiran orang lain, " Ji ana mendorong tubuh ringkih jiang cheng hingga terduduk di kursinya, jiang cheng hanya memutar matanya malas

"Pasti ada maunya, dan berhentilah menujukan wajah bodoh itu" Ucap jiang cheng ketus sambil meraih beberapa berkas yang berada di mejanya

"Ahh kau pintar sekali A cheng, baiklah akan ku katakan" Ucap ji ana menarik nafas sambil tersenyum lebar

"Aku ingin kau membantu ku agar mendapatkan tandatangan dari model paling terkenal di gusu, dan kebetulan ia bekerja sama dengan perusahaan ini, ku mohon bantu aku ya, aku sudah lama mengguminya" Ucap ji ana tersenyum lebar membujuk sang sahabat judes namun baik hatinya ini

"Hey bodoh jika kau ingin tandatang minta langsung padanya, kanapa malah menyuruhku" Ucap jiang cheng ketus sambil melanjutkan pekerjaanya

"Ayo lah A cheng bantulah aku, aku tak yakin bisa mendapatkan ya, jadi bantu lah aku ya ya ya, lagi pula aku percaya pada mu, " Ucap ji ana mengedip ngedip kan matanya

Jiang cheng membuang nafas kesal
"Akan ku coba" Ucap jiang cheng pelan dan kembali dengan pekerjaanya, ji ana tersenyum lebar dan kembali ke mejanya
"Kau sudah berjanji pada ku A cheng" Ucap ji ana

Jam kini sudah menunjukan waktu makan siang dengan bergandengan tangan ji ana membawa jiang cheng ke kafe terdekat

"Tak perlu kau tarik seperti ini juga bodoh" Ucap jiang cheng ketus namun tak di indahkan oleh ji ana

"Tak bisa nanti kau malah pergi dengan presdir lan, tidak tidak aku tak akan membiarkan itu terjadi" Ucap ji ana masih menemukan lengan jiang cheng dengan erat

"Dasar gadis bodoh" Ucap jiang cheng kesal sambil melangkah menuju kafe

                               ****

Hari hari sudah berlalu kini jiang cheng sedang mengerjakan pekerjaanya seperti biasa, dan seperti biasa pula wei wuxian selalu menggangu nya, dengan menawarkan beberapa kenalan tampanya,

Perlu di ketahui jiang cheng sama sekali tak tertarik dengan mereka,
"Shemei knapa kau belum pulang, saat hari sudah malam begini? "  Itu pesan dari wei wuxian

"Bekerja" Balas jiang cheng singkat

"Shemei, mari bertemu di restutr min Ming"

"Aku masih banyak pekerjaan" Balas jiang cheng

"Pokoknya ku tunggu di restutr, jangan sampai telat, jika tidak aku akan menjemputmu di tempat kau bekerja, dan kau tau kan setelahnya" Ucap wei wuxian dengan sedikit mengancam

Jiang cheng membuang nafas kesal bagai mana bisa ia membiarkan wei wuxian ke tempatnya bekerja, bisa bisa ia kembali membuat onar

"Hmm baiklah aku akan datang"

"Aku mencintaimu shemei, jam 8 malam aku tunggu da"

Itulah isi pesan terakhir dari wei wuxian

Jiang cheng melemaskan otot otot nya yang masih kaku, pekerjaanya hari ini sungguh melelahkan

"Lelah? " Suara itu seketika membuat jiang cheng merinding, karena nafas hangat itu mengenai area sensitif nya(teling)

Jiang cheng membalikan tubuh nya, di dapat inya wajah sang presdir yang berada di hadapannya hanya ada jarak beberpa senti saja

Lan xichen tersenyum lembut namun sama sekali tak menjauhkan wajahnya, membuat jiang cheng berbidik ngeri takut dengan tatapan singa lapar itu

"Plakk" Tamparan itu mulus tepat di pipi kiri lan xichen, jiang cheng segera menarik wajahnya

Sedangkan lan xichen memegang pipinya yang memanas, ini sudah sekian kalinya ia mendapatkan tamparan indah dari sang pujaan,

"Bajingan sialan, bisahkah kau membiarkan ku tenang? " Bentak Jiang cheng dan hanya di balas dengan wajah bodoh milik Presdir lan itu

"Mari pulang bersama" Ucap lan xichen lembut sambil tersenyum lembut tak perduli dengan wajah garang sang terkasih nya ini

"Dalam mimpimu" Ucap jiang cheng ketus meraih tas kerjanya dan berlalu meninggalkan lan xichen

"Ah wanyin kau sangat memahami aku rupanya, aku memang sekarang suka bermimpi dan itu tentang mu tapi aku sangat yakin suatu saataku pastikan kau akan menjadi istri ku" Ucap lan xichen berjalan mengikuti langkah jiang cheng

"Dasar persedir bodoh" Bentak jiang cheng, jiang cheng berjalan menuju halte bus

"Apa yang kau lakukan? " Bentaknya saat lan xichen duduk di sampingan

"Mengantar mu pulang, tak apa jika kau tak suka dengan mobil ku, bus pun akan terasa baik jika bersamamu" Ucap lan xichen pelan sambil tersenyum manis menatap wajah kesal milik wanyin Nya ini

"Dasar penggoda ulung, setidaknya jika kau ingin menggoda goda lah wanita," Ketus, presedir ini sungguh menyebalkan, dengan wajah tampan dan reputasi baik seperti ini wanita mana yang bisa menolak pesonanya

"Aku tak menyukai mereka aku menyukai mu" Ucap lan xichen ringan sambil terus menatap jiang cheng

Saat asik berdebat kecil dengan jiang cheng tiba tiba ponselnya berdering nada notifikasi sebuah pesan, lan xichen membacanya

Bus kini sudah berhenti di hadapan nya jiang cheng segera bangkit dari duduknya  berjalan menuju bus, namun tangan lan xichen lebih dulu menarik nya hingga saat ini jiang cheng berada dalam pelukan nya

"Lepaskan aku sialan" Ucap jiang cheng kesal,namun lan xichen malah menarik tengkuknnya dan lagi lagi lan xichen berhasil mengambil ciuman darinya, kali ini lan xichen mencium bibir ranum nan manis itu menyesap melumat saat jiang cheng sudah mulai kehabisan nafas barulah ia melepaskannya

"Bajingan sialan" Bentak jiang cheng memegang bibirnya yang terasa panas,

"Maaf aku tak bisa mengantar mu, Sampai jumpa besok wanyin" Belum sempat jiang cheng memberikan pelajaran pada pria kurang ajar itu, lan xichen sudah berlari kecil meninggalkan nya

"Lihat saja akan ku balas besok" Ucap jiang cheng dan masuk ke bus, beberpa orang menatapnya lekat, jiang cheng terlalu lelah untuk menaggapinya dan berakhir pada jiang cheng memejamkan matanya..
.
.
.
.
.
.
Bersambung

 love Story Xicheng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang