Extra Chapter | End 🖤

7.8K 749 311
                                    

--- 3 Tahun Kemudian ---

Osaka, Jepang.

Pisau tajam membelah tubuh ikan dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pisau tajam membelah tubuh ikan dengan lembut. Tangan terlatih itu membalik dan menyayat dagingnya menjadi irisan tipis.

Air mendidih, ia mengecilkan api lalu memasukan bahan sayuran ke dalamnya. Pisau itu ia cuci bersih lalu tancapkan di atas papan pengiris. Bilahnya mengkilap terkena cahaya lampu yang bergerak dari pintu yang dibuka dari luar.

"Kami sudah tutup." Pemilik kedai makanan itu lalu berjalan menghampiri pendorong pintu yang mengabaikan papan "Sudah Tutup"-nya.

"Sudah tutup tapi pintunya tidak dikunci," ucap Yong Qi sambil memburu kursi.

"Lampunya juga masih menyala," Xing Li menimbali dari belakang. Ia berjalan agak sempoyongan menyusul Yong Qi duduk.

Keduanya terlihat sedikit mabuk.

Yamato melepas celemeknya lalu bergabung. "Kalian baru selesai bersenang-senang?"

"Kami baru saja menghabiskan uang." Yong Qi menggeser kursinya agak ke depan mendekati Yamato.

"Tabungan kami mulai menipis, berilah kami pekerjaan?" pintanya.

Xing Li memasang sikap yang sama. "Pekerjakan kami di sini, bagaimana?" timbalnya.

"Kau tahu aku juga pemain pisau yang handal. Aku tidak bisa memasak, tapi aku bisa membantumu menyembelih sayuran. Yong Qi punya tangan yang kuat, dia bisa jadi waiter yang gesit dengan membawa 30 mangkuk sekaligus di tangannya."

Yong Qi menatap Xing Li tak senang. "Aku tidak mau jadi pengantar makanan. Bagaimana dengan bar? Aku bisa mengolah minuman."

Yamato tersenyum dan menggelengkan kepala. "Tidak. Ini hanya kedai kecil, dan aku tidak punya banyak uang tidak menggaji kalian."

"Tapi bukankah mengerjakan segalanya sendirian, sangat melelahkan?" Pertanyaan Yong Qi disambut oleh suara gaduh dari atap, lantai dua yang merupakan rumah pribadi Yamato juga.

Dari atas sana, terdengar langkah kaki menghentak-hentak lantai. Benda-benda yang berjatuhan, lalu teriakan menjerit.

"Berisik sesekali. Bagaimana kau bisa tahan tinggal dengan makhluk-makhluk itu?" Xing Li menatap heran.

Yamato hanya tertawa dan menjawab santai, "Aku yang membawa mereka kemari. Aku harus terbiasa."

"Hiyaaahhh!!! Hauaaahh!"

Hentakan kaki itu kini terdengar semakin jelas, datang menuruni anak tangga.

"Yamato, dia menggigitku!" Dei Lung berlari dan bersembunyi di punggung Yamato.

Dari tangga lalu menyusul sosok anak kecil di usia sekitar 7 tahunan yang terlihat marah.

"Jangan mendekat! Menjauh dariku, bocah gila!" Dei Lung menjerit.

𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐍𝐆 𝐅𝐎𝐑 𝐃𝐀𝐃𝐃𝐘 [ 𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭 ✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang