17

941 118 0
                                    

Setelah terlelap beberapa jam akhirnya Jiang cheng membukakan matanya, kepalanya terasa sedikit pusing, Jiang cheng merasakan sebuah tangan besar menggenggam tangan ny, Jiang cheng beralih menatap sosok pria berpakaian fromal berwarna abu-abu itu tertidur di sampingnya

"Au kepala ku pusing sekali" Ucap Jiang cheng pelan, Jiang cheng beralih melihat pria yang tengah tertidur ini

"Mengapa cinta sesakit ini"batin Jiang cheng pelan, ia tak bisa kembali merasakan pahit itu, meski jiang cheng baru mendapatkan sedikit ingatan itu, namun ingatan yang sangat buruk

Mersa pergerakan perlahan lan xichen membukakan matanya

" Wanyin"ucap lan xichen pelan sambil tersenyum lembut, tampa melepaskan tautan tangan mereka

''lepaskan aku "ucap Jiang cheng memalingkan muka,

" Wanyin maafkan aku"ucap lan xichen pelan menatap Jiang cheng dengan wajah sendu

"Tidak ada hal yang perlu di maafkan dan di jelaskan, tinggalkan aku" Ucap Jiang cheng datar, tidak ia tak ingin kembali ke dalam cinta yang penuh kutukan ini, lagi pula kedekatan si sulung lan dengan salah satu anak dari keluarga jin itu sungguh membuat Jiang cheng merasa kecewa, ia hanya ingin hidup tenang tapi mengapa masalah dan penderitaan selalu mengejarnya, ia sudah melupakan lan xichen selama 5 tahun lamanya namun apa ini, takdir kembali mempermainkan nya dengan mempertemukan keduanya, dan menumbuhkan perasaan konyol ini

"Wanyin" Suara itu terdengar  sedikit tercekat, apakah benar tidak ada lagi kesempatan untuk nya?,kesempatan untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu

Jiang cheng kembali meringis memegang kepalanya yang kembali pusing, Jiang cheng sungguh tak bisa ingatan itu terlihat samar namun memaksa,

"Wanyin kau kenpa" Ucap lan xichen khwatir

"Pergii" Teriaknya keras ia tak sanggup, saat ingatan itu memaksa masuk kepalanya,itu sangat menyakitkan
"Pergi, pergi pergi" Teriak nya, gang pintu perlahan terbuka lan wangji dan wei wuxian berdiri di ambang pintu, wei wuxian terlihat sangat panik dan segera memeluk saudaranya dengan begitu erat, sang saudara nampak begitu kacau dan sangat ketakutan

"Tinggal kan aku, pergi" Teriak nya lagi, lan xichen menatap sang pujaan dengan tatapan sendu,

"Kakak, lan zhan, tinggalkan kami" Ucap wei wuxian, ia tak ingin saudaranya tambah tertekan, dengan berat hati lan xichen meninggalkan Jiang cheng yang berteriak sedari tadi

Lan wangji mengguk pelan dan mengiring kakaknya keluar dari ruangan,

"Wangji, bahkan aku tak tau di mana kesalah ku, mengapa harus seperti ini? " Ucap lan xichen tercekat, lan xichen tak tau apa yang ia perbuat hingga membuat luka dalam di hati Jiang cheng dan bahkan Jiang cheng sangat membencinya dan tak ingin bertemu dengan nya

"Bersabar kakak, kau pasti bisa, mari panggilkan dokter" Ucap lan wangji pelan, lan xichen mengguk lemah dan memanggil dokter.

"A cheng tenang lah, apa yang terjadi" Ucap wei wuxian memeluk tubuh Jiang cheng yang sedari tadi berteriak

"A cheng tenang lah" Ucap wei wuxian lagi mengelus punggung Jiang cheng memberikan kehangatan dan kasih sayang dari seorang kakak,

Dokter yang di panggil kedua lan pun datang, dan langsung memeriksa keadaan Jiang cheng, sedangkan kedua gilok lan sedang menunggu di luar ruangan

"Apa yang terjadi dokter" Ucap wei wuxian cepat, Jiang cheng pun sudah mulai tenang dan tak berteriak namun ia masih terlihat begitu ketakutan, tangan nya masih menggengam erat tangan mungil sang saudara bayangan itu bisa datang kapan saja, oh tidak ia tak ingin bayangan menyeramkan itu mengusiknya

"Hm, tuan Jiang tidak apa apa, ia hanya butuh istirahat dan jangan biarkan dia tertekan dan benyak fikiran," Ucap dokter pelan, setelah memeriksa dokter berlalu

"A cheng, kau dengar itu, kau tak boleh banyak fikiran, jika ada sesuatu ceritakan pada ku" Ucap wei wuxian pelan mengambil posisi duduk di samping Jiang cheng, Jiang cheng menggeleng lemah, ingatan yang ia dapatkan sungguh tidak mengenakan belum lagi teror yang datang akhir akhir ini,awalnya Jiang cheng mengabaikan hal itu namun lama kelamaan teror itu semakin meresahkan, dan membuat jiang cheng kepikiran, orang itu selalu mengirim boneka yang telah di tusuk dan di lumuri darah serta Jiang cheng juga sering mendapatkan surat kematian,

"Tidak ada" Ucap Jiang cheng pelan, ia tak ingin membuat saudaranya cemas ia akan mengahapai nya sendiri

"Hm baik lah, kau beristirahat lah aku akan kembali, aku akan membelikan makanan," Ucap wei wuxian pelan, ia sangat mengenal Jiang cheng yang anti dengan yang namanya makana  rumah sakit

Wei wuxian berjalan meninggalkan Jiang cheng yang kembali memejamkan matanya, berusaha untuk menenangkan diri

"Kakak ipar, " Ucap wei wuxian pelan,

"Bagai mana keadaanya?, " Ucap lan xichen khwatir,

"Bisakah aku meminta tolong" Ucap wei wuxian pelan,

"Katakan adik wei aku akan membantu semampu ku adik wei" Ucap lan xichen

"Hmm maafkan aku sebelumnya bukan aku tak mendukung mu tapi aku sangat berharap jika untuk sementara ini kakak ipar tak perlu menemui A cheng, dokter bilang A cheng mengalami depresi akibat banyaknya tekanan, akhir akhir ini memeng A cheng sangat aneh bahkan selalu bermimpi buruk, aku harap kakak ipar mengerti "ucap wei wuxian, ia tentu tau wajah khawatir saudaranya walaupun Jiang cheng tak pernah menceritakan nya,

" Adik wei apakah tidak ada lagi kesempatan untuk ku? ''ucap lan xichen lirih benar benar tak ada lagi kesempatan untuk bersama

"Ini hanya masalah waktu kakak, biarkan A cheng tenang dulu, setelah itu kalian bisa membicarakan ya dengan baik "

"Aku ragu adik wei, bahkan wanyin tak mau melihat ku" Ucap lan xichen sendu

"Jika kalian di takdirkan bersama maka dewa pun tak dapat menghalangi cinta kalian, ku harap kakak memberikan A cheng sedikit waktu " Ucap wei Wuxian pelan

"Baik lah adik wei, tolong jaga wanyin untuk ku" Ucap lan xichen pelan dan pamit undur diri, ada beberapa hal yang harus ia selesaikan belum lagi ia harus menemani sang adik angkat untuk menemui peresdir jin crop, ji  zixun,

"Lan zhan kau bisa beristirahat" Ucap wei Wuxian pelan,

Lan wangji menggeleng pelan "menemani wei ying" Ucap nya terdengar dingin namun begitu manis setidaknya menurut wei Wuxian

"Kau pasti lelah, aku akan menjaga A cheng " Ucap wei Wuxian pelan, ia tak ingin kembali merepotkan sang kekasih, Lan wangji sudah cukup sibuk hari ini

"Wei Wuxian juga lelah" Ucap Lan wangji pelan, ia hanya ingin menemani sang kekasih

"Aku bisa tidur di ruangan A cheng, kembalilah, kakak ipar membutuhkan teman" Ucap wei Wuxian pelan

Lan wangji membuang nafas pelan dan mengiyakan keinginan yang kekasih, setelah memberi kecupan selamat tinggal Lan wangji berlalu meninggalkan wei Wuxian yang masih tersenyum lebar,

Setelah kepergian sang kekasih wei Wuxian segera menuju kantin untuk membeli makanan.

****

Mobil sport berwarna biru itu melaju di jalan raya, lan xichen memacu mobilnya dengan pelan, ia masih memikirkan keadaan si bungsu jiang, dan berusaha keras mengingat kesalahan apa yang  ia buat, ia sudah berusaha minta maaf namun bahkan si bungsu jiang tak ingin melihatnya,

Mobil sport itu berhenti di depan gedung mewah tempat lan crop berdiri

"Xichen ge" Ucap seorang pria manis menuambut kedatangan sang presedir lan crop ini

"A yo" Ucap lan xichen pelan

"Ada apa?, mengapa kau terlihat sedih? " Ucap jin Guangyou pelan berjalan beriringan menuju ruang miting

"Tidak apa" Ucap lan xichen pelan,

"Presedir" Ucap lan ba qi pelan, lan ba qi telah menyiapkan segala berkas miting dan miting di mulai.

"Tak akan ku biarkan kau merebutnya dari ku" Batin jin Guangyou







Bersambung....

 love Story Xicheng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang