18

884 113 1
                                    

Beberapa hari telah berlalu jiang cheng nampak terlelp dalam tidurnya, namun ia tidur itu bukan lah tidur yang nyaman melainkan kegelisahan, mimpi buruk selalu menghantuninya akhir akhir ini belum lagi percobaan pembunuhanya dan teror yang bisa datang kapan saja

"Tidak tidak, aku tidak " Teriak jiang cheng dan langsung terduduk dengan tubuh yang telah berkeringat dingin tubuhnya bergetar hebat
Jiang cheng duduk sembari terisak dan memeluk lututnya, mimpi buruk itu lagi, ia tak pernah membunuh ia tak pernah tidak pernah

Tapa sengaja jiang cheng melihat sebuah kotak yang berada di nakas, jiang cheng meraihnya dan membukanya perlahan

"Tidak " Teriak jiang cheng saat membuka kotak itu, jiang cheng kembali menggigil, kop pintu perlahan terbuka menampilkan pria tampan menggunakan jas hitam dengan celana senada wajah seputih susu hidung mancung dan mata kecilnya, namun sayang jiang cheng tak dapat menikmati ketampanan itu, jiang cheng masih sibuk terisak dengan kepala tertunduk dan memeluk lututnya

"Tidak, tidak mungkin, aku tidak mungkin melakukanya" Ucap jiang cheng menggeleng keras di sela isaknya

"Wanyin, ada apa dengan mu" Ucap pria itu terlihat sangat kawatir ia baru saja mendapat kabar jika si bungsu Jiang di rawat di rumah sakit

Jiang cheng mendongak menatap nya, pria angkuh namun perhatiaan itu manatap Jiang cheng dengan tatapan sendu, ah ia sudah sangat merindukan cinta pertamanya ini namun, ah lagi lagi ia hanya membuang nafas pelan, sampai kapanpun ia tak mungkin bisa mendapatkan hati si bungsu Jiang ini

"Wanyin" Ucap pria itu memeluk tubuh Jiang cheng, yang bergetar itu

"Bukan, bukan aku yang melakukannya aku tak pernah melakukanya" Ucap Jiang cheng berteriak keras sambil menunjuk kotak yang sempat ia buka

"Wanyin tenang lah, aku di sini" Ucap sang pria menepuk pelan punggung Jiang cheng

"Tidak aku tidak melakukan nya" Ucap Jiang cheng bak orang kesetanan, sang pria mempererat pelukanya membisikan beberapa kata penenang,

Jiang cheng terdiam tubuhnya perlahan membaik namun ia sama sekali tak ingin melepaskan pelukan dari pria itu,

Gang pintu terbuka lan wangji, wei Wuxian dan lan xichen sudah berdiri di sana, lan wangji menjergit siapa lagi pria ini?, mengapa terlihat begitu dekat, sebenarnya berapa banyak peminat pria bermulut pedas ini, lan wangji menatap kakaknya yang hanya menampilkan senyum getir nya

Jiang cheng perlahan tenang dan melepaskan pelukanya
"Tenaglah wanyin, aku akan menjaga mu" Ucap sang pria pelan membaringkan tubuh jiang cheng

"Kau.. "Ucap Jiang cheng lemah, ia baru saja menyadari siapa yang ia peluk ini,

"Tenaglah wanyin aku akan menjaga mu, kau tak perlu khawatir" Ucap sang pria pelan, Jiang cheng hanya mengangguk pelan, ia tak mempunyai pilih lain ia tak ingin sendirian ia akan menyelesaikannya nanti

Setelah keadaan Jiang cheng membaik wei Wuxian beranjak masuk di dapingi oleh sang kekasih

"Apa yang kau lakukan? " Ucap wei Wuxian, wei Wuxian sangat tidak menyukai pria ini,

pria tampan yang menginginkan Jiang cheng semenjak mereka baru menginjak masa SMA
Namanya jin zixun putra sulung dan pewaris sah keluarga jin, konglomerat yang paling terkenal di jinling tai, sejak SMA jin zixun selalu mencari cara untk menahklukan hati sang pujaan namun Jiang cheng tak pernah menaghapinya, hingga pada akhirnya lima tahun lalu jin zixun di nikahkan dengan kakak kandung Jiang cheng sendiri, sememang sejak muda nyonya Jiang dan nyonya jin sudah menjodohkan putra putri mereka dan berakhir dengan pernikahan tampa cinta itu, meskipun Jiang yanli tau jika sang suami mencintai sang adik namun Jiang yanli berusaha membahagiakan sang suami, ia sungguh tak ingin membuat orang tuanya kecewa dengan menolak perjodoahn yang sudah di atur sajak lama

 love Story Xicheng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang