Joseon selalu diumpamakan sebagai tempat dimana matahari lahir hingga menyingsing dengan gagah di angkasa. Wilayahnya yang dilalui oleh sungai yang deras dan lereng gunung yang rimbun serta subur, seakan menggambarkan bahwa hal-hal baik memang tercipta disana.
Sebuah tanah yang diberkati, orang-orang bilang. Seolah Dewa memang sengaja memindahkan semua isi surga ketempat ini. Bahkan syair-syair kuno pun tak akan pernah putus untuk menggambarkan kemakmurannya.
Tapi tahukah kalian pada neraka yang Joseon miliki?
Istana kerajaan. Dimana semua kemewahan yang selalu didamba setiap orang terdapat didalamnya. Keturunan yang lahir dalam bentuk fisik terbaik, harta benda yang tak pernah putus mengelilingi, juga martabat yang mampu membuat siapapun yang terikat pada tempat ini merasa dapat mencengkram dunia dan seluruh isinya dalam genggaman.
Tapi tidak bagi Jeno. Bangunan megah dimana ia dilahirkan dan berpijak kini, bahkan tidak lebih buruk dari apapun.
Disini, pertikaian dapat dengan mudah tersulut. Kemunafikan berbalut topeng penuh muslihat dapat kalian temukan setiap harinya. Membuat hati nurani yang kalian miliki akan menyangsikan setiap lekuk wajah orang-orang yang kalian temui.
Tempat ini adalah neraka.
Sebuah neraka dimana gerbang dan pilar-pilar kokoh yang membangunnya seakan terbuat dari tulang belulang orang-orang suci yang bersalah karena kesalah pahaman. Juga luas dan kemegahan yang selalu diagungkan pun tak lain terbentuk dari genangan darah pertikaian.
Hitam dan putih.
Baik dan buruk.Kau tidak akan dapat lagi menemukan perbedaannya karena neraka ini telah menjadi tempat dimana para iblis tinggal.
Mulai saat ini Jeno akan mengingat semua hal itu dengan jelas. Bagaimana saat gerbang istana tertutup menelan bayangan Jaehyun dari pelupuk matanya. Serta bagaimana ketika punggungnya berbalik menjauh dan berdiri tanpa goyah menghadap pada sang ayahanda.
"Aku bersedia untuk melakukan pernikahan. Karena itu, segera berikan tahta kerajaan ini kepadaku, Abamama."
Kalau memang begini jalannya, maka Jeno tidak keberatan jika harus menjadi iblis sekalian.
Berita kematian calon putri mahkota telah tersiar kepenjuru Joseon. Di pasar, di pelabuhan, di kaki gunung, semua orang membicarakannya tanpa henti. Mereka seolah tak lelah meratapi nasib buruk yang telah dialami oleh calon ratu dari negeri ini.
Taeyong menatap pemandangan didepannya dengan cemas. Tubuhnya sempat beberapa kali berbenturan dengan orang lain yang juga mengerubungi jalanan.
Bunyi dari tapak kuda yang melangkah pelan kemudian terdengar. Derap pelan dari hewan berkaki empat itu berhasil menyebabkan orang-orang disekelilingnya semakin bertindak tak tentu arah dan membuat dirinya beberapa kali terpojok hingga menjauh dari kerumunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Flower's Letter; ╰Noren╮
FanfictionDisaat taktik dan intrik penguasaan istana berjalan seiring dengan kisah cinta milik Sang Putra Mahkota. Jika Lee Jeno telah jatuh cinta, Renjun yang hanya seorang hamba tidak akan bisa apa-apa. _________________________________________ Start : 23...