𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐃𝐀𝐃𝐃𝐘 [ 𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭 ✓]

Page 10

Eps. 10 : Pendosa Kedua

Isi Absensi dulu sayangku 💋👉🏻

---

Ketika Sean membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah wajah orang yang paling ia kutuk di muka bumi ini. Dan hal pertama yang ia rasakan adalah rasa sakit di sekujur tubuh.

"Siapa itu Yixian?" tanya Yibo selagi menjadikan dirinya atap di atas Sean terbaring. "Kau menyebut nama itu berkali-kali."

"Bukan siapa-siapa," jawabnya lemas, lalu menyibak kepala Yibo menyingkir dari pandangan. Kini nampaklah pemandangan langit biru berawan, dengan terik cahaya matahari menyorot terang, menandakan hari menjelang siang.

"Langitnya terlihat aneh," gumam Sean selagi berusaha menggerakan tangannya untuk mengusap mata dan melihat sekali lagi. Nampak awan-awan di atas langit sana bergerak cepat, terlalu cepat dan tidak wajar. Bukan hanya itu, Sean juga menyadari alasnya berbaring terasa melayang.

Semua pertanyaan itu tuntas ketika Yibo mencipratkan air ke wajah Sean lalu menyeretnya bangun terduduk, "Lihat sekitarmu, kita mengapung."

"Ha?!"

Di atas sebuah rakit kayu yang telah rapuh, keduanya berlindung dari air sungai yang mengalir deras di tengah rimbunnya pepohonan.

"Apa yang terjadi? Kenapa kita ada di sini?" Sean lalu memeriksa tubuhnya, ia dalam keadaan sempurna selain kehilangan tenaga dan sedikit sensasi pusing yang membelai kepalanya. Lalu di sampingnya, Yibo terlihat memiliki luka di bagian lutut yang telah ia balut dengan kemeja. Tubuhnya hanya dilapisi kaos T-shirt putih tipis yang membuat otot perutnya tertampak jelas. Pemandangan yang cukup estetik dalam suasana yang tak menyenangkan.

"Apa yang kau lihat?" Yibo menegur.

"T-tidak ada. Kau belum menjawab pertanyaanku, apa yang terjadi?"

Dengan wajah pucat dan lelah, Yibo lalu menjelaskan, "Kita terjun seperti yang sudah direncanakan. Aku menyembul ke permukaan, tapi aku tak melihatmu. Jadi aku menyelam dan--"

"Jangan bilang kalau kau telah menyelamatkanku?!"

"Jangan menyela, aku belum selesai." Yibo menatap sebal kemudian melanjutkan, "Setelah menyelam lagi dan lagi sampai aku nyaris mati, akhirnya aku menemukanmu. Kau tak sadarkan diri, lalu aku menarikmu naik ke permukaan dan bergerak menuju tepian. Tapi, cedera pada kakiku membuatku tak mampu berenang lagi. Jadi aku hanya mampu membiarkan tubuh kita terapung terbawa arus hingga kemudian aku menemukan rakit rusak ini."

Sean mengangguk tipis. "Lalu kau mau aku berterima kasih padamu? Tidak, kau seharusnya membiarkanku tenggelam dan mati saja. Lagipula, semua ini terjadi karenamu. Kenapa begitu banyak orang yang menginginkanmu mati? Tidakkah kau berpikir hidupmu itu tak ada gunanya?"