Bagian 15

2.7K 379 41
                                    

Pemuda dengan pakaian dan cadar serba hitam itu berjalan mengendap-endap sebelum melompati pagar istana dengan cepat. Langkah kakinya yang terlatih membuat ia mampu menapak di atas salju tanpa kendala.

Mata sipit nya lalu menjelajah, memastikan bahwa tidak ada orang lain selain dirinya ditempat ini.

Penutup wajah yang pemuda itu kenakan kemudian terbuka, memperlihatkan wajah tegas milik seorang Park Jisung dengan rambut panjangnya yang setengah menjuntai. Kilau dari pedang yang tersampir dipinggangnya semakin menambah kesan gagah pada dirinya.

Dengan langkah yang seringan angin, Jisung membawa kakinya untuk bergerak menuju ke kediaman pangeran Jaehyun. Ia berjalan dengan penuh kehati-hatian sembari sesekali memantau sekeliling untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaannya.

Belum saja ia tiba di kawasan pavilliun selatan, Jisung dengan cepat menyembunyikan diri ketika merasakan kehadiran orang lain. Pendekar Park itu bersembunyi di salah satu sudut kuil ketika suara langkah yang seperti berlari itu mendekat ke arahnya.

Mungkin Jisung hanyalah rakyat biasa yang bertahan hidup dengan kekerasan tanpa melibatkan pikiran. Tapi untuk saat ini, ia bahkan dapat mengenali dengan jelas siapa-siapa saja para penghuni di istana ini. Dan ketika melihat siluet tak asing itu berlari melewatinya, membuat Jisung memicingkan mata dengan penuh kewaspadaan.

"Gadis itu...."

Derap langkah prajurit terdengar ribut memecah keheningan Joseon malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah prajurit terdengar ribut memecah keheningan Joseon malam ini. Gendang-gendang di tabuh, dan obor-obor dinyalakan. Nyaris seluruh penghuni istana terbangun dan mulai berkumpul mengerubungi halaman istana utama, tak terkecuali dengan Raja Lee Dae Wook.

"Ada apa ini?" sang Raja bertanya pada kasim kepercayaannya. Entah kenapa suasana ini membuatnya khawatir tanpa alasan yang jelas.

"Yang Mulia..." sang kasim memanggilnya dengan nada penuh penyesalan. "Sesuatu telah terjadi pada gunwangja.." lanjutnya dengan lirih.

Tepat setelah sang kasim menyampaikan itu, barisan para prajurit datang membawa sosok Jaehyun yang tangannya telah terikat. Mereka membuat pangeran itu bersimpuh di halaman istana, tepat di hadapan sang Raja yang saat ini menampilkan raut wajah tak percaya.

"Maaf atas kelancanganku ini Yang Mulia," Jenderal Kim sebagai perwira tertinggi dalam prajurit kerajaan bersuara. "Tetapi gunwangja telah melakukan perbuatan berdosa dan kejahatan yang tak termaafkan."

Sang raja terkesiap. Pandangannya melihat pada Jaehyun yang memberikannya sebuah gelengan lemah. "A-apa yang terjadi?" tanya pemimpin Joseon itu dengan suara yang begetar. Kakinya terasa begitu lemah, hinga sang kasim kepercayaan harus turut menyanggah tubuhnya.

"Gunwangja telah melakukan sebuah percobaan pelecehan hingga berakhir pembunuhan terhadap calon putri mahkota, Jang Ae-ri."

Seolah bumi runtuh di atas kepalanya, Raja Lee Dae Wook menatap pada putra sulungnya dengan tatapan terluka dan kekecewaan.

A Flower's Letter; ╰Noren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang