🌺Happy Reading🌺
Setiap hembusan nafas yang di keluarkan adalah permata yang tidak bisa dihargai dengan apapun. Dan setiap nafas yang dikeluarkan itu secara tidak langsung mendekatkanmu kepada kematian.
°°°
~MUHASABAH CINTAKU~
Rasanya menjalani hubungan tanpa adanya ikatan cinta. Memang sulit untuk di lewati. Bahkan dirinya tak tau harus berlaku seperti apa. Ia terlalu munafik untuk mengatakan jika ia baik-baik saja dengan pernikahan nya.
Nyatanya ia terluka dan tak tau mau berbuat apa selain pasrah dan menerima semuanya. Ada kalah ia mengeluh dan mengeluarkan umpatan tak ikhlas dengan apa yang terjadi dalam hidupnya saat ini. Namun, ia malu karena telah banyak nikmat dan karunia yang diberikan oleh-Nya.
Gus Hanif sedang mengajar santri di aula. Karena jadwal menghafal hafalan dan setiap santri harus menyetorkan hafalannya. Cukup memakan waktu lama.
Tak terasa jam pengajaran nya sudah habis. Ia pun pamit pada para santri dan kembali ke ruangan. Banyak tumpukan buku yang harus ia selesaikan. Namun, dalam perjalanan nya ia tak sengaja bertemu dengan istrinya.
Tidak ada honeymoon setelah pernikahan nya berlangsung. Karena Nisya pun lebih memilih di pondok saja dan mengajar. Hanif pun tak masalah dengan hal itu. Jujur ia juga masih belum sepenuhnya menerima pernikahan ini.
"Mas."
"Iya Sya?" Setelah menikah Hanif punya panggilan sendiri untuk istrinya.
"Mau kemana?"
"Keruangan, banyak tumpukan buku yang belum ku nilai." Nisya mengangguk paham.
"Kamu sendiri?"
"Oh ya, aku mau izin sebentar. Aku mau ke luar buat beli keperluan rumah."
"Mau ku antar?"
"Tidak perlu, aku akan pergi dengan ummah." Hanif pun memganguk. Ia menatap lekat ambil mata istrinya.
"Mas."
"Iya?"
"Terimakasih, aku bahagia menikah dengan mu. Terimakasih karena telah menjadi imam yang baik untuk ku. Aku tak akan sanggup jika kehilangan mu. Tapi jika memang kepergian ku yang kamu inginkan maka aku mencoba untuk pergi, tanpa ada yang tersakiti lagi."
Hanif tertegun mendengar ucapan dari mulut istrinya. Mengapa tanpa sebab istrinya melontarkan kalimat yang amat menusuk hatinya. Apa ia sudah mengetahui semuanya?
Nisya pun pamit pada Hanif, tak menunggu respon darinya. Karena Nisya tau, bahwa yang ada di hati suaminya bukanlah dirinya, tapi wanita lain.
***
Sampainya di ruangan ia sudah disambut baik dengan tumpukan buku yang tertumpuk rapi di atas mejanya. Dengan telaten dan cekatan Hanif mampu menyelesaikan semuanya dengan cepat.
Hanif mulai merasakan kantuk, ia pun menyuruh seorang santriwati untuk membuatkannya segelas kopi hangat. Tak berseling lama kopi pun datang. Namun bukan hanya kopi yang datang tapi kabar tak mengenakkan pun ia dapatkan.
"Assalamualaikum gus, ini kopinya."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Na'am syurkon."
"Afwan gus, ning Nisya."
"Kenapa?"
"Ana baru dapat kabar tadi. Ning Nisya mengalami kecelakaan." Hanif berdiri, ia terkejut mendengar nya. Dengan cepat ia berjalan keluar dari ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muhasabah Cintaku
Teen FictionTerkadang yang di harapkan tak selalu bisa di genggam. Dan yang di kejar tak selalu bisa di dapatkan. Karena semua telah berjalan karena atas takdir dan catatan skenarionya. Sekuat apapun dan setekat apapun usaha. Tidak akan bisa menang dengan yang...