🌺Happy Reading🌺
°°°
~MUHASABAH CINTAKU~
Perbedaan waktu menjadi faktor utama baginya. Ia harus rela membagi waktu untuk menghubungi kekasihnya atau paling tidak memberi kabar. Waktu ibukota jakarta lebih cepat 5 jam dari jerman. Jadi jika di jerman pukul 03.35 maka di jakarta sudah pukul 08.35Zeline menyibak selimut nya, rasanya sangat lelah bekerja seharian tanpa henti. Ia harus punya ekstra kesabaran untuk terus mengabdi pada sang ayah. Jika bukan karena pekerjaan mana mau Zeline sesibuk ini dan meninggalkan kekasihnya disana.
Pagi tepat pukul 03.35 Zeline harus bangun. Ia ingin menghubungi kekasihnya itu. Sudah lama rasanya tak mendengar suara lantang dan serak itu yang membuatnya candu.
Jika di tanya apakah dia merindukan kekasihnya? Maka dengan cepat Zeline menjawab, iya. Dia sangat merindukan belahan jiwanya itu. Apa kabar dengan nya kenapa tidak ada kabar akhir-akhir ini.
Ia membuka aplikasi whatsaap dan membuka room chat dengan sosok yang di rindukannya. Seulas senyum saat ia melihat tanda online disana dan segera ia mengetikan sesuatu.
My love
Hai sayang... Apakah kamu merindukan ku?Kenapa sejak kemarin tidak ada satu pun notip darimu? Apakah kau sudah melupakannya ku Harizh Alfarizi?
Tanda dua abu-abu itu seketika berubah menjadi biru. Yang artinya orang disana sudah membacanya. Tak berselang lama ia dapat notip kembali yang membuat nya jengah.
Hai sayang, maaf aku sedang sibuk kerja hingga tidak ada waktu mengabarimu. Maafkan aku ya, aku janji aku akan segera kesana dan menemui. Tunggu kedatangan ku. I Love you.
Lagi dan lagi alasannya tetap sama, sibuk dan sibuk. Apakah pekerjaan nya terlalu banyak hingga tak ada waktu untuk sekedar mengabarinya?
Oh tidak Zeline dirimu tidak boleh egois. Jangan sampai Harizh berpaling dari yang lain dengan tindakan kekanak-kanakanmu ini._batinnya.
***
Sudah seminggu terlewati olehnya, Habibah masih saja terlihat canggung dan merasa sungkan berada di kediaman keluarga Alfarizi. Padahal Mira sangat asik dan ramah terhadapnya.
Di kamar Harizh atau lebih tepat kamar mereka. Habibah masih menunggu batang hidung sang suami. Sudah sejak 5 menit yang lalu suaminya itu tak kunjung keluar dari kamar mandi. Ia takut jika terjadi sesuatu didalam sana.
Saat ia ingin memastikan suaminya baik-baik saja. Pintu kamar mandi tersebut sudah terbuka lebar dan menampak perawakan suaminya. Alih-alih mengabaikan pandangan nya, ia malah salah fokus pada bentuk tubuh Harizh yang menurutnya sangat berisi.
Astagfirullah Habibah mikir apa kamu tuh_batinnya
"Kenapa?"
"E-eh enggak papa ko mas,"
"Oh ya, sarapannya udah aku siapin di ruang makan. Tadi bunda pamit ke aku katanya mau pergi sebentar."
Harizh hanya mengangguk dan berlalu ke lemari pakaiannya. Dengan tanpa aba-aba Harizh memakai baju di depan nya. Habibah buru-buru keluar dari kamar, ia takut khilaf melihat perut kota-kota suaminya.
Meski sudah menikah, Habibah masih belum bisa memberi sebagian hak milik suaminya. Harizh pun belum ada tanda-tanda untuk meminta hak-nya. Jadi Habibah masih bisa berbafas lega.
Sampainya di ruang makan mereka hanya terfokus pada makanannya. Tak ada pembicaraan lain selain suara dentingan sendok dan garpu.
Setelah menyudahi sarapanya. Harizh maupun Habibah masih saling diam. Lalu tanpa banyak bicara lagi Harizh beranjak dari sana dan melangkah ke arah ruang tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Muhasabah Cintaku
Teen FictionTerkadang yang di harapkan tak selalu bisa di genggam. Dan yang di kejar tak selalu bisa di dapatkan. Karena semua telah berjalan karena atas takdir dan catatan skenarionya. Sekuat apapun dan setekat apapun usaha. Tidak akan bisa menang dengan yang...