Hari kini beranjak malam, ji ana dan jiang cheng sudah berkeliling, saat ini keduanya sedang berada di salah satu rumah makan untuk mengisi perutnya yang sudah berdemo
"Pelan pelan lah, makanan itu tidak akan kabur" Ucap jiang cheng ketus, gadis di hadapanya ini sungguh tak tau malu, seorang gadis muda makan seperti monster kelaparan, sungguh memalukan
"Kau ini, A cheng, sungguh ahh" Ucap ji ana mendengus kesal,
"Memalukan" Ucap jiang cheng menyantap makanannya dengan pelan,
Keduanya makan dalam suasana hiruk karena kepolosan gadis ji itu dan ke ahlian mengomel si bungsu jiang,
"Hm baik lah, kau harus berhati hati, beri kabar jika sudah sampai" Ucap ji ana tersenyum lebar, dan berlalu meninggalkan bus yang akan membawa jiang cheng kembali ke apartemennya
Dalam diam bus membawanya menuju halte berikutnya, jiang cheng perlahan meninggalkan halte berjalan menuju bus, ia tak menyadari jika ada seseorang yang sejak tadi mengawasinya, jiang cheng berjalan dengan santai, jiang cheng menatap sekeliling, semua terlihat seperti biasa tapi?, ia merasa ada hal aneh apa itu?, apa yang terjadi
"Berhenti" Ucap seorang pria menggunakan pakaian berwarna hitam beserta topi dan maskernya, jiang cheng menjergit pelan,
"Kau bicara dengan ku! " Ucap jiang cheng menunjuk dirinya sendiri, sang pria hanya mengguk pelan, tiba tiba seseorang datang dari belakang dan langsung membekap Jiang cheng dengan sapu tangan yang telah di beri obat bius, Jiang cheng jatuh pingsan setelah melakukan perlawanan beberapa saat, ia tak dapat bergerak dengan leluasan karena tubuh Jiang cheng belum sepenuhnya sehat, dan yah pembicaraan kosong itu ternyata untuk menarik perhatian Jiang cheng dan sekarang Jiang cheng di bawa kedalam mobil hitam dan beranjak meninggalkan halte.
Malam sudah larut, wei wuxian berjalan mondar mandir sedari tadi, (uh seperti setrikaan saja)
"A cheng kau dimana, jangan membuat ku cemas begini" Ucap wei wuxian, ia sudah mencoba menelpon Jiang cheng berulang kali, namun bahkan tak ada jawaban dari seberang sana
"Bagai mana adik wei? " Ucap lan xichen cemas, ia pun sudah sangat panik saat mendapat kabar dari adiknya (lan wangji), jika wanyinnya menghilang
"Tidak ada jawaban kakak ipar," Ucap wei wuxian pelan "apakah kita perlu melapor pada polisi?," Ucap wei wuxian saat ini ka sedang panik, bahkan ia tak bisa berfikir dengan jernih, bahkan ia melupakan bahwa polisi hanya menerima laporan seperti ini hanya jika di korban sudah menghilang selama 24 jam, sedangkan sekarang?,bahkan belum mencukupi waktu untuk itu,
"Tidak bisa adik wei, mereka akan menolak laporan ini" Ucap lan xichen masih berusaha menyambungkan telpon, saat wei wuxian dan lan xichen sibuk mondar mandir, lan wangji memilih untuk duduk diam di sofa, menonton kedua mahluk yang bolak balik sedari tadi
"Bagai mana dengan orang orang mu, apakah mereka telah menemukan A cheng atau bodyguard yang menjaga A cheng? " Ucap Wei wuxian pelan, ia tau jika lan xichen sudah memerintahkan orang orangnya untuk mencari ke beradaan Jiang cheng
"Belum ada laporan adik wei, sebenarnya kemana wanyin pergi, dan dengan siapa dia pergi" Ucap lan xichen, mengerang frustasi, mengapa lagi lagi ia ceroboh, ia meninggal akan wanyinya, dan lihat lah apa yang terjadi?, ia kembali kehilangan wanyinya
"CCTV" ucap lan wangji singkat, wajahnya masih terlihat begitu datar, namun yakin lah, ucapan singkat itu sangat membantu keluar masalah ini, siapa yang membawa wanyinya pergi, dan mengapa para bodyguard yang di sewanya menghilang begitu saja, apa yang terjadi?, mungkinkah wanyinya di culik?, oh tidak terlalu dangkal untung mengira ngira,
"Benar wangji, kita harus melihat CCTV, " Ucap lan xichen cepat, ia berlari dengan cepat menuju ruang CCTV
"Bagai mana? " Ucap wei wuxian yang baru masuk ke ruangan, ia tertinggal jauh oleh lan xichen dan yah ia lebih memilih untuk berjalan beriringan dengan lan zhan nya dari peda berjalan sendiri,
Lan xichen tak menjawab ia masih sibuk dengan monitor yang berada di hadapannya
"Stop" Ucap Lan xichen cepat, ia melihat jika Jiang cheng keluar apartemen dengan seorang gadis
"Bukankah ini ji ana?, teman A cheng" Ucap wei wuxian cepat, ia sudah mengenal ji ana cukup dekat karena Jiang cheng beberapa kali membawanya ke apartemen, bahkan wei wuxian sangat menyukai kepribadian gadis ji ini, ia sangat ceria dan berjiwa bebas,
"Adik wei apa kau memiliki no ponselnya? " Ucap lan xichen cepat, ia tak bisa tenag sebelum memastikan jika wanyinya baik baik saja
"Baik lah akan ku coba" Ucap wei wuxian, keningnya mengerut dan kemudian memasang wajah masamnya
"Ada apa? " Ucap lan wangji saat melihat perubahan wajah kekasih hatinya ini
"No ini memblokir semua panggilan, bagai mana ini, bahkan aku tak tau di mana alamatnya" Ucap wei wuxian, lan xichen mengotak atik ponselnya sebentar
"Hallo"
. ....
"Segera kirimkan data lengkap, karyawan bidang keuangan, bernama ji ana, 2 menit sudah harus masuk ke HP saya" Ucap Lan xichen, ia menelfon pihak kantor,
Setelah beberapa saat sebuah notifikasi pesan masuk, lan xichen dengan cepat membukanya, sebuah alamat, di ingin kan lan xichen sudah sampai
"Bagai mana kakak ipar? " Ucap wei wuxian cepat, saat ini ketiganya sudah berada di apartemen miliki wei wuxian, dan yang ketiganya sedang duduk di sofa dengan expresi masing masing
"Aku akan menememui nona ji itu, kau tinggalah, adik wei pasti lelah karena seharian mencari wanyin" Ucap lan xichen pelan, ia hanya meninggalkan Jiang cheng beberapa menit saja untuk berbicara beberapa hal, namun bahkan dalam waktu singkat itu membuat Jiang cheng menghilang,
"Kakak ipar, aku harus ikut aku tak bisa tenag jika belum menemukan A cheng, uh semoga saja ia baik baik saja, semoga ia hanya ketiduran di apartement nona ji itu, semoga saja tidak terjadi apapun" Ucap wei wuxian, kini wajah lan xichen berubah masam, poin kedua itu membuatnya merasa sangat tidak senang, apa itu ketiduran?, mengingat gusu yang bebas ini, fikiran lan xichen terbang ke mana amana, ia segera menggeleng kuat, oh tidak ini bukan saatnya untuk cemburu, saat ini yang paling penting adalah menemukan wanyinya.
Ketiganya berjalan cepat menuju lift, setelah beberapa saat lif terbuka di lantai dasar, ketiganya dengan sedikit berlari menuju mobil.
"Semoga semua baik baik saja" Ucap wei wuxian, ucapan itu bagaikan mantra yang selalu ia lafalkan sepanjang perjalanan,
Dan yah setelah mengendara beberapa saat akhinya mereka sampai di alamat ji ana,
"Ting " Wei wuxian dengan cepat menekan bel, ia bahkan menekan ya berkali kali hingga gang pintu perlahan terbuka,
"Ah kakak wei, preseir, tuan muda lan kedua, ada apa malam malam begini mengunjungi ku? " Ucap ji ana setelah mempersilahkan ketiganya masuk dan duduk
"Apakah A cheng bersama mu? " Ucap wei wuxian cepat, kening ji ana mengerut, Jiang cheng, bahkan mereka telah berpisah saat sore hari, ji ana masih memiliki beberapa urusan di panti bersama xio xichng dan xue yang
"Tidak, kami memang sempat berkeliling tadi siang, namun A cheng kami telah kembali saat bari beranjak sore, apa yang terjadi? " Ucap ji ana, kini wajahnya terlihat sangat serius, tentu saja, ia tak mungkin bermain main jika berurusan dengan keselamatan sahabanya
"A cheng menghilang, setelah mengecek CCTV kami menemukan nona ji yang keluar bersama A cheng, lalu?, di mana A cheng sebenarnya? " Ucap wei wuxian, kini ia hanya bisa terisak, lan wangi membanya ke pelukan hangat itu, membiarkan wei ying nya menagis dalam dekapanya, jika tadi mereka masih memiliki harapan jika Jiang cheng bersama ji ana, namun sekarang?, harapannya sudah punah, bagai mana ini?, kemana A cheng nya pergi
"Apa?, lalu?, apakah sudah melaporkannya pada polisi, kakak wei, maafkan aku, aku tak bisa menjaga A cheng ini salah ku" Ucap ji ana yang kini ikut terisak pelan
"Memang salah mu, kau membawa wanyin pergi, jika tidak tentu wanyin tidak akan hilang" U ap Lan xichen ketus, bahkan lan wangji menatap kakaknya tak percaya, sifat lembut rendah hati kakanya seketika hilang jika berurusan dengan Jiang cheng, uh cinta memang sungguh sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
love Story Xicheng
Teen Fiction"Hey bodoh aku akan terlambat karna mu" Ucap jiang cheng sepanjang perjalanan, kesal? Tentu saja, ia hanya ingin bekerja dengan tenang namun apa ini, sejak pertemuan mereka bulan lalu lan xichen selalu menganggu nya ia hanya butuh ketenangan tak leb...