Jiang cheng merbahkan ji ana ke ranjang nya, dasar gadis yang merepotkan, tapi setidaknya ia memiliki alasan untuk menghindar dari si sulung lan, jiang cheng tak ingin melihat si sulung lan itu, ia merasa kecewa dan kesal saat ia di abaikan hanya karena jin guangyou sudah berada di gusu, jiang cheng menarik nafas pelan ah ternyta ia hanya di jadikan pengisi saat si sulung lan itu jauh dari kekasihnya hanya sebagai peran pengganti di waktu luang jiang cheng membuang nafas kesal, entah mengapa jiang cheng dengan cepat menyimpulkan hal itu, jiang cheng bisa melihat cinta di mata jin guangyou dengan begitu jelas, tatapan memuja penuh kerinduan,
Di luar sana lan xichen masih tertunduk dalam diam, ia memang sibuk akhir akhir ini sehingga tak sempat untuk sekedar menemui sang pujaan, namun demi dewata yang Agung lan xichen sangat merindu pada si bungsu jiang itu, lalu pemandangan apa yang ia lihat hari ini?, lan xichen tak bisa berbuat apa apa ia hanya bisa diam dan melihat apa yang akan jiang cheng lakukan
"Ah kakak ipar kurasa kau telah membuat shemei ku kecewa" Ucap wei wuxian pelan, ia tentu sangat memahami jiang cheng, jika jiang cheng tidak berteriak dan kehilangan wajah ketus nya berati jiang cheng sudah berada di ambang kemarahan dan lebih memilih untuk bersikap dingin dan datar
"Wei ying " Ucap lan wangji pelan, ia tak ingin kekasih nya selalu menekan Sang kakak bagai mana pun hubungan itu akan terjalain jika keseimbangan perasaan dari kedua belah pihak, namun di sini lan wangji melihat hanya kakak nya yang berjuang sedangkan si bungsu jiang itu sama sekali tak perduli pada kakaknya
"Aku berkata jujur lan zhan, shemei ku tak akan menunjukan wajah dingin itu jika ia tidak kecewa, kau tau kakak ipar akan lebih baik saat
A cheng marah dan berteriak dari pada ia memasang wajah dingin itu, coba kakak ipar ingat ingan apa yang kakak ipar lakukan sehingga A cheng merasa sangat marah" Wei wuxian pelan, ia berharap lan xichen bisa menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin, lagi pula sejak kemaren jiang cheng minim expersi, ia hanya akan berexpesi saat kedatangan ji ana, hanya gadis itu yang mampu mengembalikan mood nya"Ah adik wei, ini memang salah ku, tapi aku pun tak tau pasti penyebabnya, " Ucap lan xichen, ia merasa tak melakukan apapun yang membuat jiang cheng marah seharian ini ia selalu berada di kantor menyelesaikan pekerjaannya, lalu apa yang membuat si bungsu jiang itu marah besar bahkan sudah hampir samapai di tahap kekecewaan,
"Ah tidak apa kakak ipar,lupakan saja, ah silahkan minum, sebenarnya aku membuatkan coklat panas ini untuk
A cheng dan temanya tapi ya sudah lah" Ucap wei wuxian terkekeh pelan, ah pertama kalinya jiang cheng bersikap manis pada seseorang apa lagi seorang gadis, wei wuxian memang mendukung perasaan lan xichen pada jiang cheng namun kebahagiaan jiang cheng adalah yang paling utama baginyaLan xichen hanya diam sembari memadangi pintu kayu yang tertutup rapat itu, tak ada tanda tanda keluarnya pemilik kamar, lan xichen membuang nafas pelan, ia berfikir keras apakah salahnya sehingga ia di suguhi wajah dingin dari bungsu jiang ini?, ia harus mencari tau ia tak ingin masalah ini berlarut larut
Hari beranjak senja mata hari kembali ke persembunyiannya menyisakan warna jingga ke emassan di langit yang kini perlahan mulai memudar di gantikan dengan kegelapan malam, Di kamar, jiang cheng duduk di depan jendela sembari mengotak atik leptonya, tidak ada hari libur untuk seorang jiang cheng ia selalu bekerja, jiang cheng adalah sosok tangguh dan pekerja keras ia tak akan membiarkan fikiran bodoh itu menguasai dirinya, ia tidak memiliki persaan itu, tidak sama sekali, jiang cheng harus menguatkan hatinya dan keyakinannya, yah mungkin jiang cheng hanya merasa sesuatu yang kurang, karena si sulung lan itu selalu mencari perhatian nya dengan berbagai cara namun sulung lan tiba tiba menghilang,
"Agggghh" Ji ana mengeliat pelan dan membukakan matanya, ji ana beranjak duduk sambil mengucek ngucekan matanya pelan, sebenarnya ia merasa sangat enggan untuk bangkit namun ia sudah tertidur dalam waktu yang cukup lama kepalanya sedikit pusing
"Eh" Ucap ji ana saat mendapati tubuhnya berada di tempat asing, dan apa ini? ia berada di atas ranjang dan di dalam sebuah kamar, ji ana berbidik ngeri, ia sudah membaca begitu banyak novel dan menonton drama cinta populer, jika gadis tiba tiba di tempat asing berati mereka telah?, ah tidak tidak mungkin
"Kau?, kau tidak melakukan hal hal aneh kan pada ku" Ucap ji ana sedikit beeteriak saat menemukan jiang cheng yang beralih menatapnya, ji ana segera memeriksa pakaiannya masih utuh syukur lah tidak ada hal yang aneh
"Kau fikir Apa yang aku lakukan? " Ucap jiang cheng ketus, memalingkan wajahnya, wanita bodoh ini sungguh sangat berlebihan
"Bisa saja, kau, kau? " Ucap ji ana, bagai mana pun ia adalah seorang gadis bagai mana bisa ia di bawa ke kamar seperti itu
"kau itu seorang gadis sangat tak pantas tidur di sembarangan tempat" Ucap jiang cheng ketus namun jiang cheng kembali membuang nafas kesal gadis ji ini sungguh menyebalkan "Bisakah kau bersikap tidak berlebihan, jika sudah selesai pulang sana, sudah seharian kamu berada di sini, huh merepotkan ku saja" Ucap jiang cheng ketus
Ji ana terkekeh pelan beranjak turun dari ranjang, ternyata memang benar, ia sudah berada di apartement ini seharian penuh
"Ah kau A cheng sungguh terbaik, baiklah aku akan pulang, jaga diri mu" Ucap ji ana tersenyum lebar
"Kau antar aku" Ucap ji ana terdengar seperti memerintah namun nyatanya ia tak mungkin bisa keluar jika tidak ada yang membukakan Pintu
" Merepotkan "ucap jiang cheng ketus berdiri dari duduk nya membukakan pintu kamar dan berjalan beriringan dengan ji ana menuju pintu utama
" Ah ji ana, apakah kau akan kembali? "Ucap wei wuxian pelan lan wangji masih terlihat duduk di samping wei wuxian, memberi tatapan kurang bersahabat pada ji ana, karena gadis dan bungsu jiang ini telah menyakiti kakaknya, ia tidak akan bisa mentoleransi siapapun yang menyakiti kakak nya
" Ah iya kakak wei, ternyta kau dan? "Ucap ji ana
" Lupakan omong kosong mu, sekarang cepat pulang"ucap jiang cheng ketus namun nyatanya jiang cheng tak mau jika ji ana pulang terlalu larut, udara malam sangat tidak baik untuk seorang gadis
"Ah kau a cheng, suka sekali mengusir ku," Ucap ji ana menggembungkan pipinya kesal, temanya ini sungguh menyebalkan "ah ia kakak wei tuan lan aku pulang" Ucap ji ana tersenyum lebar dan berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu
"Kau jangan sampai terlambat besok" Ucap ji ana
"Hm, segera pulang, jangan bertindak konyol" Ucap jiang cheng ketus namun terdengar begitu manis
"Kau manis sekali A cheng, sampai jumpa" Ucap ji ana sembari memeluk dan meninggalkan kecupan selamat tinggal di pipi jiang cheng, jiang cheng hanya membuang nafas kesal gadis ini sungguh menyebalkan melakukan apapun sesuka hati, ji ana berlalu meninggalkan gedung apartement ini, jiang cheng segera kembali ke dalam apartement
"A cheng, " Ucap wei wuxian membuat jiang cheng menghentikan langkahnya
"Ada apa" Ucap jiang cheng
"Duduk lah terlebih dahulu" Ucap wei wuxian, ia harus menemukan titik terang semua ini, ia tak ingin lan xichen sakit hati namun ia juga tak ingin melihat jiang cheng yang begitu murung setelah hari pemotretan itu
"Cepat katakan, aku akan segera beristirahat" Ucap jiang cheng kembali datar namun duduk di hadapan wei wuxian dan lan wangji
"Apa yang terjadi? " Ucap wei wuxian pelan menatap mata jiang cheng lekat
"Tidak ada" Ucap jiang cheng singkat
"Lalu mengapa dengan wajah dingin itu" Ucap wei wuxian
"Hanya ingin" Ucap jiang cheng singkat pembicaraan ini memang menyebalkan "sudah lah tidak penting aku akan beristirahat, dan kau tolong jangan ribut dan terlalu bersemangat malam ini''ucap jiang dingin, ia tentu dapat menebak jika si bungsu lan akan menginap di apartement kekasihnya ini dan ia juga sudah bisa menduga apa yang terjadi saat sepasang kekasih yang berada dalam satu ruangan itu.
Setelah memperingatkan wei wuxian jiang cheng berjalan cepat menuju kamarnya...
"Dasar berengsek mesum sialan tak tau malu"
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
love Story Xicheng
Teen Fiction"Hey bodoh aku akan terlambat karna mu" Ucap jiang cheng sepanjang perjalanan, kesal? Tentu saja, ia hanya ingin bekerja dengan tenang namun apa ini, sejak pertemuan mereka bulan lalu lan xichen selalu menganggu nya ia hanya butuh ketenangan tak leb...