Mentari pagi kembali bersinar cerah, jiang cheng pun sudah rapi dengan pakaian kerjanya, jiang cheng berjalan pelan ke meja makan untuk membuat susu hangat untuk menemani pagi harinya yang cerah ini.
"Shemei, mana kakak ipar? " Ucap wei wuxian yang sudah berada di meja makan bersama lan wangji
"Mengapa bertanya pada ku? " Ucap jiang cheng kesal sambil mengunyah roti yang baru di olesi dengan selai kacang kesukaanya
"Bukankah semalam kakak ipar bersamamu? " Ucap wei wuxian dan di angguki oleh lan wangji,
"Aku tak tau dan tak mau tau" Ucap jiang cheng meraih tas kerjanya dan berjalan menuju terminal
"Lan zhan, apakah kakak ipar akan berhasil" Ucap wei wuxian pelan pada lan wangji yang sedari menatapnya dengan hangat
"Percaya pada kakak" Ucap lan wangji pelan, sambil mencium pucuk kepala kekasihnya
"Kau fikir berapa lama kakak ipar bisa bertahan? " Ucap wei wuxian lagi, walau lan xichen menyayangi saudara nya, namun wei Wuxian juga merasa sedikit kasihan dengan lan xichen yang selalu menjadi samsak hidup jiang cheng
"Kakak pasti bisa, kakak sudah cukup lama menunggunya" Ucap lan wangji lagi, 5 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam sebuah penantian, setelah sekian lama akhirnya, keberuntungan kembali berpihak padanya, tidak mungkin lan xichen melepaskan sang pujaan begitu saja, dunia ini terlalu sunyi tampa tetriakan merdu dari pria manis bermulut pedas itu (jiang cheng).
Wei wuxian hanya mengguk pelan, ia hanya bisa menjadi penonton, mereka tak bisa berbuat banyak, biarkan lan xichen memperjuangkan cintanya dan biarkan jiang cheng memahami perasaanya. Semoga takdir tidak mempermainkan nya kembali
"Ah biarkan mereka mencoba peruntungan takdir" Ucap wei wuxian pelan sambil menyantap sarapan nya.
Jiang cheng baru saja sampai di terminal yang terletak tak jauh dari apartemen, jiang cheng duduk sambil menunggu kedatangan bis.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya bis yang di tunggu pun datang, jiang cheng segera duduk di bangku yang kosong dan membiarkan bus membawanya ke terminal berikutnya.
Setelah menempuh perjalanan cukup panjang akhinya bus berhenti, jiang cheng perlahan turun dan berjalan cepat menuju kantor tempatnya bekerja, "sial hampir telat" Ucap jiang cheng berlari agar sampai di kantor tepat waktu, jarak terminal dari lan crop cukup jauh, hingga memakan waktu 10 menit perjalanan, namun jika berlari jiang cheng bisa sampai dalam waktu 5 menit saja, bayangkan saja berapa kencang lari jiang cheng?
"Selamat pagi A cheng" Ucap ji ana tersenyum lebar saat jiang cheng baru saja sampai.
Jiang cheng tak menjawab ia sibuk menarik nafas dan menormalkan detak jantungnya yang berbacu kencang akibat kelelahan berlari dari terminal.
"Hey, kau ini kebiasaan telat, walaupun presedir lan menyukaimu, tapi kau tak boleh besar kepala, dan lalai bekerja" Ucap ji ana pelan, semabari mengulurkan sebotol minuman
"Omong kosong" Ucap jiang cheng kesal, bagai mana bisa orang mesum itu menyukainya, oh tidak ini sungguh tidak mungkin, jiang cheng masih lurus dan tak menyimpang, ia masih suka wanita, masih suka tubuh seksi dan ah pokoknya jiang cheng masih lurus
"Kau ini" Ucap ji ana mengerucut kan bibirnya, lagi lagi ia gagal menggoda jiang cheng, lihat saja ia pasti akan mencoba lagi di lain kesempatan
"Urusi pekerjaanmu, nanti siang kita akan bekerja keras bukan? " Ucap jiang cheng duduk di balik menyanya, dan mulai memeriksa beberapa berkas
"Ah iya, aku sampai lupa, pokonya kau harus menepati janjimu untuk meminta tanda tangan pada idolaku nanti, ahh aku sudah tak sabar lagi" Ucap ji ana bersemangat dan memulai pekerjaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love Story Xicheng
Teen Fiction"Hey bodoh aku akan terlambat karna mu" Ucap jiang cheng sepanjang perjalanan, kesal? Tentu saja, ia hanya ingin bekerja dengan tenang namun apa ini, sejak pertemuan mereka bulan lalu lan xichen selalu menganggu nya ia hanya butuh ketenangan tak leb...