Bagian 1

9.4K 943 31
                                    

Pagi hari yang cerah di musim gugur, bendera-bendera terlihat berkibar dengan anggun di  halaman istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang cerah di musim gugur, bendera-bendera terlihat berkibar dengan anggun di  halaman istana. Dengan para putra-putri bangsawan yang juga terlihat memenuhi halaman aula dengan Hanbok sutra terbaik mereka, untuk turut merayakan hari pemberian gelar kepada siswa-siswa Sungkyunkwan.

Bahkan rakyat juga ikut merayakannya dengan berarak-arakan ditepian jalan.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Raja begitu menyukai para cendikiawan yang kemungkinan akan melanjutkan karir mereka dibawah kementerian kerajaan.

Raja Lee Dae Wook, melihat rupa-rupa pemuda yang saat ini menunduk hormat dihadapannya dengan bangga. Mereka adalah lulusan-lulusan terbaik, lulusan yang akan mampu membantu putra mahkota ketika menaiki tahta. "Aku tidak tahu apakah akan berumur panjang ketika melihat kalian mengabdi untuk kerajaan, tapi aku sangat yakin, jika ditangan kalian Joseon akan berjaya lebih lama lagi."

Sang Raja tersenyum simpul, "Sebagai lulusan terbaik Sungkyunkwan, aku mengucapkan selamat kepada kalian semua."

Para sarjana dengan serepak membungkuk hormat, "Terimakasih atas kemurahan hati anda, Yang Mulia".

Para bangsawan serta para prajurit bahkan juga ikut membungkuk ketika Sang Raja meninggalkan mimbar agungnya.

Perasaan suka cita jelas terasa. Bahkan diantara banyak senyuman bangga dan bahagia yang terpancar disana, ada sepasang kakak beradik tak sedarah yang saling memberikan tatapan bahagianya masing-masing.

Huang Renjun dan Zhong Chenle, sarjana sastra klasik terbaik yang dimiliki Sungkyunkwan.

Huang Renjun dan Zhong Chenle, sarjana sastra klasik terbaik yang dimiliki Sungkyunkwan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun dan Chenle memberikan hormat yang dalam pada sebuah makam dihadapan mereka. Nisan bertuliskan Shin Hee Suk ikut menemani kedua anak itu dalam berdoa. Dengan dupa yang menyala dan aroma musim gugur memenuhi rasa indra, kepergian sosok ini tidak terasa sudah tiga tahun lamanya.

"Ayah...." Renjun berkata lirih.

"Untuk semua hal ini, kami sangat berterimakasih."

Chenle tersenyum lemah, sejujurnya dirinya penuh dengan kerinduan tapi ia tak bisa bersuara. Air matanya bahkan bisa akan tumpah kapan saja.

Ck, bahkan hingga saat ini, ia merasa masih menjadi putra kecil yang sangat manja.

A Flower's Letter; ╰Noren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang